Allah Maha Penyayang (Ar Rahiim / الرَّحِيمِ )
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Begitulah di
setiap surat Al Qur’an (kecuali surat At Taubah) dituliskan kalimat
Basmallah.
Allah Maha Penyayang. Sebetulnya Allah benar-benar menyayangi/mencintai
hambaNya. Beda sifat Ar Rahman(Maha Pengasih) dengan Ar Rahiim (Maha
Penyayangh) adalah sifat Ar Rahman (Maha Pengasih) meliputi seluruh
makhluk Allah baik yang beriman mau pun yang kafir. Allah memberikan
alam semesta ini seperti air, udara, bumi dan sebagainya ke semua
makhluknya tanpa pandang bulu.
Ada pun sifat Ar Rahim (Maha Penyayang) itu adalah khusus bagi hamba-hamba Allah yang beriman. Hamba Allah yang saleh:
“Sungguh Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anak bayinya” [HR Bukhari dan Muslim]
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا
مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Az Zumar: 53)
Allah menurunkan 1% dari rahmatnya ke dunia. Dengan 1% rahmat saja
seekor binatang pun mengangkat kakinya karena khawatir menginjak
anaknya. Ada pun 99% lagi akan diberikan nanti di akhirat:
Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: “Allah menjadikan kerahmatan itu sebanyak seratus bagian,
olehNya ditahanlah yang sembilan puluh sembilan dan diturunkanlah ke
bumi yang satu bagian saja. Maka dari kerahmatan yang satu bagian itu
sekalian makhluk dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor
binatangpun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau
akan mengenai -menginjak- anaknya itu.” Dalam riwayat lain disebutkan:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sebanyak seratus kerahmatan dan
olehNya diturunkanlah satu bagian dari seratus kerahmatan itu untuk
diberikan kepada golongan jin, manusia, binatang dan segala yang
merayap. Maka dengan satu kerahmatan itu mereka dapat saling kasih
mengasihi, dengannya pula dapat sayang menyayangi, bahkan dengannya pula
binatang buas itu menaruh iba hati kepada anaknya. Allah mengakhirkan
yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya
Allah akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)
Rahmat Allah mendahului murkaNya:
Allah Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): “RahmatKu mendahului murkaKu.” (HR. Muslim)
Kasih sayang Allah tergambar dari hadits di bawah:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى
الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ:
فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً
كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ
عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ
كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ
عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً،
وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَة
[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau meriwayatkan dari Tuhannya, Tabaaraka wa ta’aala.
Firman-Nya: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan nilai kebaikan dan
kejahatan, kemudian Dia menjelaskannya. Maka siapa berniat mengerjakan
kebaikan tetapi tidak dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu
kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat untuk berbuat kebaikan lalu ia
mengerjakannya, Allah mencatatnya sebagai 10 sampai 700 kali kebaikan
atau lebih banyak lagi. Jika ia berniat melakukan kejahatan, tetapi ia
tidak mengerjakannya, Allah mencatatkan padanya satu kebaikan yang
sempurna. Jika ia berniat melakukan kejahatan lalu dikerjakannya, Allah
mencatatnya sebagai satu kejahatan”. [HR. Bukhari dan Muslim dalam Kitab
Shahihnya dengan redaksi yang sama]
Jika Allah tidak penyayang dan sekadar membalas 1 kebaikan dengan 1 pahala, berapa banyak manusia yang masuk surga?
Kasih sayang Allah terpancar dari Hadits Qudsi (Firman Allah yang tidak
dicantumkan dalam Al Qur’an, tetapi di Hadits dengan redaksi dari Nabi):
عَنْ أَبِي ذَرٍّ اْلغِفَارِي, عَنْ النّبِيّ صلى الله عليه وسلم. فِيمَا
رَوَىَ عَنِ اللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَىَ أَنّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِي
إِنّي حَرّمْتُ الظّلْمَ عَلَىَ نَفْسِي. وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرّماً. فَلاَ تَظَالَمُوا.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ ضَالّ إِلاّ مَنْ هَدَيْتُهُ. فَاسْتَهْدُونِي
أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِي كُلّكُمْ جَائِعٌ إِلاّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ.
فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ عَارٍ إِلاّ مَنْ كَسَوْتُهُ. فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللّيْلِ وَالنّهَارِ, وَأَنَا
أَغْفِرُ الذّنُوبَ جَمِيعاً. فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرُ لَكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرّي فَتَضُرّونِي. وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ, وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ.
كَانُوا عَلَىَ أَتْقَىَ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ. مَا زَادَ ذَلِكَ
فِي مُلْكِي شَيْئاً.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ.
كَانُوا عَلَىَ أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ
مُلْكِي شَيْئاً. يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ.
وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي.
فَأَعْطَيْتُ كُلّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمّا
عِنْدِي إِلاّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ.
يَا عِبَادِي إِنّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ. ثُمّ
أُوَفّيكُمْ إِيّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللّهَ. وَمَنْ
وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنّ إِلاّ نَفْسَهُ».
Dari Abu Dzarr al-Ghifary RA., dari Nabi SAW., dalam apa yang
diriwayatkannya dari Rabb-nya ‘Azza Wa Jalla bahwasanya Dia berfirman,
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku
perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka
janganlah kalian saling berbuat zhalim.
Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah sesat kecuali orang yang telah
Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri
kalian petunjuk.
Wahai para hamba-Ku, setiap kalian itu adalah lapar kecuali orang yang
telah Aku beri makan; maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri
kalian makan.
Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah telanjang kecuali orang yang
telah Aku beri pakaian; maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku
beri kalian pakaian.
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat kesalahan di malam dan
siang hari sedangkan Aku mengampuni semua dosa; maka minta ampunlah
kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian.
Wahai para hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak akan mampu menimpakan
bahaya kepada-Ku sehingga kalian bisa membayakan-Ku dan tidak akan mampu
menyampaikan manfa’at kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi manfa’at
pada-Ku.
Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari
kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling
takwa di antara kamu (mereka semua adalah ahli kebajikan dan takwa),
maka hal itu (keta’atan yang diperbuat makhluk-red.,) tidaklah menambah
sesuatu pun dari kekuasaan-Ku
Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari
kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling
fajir (bejad) di antara kalian (mereka semua ahli maksiat dan bejad),
maka hal itu (kemaksiatan yang mereka perbuat-red.,) tidaklah mengurangi
sesuatu pun dari kekuasaan-Ku.
Wahai para hamba-Ku, andaikata generasi terdahulu dan akhir dari kalian,
golongan manusia dan jin kalian berada di bumi yang satu (satu lokasi),
lalu meminta kepada-Ku, lantas Aku kabulkan permintaan masing-masing
mereka, maka hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada di sisi-Ku kecuali
sebagaimana jarum bila dimasukkan ke dalam lautan.
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya ia hanyalah perbuatan-perbuatan kalian
yang aku perhitungkan bagi kalian kemudian Aku cukupkan buat kalian;
barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah
dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela
selain dirinya sendiri.”(HR.Muslim)
Dari Anas bin Malik ra dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Alloh SWT berfirman, “Wahai anak Adam, sepanjang engkau
memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni apa yang telah
kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu
setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku akan
Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa
kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa
menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu
dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, ”hadits ini
hasan shahih.”)
Agar disayang Allah, hendaknya kita menyayangi yang ada di muka bumi baik itu manusia, hewan, tumbuhan, dan alam ini:
Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih),
karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu
dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR. Bukhari)
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)
Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga
kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi.
Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling
berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim)
Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah -wahai Muhammad-, jikalau engkau
semua mencintai Allah, maka ikutilah saya, tentu engkau semua dicintai
oleh Allah, serta Allah mengampuni dosamu semua dan Allah itu adalah
Maha Pengampun lagi Penyayang.” (Ali-Imran: 31)
Berikut doa Nabi Daud agar disayang Allah:
Rasulullah SAW bersabda: “Di antara doa Nabi Daud AS ialah: “Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang
mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku
kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada
diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah SAW
mengingat Nabi Daud AS beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam
beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)
Allah begitu sayang kepada HambaNya sehingga meski kebaikannya hanya
sebesar dzarrah/atom, Allah akan membalasnya selama orang itu beriman
kepadaNa.
