By: Muhamad Agus Syafii
Kebahagiaan yang sesungguhnya bagi seorang suami begitu bermakna justru
bukan dalam kegembiraan namun disaat keluarganya sedang diuji oleh
Allah, Apakah dirinya sanggup melewati ujian itu atau tidak? Kekuatan
cinta karena Allah akan mampu melewati semua derita, menanggung beban
dalam suka maupun duka, hidup bersama istri dan anak-anaknya. Itulah
kebahagiaan bagi seorang suami dengan cintanya yang tulus untuk
keluarga. Pernah ada seorang bapak yang diuji oleh Allah. Istri yang
dicintainya sedang sakit. bersama putrinya senantiasa menjenguk istri
tercintanya yang terbaring diranjang. disekelilingnya ada alat pengukur
tekanan nafas dan tabung untuk memeriksa kesehatan.
Bila sampai dirumah sakit, suami yang setia itu datang menggantikan
pakaian istrinya dan menanyakan keadaan istrinya. Selalu saja tidak ada
perubahan sama sekali. Kondisi istrinya tetap seperti semula. Tidak ada
kemajuan atau perubahan yang membaik. Kesembuhan istrinya seolah tidak
bisa diharapkan. Setelah menjenguk dan merawat istrinya, sang bapak
dengan putrinya selalu memanjatkan doa kepada Allah agar memberikan
kesembuhan. Setelah itu barulah meninggalkan rumah sakit. Beliau hampir
setiap hari selalu menjaga, merawat dan mendoakan untuk kesembuhan
istrinya.
Meluangkan waktu untuk merawat ditengah kesibukannya yang juga harus
bekerja mencari nafkah. Kesediaannya merawat istri yang sedang sakit
membutuhkan energi yang sangat besar. Sifat konsistensi untuk menjaga,
merawat dan mendoakan istrinya yang sedang sakit sungguh sangat luar
biasa. Padahal kondisi istrinya belum pulih. Bahkan ada orang yang
menyarankan agar mengunjunginya seminggu sekali aja. Suami setia itu
memilih tegar dan bersikukuh untuk menjaga dan merawat istrinya, 'Allah
tempat memohon pertolongan.' Ditengah kegelisahan itulah beliau datang
ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan
memberikan kesembuhan bagi istri yang dicintainya.
Sampai suatu hari sesaat sebelum dirinya datang, istrinya bergerak dari
tempat tidur. Dia merubah posisi tidurnya. Tak lama kemudian istrinya
membuka kelopak matanya. dan mencopot alat bantu pernapasan. Ternyata
istrinya sudah duduk tegap. Dokterpun datang membantu menolong, meminta
perawat mencopot alat-alat bantu dan membersihkan bekas alat bantu
ditubuhnya. 'Begitu saya datang, saya terperanjat, jantung saya seolah
mau copot. Bagaimana tidak, ditengah saya kehabisan harapan, saya
melihat istri saya kembali pulih.' Katanya bapak itu dengan tangis haru
bercampur bahagia tidak bisa dibendung lagi. Beliau menangis,
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan kesembuhan
total terhadap istrinya. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah.'
tuturnya.
0 comments:
Post a Comment
Saudaraku......silahkan berikan komentar antum,,,,, untuk menjadi pelajaran bagiku.... jazakumullah....