Wednesday, November 14, 2012

Kiat Sholat Khusyuk dalam Sholat

Ada beberapa kiat khusyuk dalam shalat yang sering disinggung oleh para ulama dalam kitab-kitabnya. Di antaranya:

1. Ikhlas dalam Melaksanakannya
Keikhlasan adalah ruh amal. Allah berfirman, "Yang menjadikan hidup dan mati, agar Dia menguji kamu; siapakah di antara kamu sekalian yang terbaik amalannya." (QS Al-Mulk [67]: 2)

Fudhail bin Iyyadh menyatakan bahwa maksud ayat yang terbaik amalannya, adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Satu amalan yang dilakukan dengan ikhlas, dengan sendirinya akan mudah meleburkan diri seorang muslim secara menyeluruh ke dalam ibadah. Karena, tak satu pun (menurut keyakinannya) yang pantas menguras perhatian dirinya selain Allah.

2. Merasa Berjumpa dan Berkomunikasi dengan Allah
Rasulullah saw bersabda, "Apabila seorang di antaramu sedang shalat, sesungguhnya dirinya sedang berkomunikasi dengan Allah…." (HR Bukhari)
Jika shalat adalah komunikasi seorang hamba kepada Allah, dan itu sudah disadari oleh orang yang shalat, selayaknya hal itu memacu dirinya untuk bersikap khusyuk. Karena dia pun sadar, segala gerak hatinya apalagi gerak tubuh kasarnya, pasti selalu diperhatikan oleh Allah.

http://qultummedia.com/Tip-Ibadah/kiat-agar-khusyuk-dalam-shalat.html

Siapa Berpaling Dari Manhaj Allah, Maka Disediakan Baginya Teman Yang Jahat

*Oleh, DR. Aidh Al Qarni*

Penyimpangan dari manhaj Allah dan agama-Nya mempunyai berbagai penyebab.
Saya berkeinginan untuk menghimpunkannya buat kaum Muslimin, semoga dapat
menemukan jalan yang dapat menghindari penyebab yang memalingkan dari
manhaj Allah*Azza Wa Jalla* yang kekal ini. Sehingga, kaum Muslimin dapat
mengobat dirinya sendiri dari segala bencana yang menimpanya.

Beberapa penyebab penyimpangan. Penyebab pertama, jiwa yang kotor. Allah *
Ta’ala* berfirman :

وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَّأَسْمَعَهُمْ ۖ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ
لَتَوَلَّوا وَّهُم مُّعْرِضُونَ

*“Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah
menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga,
sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).”*(QS.
al-Anfal [8] : 23)

Allah *Azza Wa Jalla* menceritakan perihal suatu kaum yang menyimpang dari
manhaj-Nya dan tersesat. Ada orang yang bertanya-tanya, “Mengapa mereka
tidak mau datang ke masjid? Mengapa mereka tidak mau membaca al-Qur’an?
Mengapa mereka menolak hidayah-Nya? Allah *Ta’ala* menjawab melalui firman
tersebut.

Makna ayat tersebut bahwa dalam diri mereka tidak ada bakat kebaikan
sedikitpun. Mereka sebuah riwayat yang bersumberkan dari Musa AS,
disebutkan bahwa dia berbicara dengan Allah. Untuk itu, dia bertanya, “Ya
Tuhanku, mengapa Engkau masukkan suatu kaum ke dalam surga dan memasukkan
kaum lainnya ke dalam neraka?

Allah menjawab, “Hai Musa, semaikanlah benih tanaman! Musa pun menyemaikan
benih tanaman. Allah Ta’ala berfirman, “Panenlah” setelah tanaman aitu tiba
saat panennya. Allah Ta’ala ber firman, “Hai Musa, mengapa engkau
tinggalkan yang ini? Yakni sisanya yang ditinggalkannya. Musa AS menjawab,
“Tidak ada kebaikan padanya”. Allah berfirman, “Aku pun meninggalkan di
dalam neraka orang-orang yang tidak ada kebaikan dirinya.”

*“Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah
menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka
dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka
memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu”.* (QS. al-Anfal [8] : 23)

Yakni karena tiada kebaikan dalam diri merkea, tiada manfaat, tiada
kebenaran, dan tiada pendekatan diri sama sekali kepada Allah *Azza Wa Jalla
*.

Allah *Ta’ala* berfirman,

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ
قَرِينٌ

*“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Tuhan) Yang Maha Pemurah
(al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”*(QS. Az-Zukhruf [43] :
36)

*Ahlul ilmi (*ahli ilmu) mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini bahwa
barang siapa yang berpaling dari manhaj Allah, maka Allah mengadakan
baginya teman yang jahat yang menuntunnya ke dalam lembah kesesatan.