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah saw. bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami di hari kiamat?
Rasulullah saw. bersabda: Ya! Kemudian beliau melanjutkan: Apakah kalian
terhalang melihat matahari di siang hari yang cerah, yang tidak ada
awan sedikit pun? Apakah kalian terhalang melihat bulan pada malam
purnama yang cerah tanpa awan sedikit pun? Kaum muslimin menjawab:
Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Kalian tidak akan
terhalang melihat Allah Taala pada hari kiamat, sebagaimana kalian tidak
terhalang melihat salah satu dari matahari dan bulan. Ketika hari
kiamat terjadi, ada penyeru yang mengumumkan: Setiap umat hendaklah
mengikuti apa yang dahulu disembah. Maka tidak tersisa orang-orang yang
dahulu menyembah selain Allah yakni berhala, kecuali mereka berjatuhan
ke dalam neraka. Hingga yang tinggal hanya orang-orang yang menyembah
Allah ada yang baik dan ada yang jahat serta sisa-sisa Ahli Kitab, maka
dipanggillah orang-orang Yahudi. Mereka ditanya: Apa yang dahulu kalian
sembah? Mereka menjawab: Kami menyembah Uzair anak Allah. Dikatakan:
Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau
anak. Lalu apa yang kalian inginkan? Mereka menjawab: Kami haus, ya
Tuhan kami berilah kami minum. Lalu ditunjukkan pada mereka: Kenapa
kalian tidak datang ke sana? Mereka digiring ke neraka, seolah-olah
neraka itu fatamorgana yang saling menghancurkan. Mereka pun berjatuhan
ke dalam neraka. Kemudian orang-orang Kristen dipanggil. Mereka ditanya:
Apa yang dahulu kalian sembah? Mereka menjawab: Kami menyembah Isa
Almasih anak Allah. Dikatakan kepada mereka: Kalian salah! Allah tidak
menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau anak. Apa yang kalian
inginkan? Mereka menjawab: Kami haus ya Tuhan, berilah kami minum. Lalu
ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak datang ke sana? Mereka
digiring ke neraka Jahanam, seolah-olah neraka itu fatamorgana
yang saling menghancurkan. Mereka pun berguguran ke dalam neraka.
Ketika yang tinggal hanya orang-orang yang dahulu menyembah Allah Taala
(yang baik dan yang jahat), maka Allah datang kepada mereka dalam bentuk
yang lebih rendah daripada bentuk yang mereka ketahui. Dia berfirman:
Apa yang kalian tunggu? Setiap umat mengikuti apa yang dahulu disembah.
Mereka mengucapkan: Ya Tuhan kami, di dunia kami memisahkan diri dari
orang-orang yang sebenarnya sangat kami butuhkan (untuk membantu
kehidupan di dunia) dan kami tidak mau berkawan dengan mereka (karena
menyimpang dari jalan yang digariskan oleh agama). Allah berfirman:
Akulah Tuhan kalian! Mereka mengucap: Kami mohon perlindungan kepada
Allah darimu. Kami tidak akan menyekutukan Allah dengan apapun (ini
diucapkan dua atau tiga kali), sampai sebagian mereka hampir-hampir
berubah (berbalik dari kebenaran, karena cobaan berat yang berlaku saat
itu). Allah berfirman: Apakah antara kalian dan Dia ada
tanda-tanda, sehingga dengan demikian kalian dapat mengenal-Nya? Mereka
menjawab: Ya, ada. Lalu disingkapkanlah keadaan yang mengerikan itu.
Setiap orang yang hendak bersujud kepada Allah dengan keinginan sendiri,
pasti mendapat izin Allah. Sedangkan orang yang akan bersujud karena
takut atau pamer, tentu Allah menjadikan punggungnya menyatu (sehingga
tidak dapat sujud). Setiap kali hendak sujud, ia terjungkal pada
tengkuknya. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka, sementara itu
Allah telah berganti rupa dalam bentuk yang mereka lihat pertama kali.
Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka menyahut: Engkau Tuhan
kami. Kemudian suatu jembatan dibentangkan di atas neraka Jahanam dan
syafaat diperbolehkan. Mereka berkata: Ya Allah, selamatkanlah,
selamatkanlah. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apakah jembatan itu?
Rasulullah saw. bersabda: Tempat berpijak yang licin (menggelincirkan).
Padanya terdapat besi berkait dan besi berduri. Di Najed ada
tumbuhan berduri yang disebut Sakdan. Seperti itulah besi-besi
berkaitnya. Orang-orang mukmin melewati jembatan tersebut ada yang
secepat kejapan mata, ada yang seperti kilat, seperti angin, seperti
burung, seperti kuda atau unta yang kencang larinya. Mereka terbagi
menjadi tiga kelompok, golongan selamat sama sekali, golongan yang
terkoyak-koyak tapi dapat bebas dan golongan yang terjerumus ke dalam
neraka Jahanam. Pada saat orang-orang mukmin telah terbebas dari neraka,
maka demi Zat yang menguasai diriku, tidak ada orang yang sangat
menaruh perhatian dalam meraih kebenaran, melebihi orang-orang mukmin
yang mencari kebenaran kepada Allah demi kepentingan saudara-saudara
mereka yang masih berada di neraka. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami,
mereka dahulu berpuasa bersama kami, salat dan beribadah haji. Lalu
difirmankan kepada mereka: Keluarkanlah orang-orang yang kalian kenal.
Maka wajah mereka diharamkan atas neraka. Mereka mengeluarkan banyak
orang
dari neraka. Ada yang sudah terbakar hingga separuh betisnya dan ada
yang sudah sampai ke lututnya. Orang-orang mukmin itu berkata: Ya Tuhan
kami, di dalam neraka tidak ada lagi seorang pun yang Engkau perintahkan
untuk dikeluarkan. Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)!
Barang siapa yang kalian temukan di hatinya ada kebaikan meski hanya
seberat dinar. Keluarkanlah. Kemudian mereka dapat mengeluarkan banyak
orang. Lalu mereka berkata: Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu apakah di
neraka masih ada orang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan. Allah
berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian
temukan di hatinya ada kebaikan maski hanya seberat setengah dinar,
keluarkanlah. Mereka dapat mengeluarkan lagi banyak orang. Setelah itu
mereka berkata: Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu, apakah di sana masih ada
seseorang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan. Allah berfirman:
Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian
temukan di dalam hatinya terdapat kebaikan meski hanya seberat atom,
keluarkanlah. Lagi-lagi mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Kemudian
mereka berkata: Ya Tuhan kami. Kami tidak tahu apakah di sana masih ada
pemilik kebaikan. Abu Said Al-Khudri berkata: Jika kalian tidak
mempercayaiku mengenai hadis ini, maka bacalah firman Allah:
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar atom. Dan
jika ada kebaikan sebesar atom, niscaya Allah akan melipat-gandakannya
dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. Allah Taala berfirman:
Para malaikat telah memohon syafaat, para nabi telah memohon syafaat dan
orang-orang mukmin juga telah memohon syafaat. Yang tinggal hanyalah
Zat yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang. Lalu Allah
mengambil dari neraka dan mengeluarkan dari sana sekelompok orang yang
sama sekali tidak pernah beramal baik. (Saat itu) mereka telah menjadi
arang hitam. Mereka dilempar ke sebuah sungai dekat mulut
surga, yang disebut Sungai Kehidupan. Kemudian mereka keluar seperti
tumbuhan kecil keluar dari lumpur banjir. Bukankah kalian sering melihat
tumbuhan kecil di sela-sela batu atau pohon, di mana bagian yang
terkena sinar matahari akan berwarna sedikit kuning dan hijau, sedangkan
yang berada di keteduhan menjadi putih? Para sahabat menyela:
Seolah-olah baginda dahulu pernah menggembala di dusun. Rasulullah saw.
meneruskan: Lalu mereka keluar bagaikan mutiara. Di leher mereka ada
kalung, sehingga para ahli surga dapat mengenali mereka. Mereka adalah
orang-orang yang dibebaskan Allah, yang dimasukkan oleh Allah ke dalam
surga, tanpa amal yang mereka kerjakan dan tanpa kebaikan yang mereka
lakukan. Kemudian Allah berfirman: Masuklah kalian ke dalam surga.