Dengan kata lain, barangsiapa yang meninggalkan masjid, niscaya Anda akan
menjumpainya berada di dalam kafe. Barangsiapa yang meninggalkan mush’af,
niscaya anda akan menjumpainya bersama dengan majalah porno. Barangsiapa
yang tidak mau membaca al-Qur’an, niscaya anda akan menjumpainya bersama
dengan nyanyian yang gila.

Ditanyakan kepada ju’lan (serangga tanah, wangwung) jawabnya, “Mengapa
engkau sampai serendah ini?” Ia menjawab, “Kesukaanku yang menyebabkan aku
serendah ini”. Salah seorang penyair mengatakan sehubungan dengan seorang
lekaki yang kegemarannya selalu kepada kesesatan,

*Bila malam tiba, orang-orang yang terpilih mulai meraih keutamaan,
Sedang kamu mulai menebar kejahatan di setiap rumah,
Bila mereka menanamkan benih keutamaan yang tinggi,
Maka kamu justeru menuai tanaman yang murahan seperti brutawali dan buah
yang pahit lainnya.*

Selanjutnya, penyair itu mengatakan kepadanya, “Engkau selamanya memang
tidak menyukai kebaikan. Bila orang-orang begadang bersama dengan
Kitabullah, engkau begadang dalam kesesatan. Semoga Allah melindungi kita
dari hal ini. Bila orang-orang mendekatkan dirinya kepada Allah, engkau
mendekatkan diri kepada setan. Bila orang memelihara kehormatan mereka, dan
akhlaq mereka dengan akhlaq Islam, engekau selamanya berkubang di dalam
lumpur kedurhakaan dan kesesatan.”

Salah seroang pujangga telah mengatakan, “Aku masuk menemui si fulan dan si
fulan yang asyik dengan musiknya lagi tersia-sia. Dia tidak memahami arti
hidup ini. Setiap kali kujumpai dia di rumahnya, ketemui sedang bernyanyi
seraya memetik gitar dan di dekatnya terdapat minuman keras. Semoga Allah
melindungi kita dari hal ini. Dia suka minum khamr, tetapi mengaku dirinya
seroang Muslim.”

Berbeda dengan Yazid ibn Harun. Setiap kali orang-orang berkunjung
kepadanya, mereka menjumpainya sedang membaca Qur’an dan menangis. Yazid
bin Harun adalah seorang yang ‘alim lagi zuhud dan termasuk ahli ibadah
yang besar. Dia banyak menangis, karena takut kepada Allah, sehingga kedua
matanya buta.

Salah seorang muridnya pernah bertanya kepadanya, “Kemanakah kedua mata
yang indah itu, wahai Yazid ibn Harun?” Ia menjawab, “Demi Allah, keduanya
telah dilenyapkan oleh tangisan di penghujung malam hari. Akan tetapi,
kedunya berada di sisi Allah yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus
makhluk-Nya.”

Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan bahwa Allah *Ta’ala* berfirman,

*“Barangsiapa yang Kutimpakan ujian pda kedua anggota tubuh yang paling
disayanginya, lalu ia bersabar, niscaya Aku akan mengganti keduanya dengan
surga.”*(HR. Bukhari dan Ahmad)

Adapun ganti dari Allah tiada ganti lain yang semisal dengannya dan
belasungkawa dari Allah tiada belasungkawa lain yang menyamainya. Oleh
karena itu, tidaklah Anda jumpai seseorang mendekatkan dirinya kepada
Allah, melainkan pasti Allah mendekatkannya.

Adakah orang yang mengetuk pintu (rahmat) Allah, lalu ditolak oleh-Nya?
Adakah orang yang meminta kepada Allah, lalu Dia tidak memberinya? Adakah
orang yang meminta petunjuk dari Allah, lalu Dia tidak menunjukkinya?
Sesungguhnya berpalingnya dan menyimpangnya seseorang dari manhaj Allah *
Ta’ala*hanyalah karena ulah hamba yang bersangkutan sendiri, sebagaimana
yang disebutkan oleh firman-Nya.

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

*“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati
mereka, dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasiq.”*(QS.
Ash-Shaf [61] : 5)

Untuk itu, bila ada seorang pemuda mengatakan, “Mengapa aku tidak juga
mendapat petunjuk?”

Sebagai jawabannya adalah, “Anda sendirilah yang memacetkan berbagai
penyebab hidayah. Seandainya Anda berkeinginan untuk mendapatkan hidayah,
tentulah Anda sangat antusias mencari penyebab-penyebabnya, antara lain
Anda memelihara shalat lima waktu, gemar mengunjungi majelis-majelis
kebaikan, rajin mendatangi berbagai pengajian, suka mendengar ceramah
agama, suka mendengarkan kaset-kaset agama, membaca buku-buku agama, dan
anda sering berdo’a kepada Allah Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus makhluk-Nya yang dalam firman-Nya :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ

*“Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah)
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonannya orang yang
berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.*” (QS. al-Baqarah [2] : 186)

Allah *Ta’ala* di tangan kekuasaan-Nya segala sesuatu terjadi. Dialah yang
mendudukkan orang-orang yang shalih di masjid-masjid dan Dia pulalah yang
mendudukkan selain mereka di dalam tempat-tempat minum khamr serta
tempat-tempat kemaksiatan dan kebejatan.

Semoga Allah melindungi kita dari hal ini. Dialah yang menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya dan Dia pulalah yang menyesatkan siapayang dikehendaki-Nya.
Allah *Ta’ala* berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ
لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

*“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik*”. (QS. al-Ankabut [29] :
69)

Yakinlah Allah *Azza Wa Jalla* akan memberikan jalan bagi hamba-hamba yang
ingin bersegera mencari jalan-Nya, dan hidup dalam keridhaan-Nya. *
Wallahu’alam*.

Syarajoh Soekarno

Mekkah - Jejak Presiden pertama Republik Indonesia (RI) tidak hanya di
Uni Soviet, Mesir, Maroko, Pakistan, dan Kuba, tapi juga di Arab
Saudi. Di Tanah Suci, jejak proklamator RI itu disebut Syajaroh
Soekarno.

Pada saat wukuf 9 Dzulhijah di Padang Arafah beberapa waktu yang lalu,
kita masih bisa menyaksikan peninggalan Soekarno di Arab Saudi. Jejak
itu bisa dilihat dan kita rasakan langsung, yakni ribuan pohon yang
menjadi peneduh saat jamaah haji melaksanakan wukuf di padang Arafah.
Dulu padang Arafah itu benar-benar gersang namun saat ini banyak
ditumbuhi tanaman yang menjadi tempat yang rindang dan semilir saat
angin menerpa.

Di Indonesia, terutama masyarakat Jawa dan Bali, pohon tersebut
disebut pohon Imba atau Mimba. Namun di daerah lain seperti Madura
disebut Membha atau Mempheuh. Pohon Imba oleh orang Arab disebut
Syajaroh Soekarno atau pohon Soekarno. Pohon Mimba termasuk suku
Meliaceae, marga Azadirachta, jenis Azadirachta indica Juss.

Di padang Arafah hampir setiap 5 meter telah ditanami pohon mimba.
Pohon itu sudah ada yang tumbuh tinggi sekitar 8 meter dengan diameter
batang sekitar 20-an sentimeter. Namun ada pula yang masih kecil
dengan tinggi sekitar 2 meter dengan diameter 5 sentimeter.

Pohon mimba bisa ditumbuh di lahan tandus dan tingi batang dapat
mencapai 20 meter. Selain di Arafah, di Arab Saudi seperti di Mekkah,
Madinah, Jeddah, Riyadh dan Taif banyak ditemukan pohon mimba di
pinggir-pinggir jalan yang berfungsi sebagai perindang.

Adanya pohon mimba tidak lepas dari jasa Soekarno pada sekitar tahun
1955 ketika Indonesia aktif sebagai gerakan nonblok. Pada saat berhaji
Soekarno menawarkan kepada raja Arab Saudi untuk menanam pohon di
Arafah. Dia pun kemudian mengirimkan ribuan bibit pohon mimba dan
tenaga ahli untuk ikut meneliti, merawat dan menanamnya.

Saat ini sudah ada jutaan pohon yang tertanam di Arab. Padang Arafah
seluas 11 kilometer persegi yang dulunya gersang dan berbatu saat ini
menghijau dengan adanya pohon tersebut. Jamaah haji seluruh dunia
dapat berteduh di antaranya rimbunnya pohon mimba di tempat itu saat
wukuf.

"Orang sini (Arab-red) menamakan pohon ini sebagai syajaroh Soekarno,"
ungkap Naib Amirul Hajj Indonesia, KH Hasyim Muzadi saat di Arafah.

Menurut Hasyim, di Arafah pohon ini benar-benar dirawat dan terus
disirami air dan dipupuk sehingga dapat tumbuh besar. Namun ada pula
pohon yang belum tinggi atau masih kecil karena baru beberapa tahun
ditanam.

"Kalau yang kecil-kecil ini umurnya belum tua, kurang dari 5 tahun.
Semua pohon yang tumbuh di Arafah tidak boleh dirusak, itu termasuk
larangan," katanya.

Dari sisi ilmu farmasi, pohon mimba mempunyai banyak khasiat. Kita
sendiri membuktikan ketika tenda didirikan di Arafah di sela-sela
pohon tersebut tidak mengalami gatal-gatal. Pohon ini terutama daunnya
dikenal sebagai tanaman obat terutama menyembuhkan berbagai penyakit
kulit, radang dan lain-lain.

Diplomasi syajaroh Soekarno atau diplomasi pohon ternyata berhasil
dilakukan. Semua orang akan terus mengenangnya sepanjang masa. Nama
Soekarno tidak hanya dikenang menjadi nama sebuah jalan saja namun
juga menjadi kenangan abadi di sebuah tanaman bernama mimba, imba atau
membha.