Apapun yang kalian lihat, itu adalah untuk kalian. Mereka berkata: Ya
Tuhan kami, Engkau telah memberi kami pemberian yang belum pernah Engkau
berikan kepada seorang pun di antara orang-orang di seluruh
alam. Allah berfirman: Di sisiku ada pemberian untuk kalian yang lebih
baik daripada pemberian ini. Mereka berkata: Ya Tuhan kami, apa lagi
yang lebih baik daripada pemberian ini? Allah berfirman: Rida-Ku,
sehingga Aku tidak akan murka kepada kalian sesudah itu, selamanya.
(Shahih Muslim No.269)
Agar disayang Allah, hendaknya kita senantiasa saling sayang-menyayangi.
Seorang Muslim tidak akan mencari atau berburuk sangka kepada sesama
Muslim dengan dalih apa pun. Tidak sepantasnya seorang Muslim berlaku
keji hanya karena beda paham/aliran:
Allah Ta’ala berfirman pula: “Hai sekalian orang yang beriman, siapa
yang bermurtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan kaum yang
dicintai olehNya dan merekapun mencintaiNya. Mereka itu bersikap lemah
lembut kepada kaum mu’minin dan bersikap keras terhadap kaum kafirin.
Mereka berjihad fisabilillah dan tidak takut celaan orang yang suka
mencela. Demikian itulah keutamaan Allah, dikurniakan olehNya kepada
siapa yang dikehendakiNya dan Allah adalah Maha Luas KaruniaNya serta
Maha Mengetahui.” (al-Maidah: 54)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman -dalam hadits Qudsi: “Barangsiapa
yang memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan
Kuperangi -Kumusuhi. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan
sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa
yang telah Kuwajibkan padanya. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat
padaKu dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga akhirnya Aku
mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Akulah telinganya
yang ia pakai untuk mendengarkan, Akulah matanya yang ia pakai untuk
melihat, Akulah tangannya yang ia pakai untuk mengambil dan Aku pulalah
kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Jikalau ia meminta sesuatu padaKu,
pasti Kuberi dan jikalau ia mohon perlindungan padaKu, pasti
Kulindungi.” (Riwayat Imam Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Jikalau Allah
Ta’ala itu mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril untuk
memberitahukan bahwa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu
-hai Jibril- si Fulan itu. Jibril lalu mencintainya, kemudian ia
mengundang kepada seluruh penghuni langit memberitahukan bahwa Allah
mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua -hai penghuni-penghuni
langit- si Fulan itu. Para penghuni langitpun lalu mencintainya. Setelah
itu diletakkanlah penerimaan baginya -yang dimaksudkan ialah kecintaan
padanya- di kalangan penghuni bumi.” (Muttafaq ‘alaih) Dalam riwayat
Imam Muslim disebutkan: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah
Ta’ala apabila mencintai seorang hamba, lalu memanggil Jibril kemudian
berfirman: “Sesungguhnya Saya mencintai si Fulan, maka cintailah ia.”
Jibril lalu mencintainya. Seterusnya Jibril memanggil pada seluruh
penghuni langit lalu berkata: “Sesungguhnya
Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua si Fulan itu.”
Orang itupun lalu dicintai oleh para penghuni langit. Selanjutnya
diletakkanlah penerimaan -kecintaan- itu baginya dalam hati para
penghuni bumi. Dan jikalau Allah membenci seorang hamba, maka
dipanggillah Jibril lalu berfirman: “Sesungguhnya Saya membenci si Fulan
itu, maka bencilah engkau padanya.” Jibril lalu membencinya, kemudian
ia memanggil semua penghuni langit sambil berkata: “Sesungguhnya Allah
membenci si Fulan, maka bencilah engkau semua padanya.” Selanjutnya
diletakkanlah rasa kebencian itu dalam hati para penghuni bumi.”
0 comments:
Post a Comment
Saudaraku......silahkan berikan komentar antum,,,,, untuk menjadi pelajaran bagiku.... jazakumullah....