tag:blogger.com,1999:blog-57173672065899215012024-03-13T22:24:17.551+07:00Indahnya IslamJabaran keindahan islam melalui artikel - artikel serta informasi yang menginspirasi sesuai Al Quran dan As Sunahdhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.comBlogger205125tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-41778210755849641432014-01-02T18:22:00.002+07:002014-01-02T18:22:47.886+07:00Taklif Adalah Syarat Wajib Beribadah Adapun Tamyiiz Menjadi Syarat Sah IbadahQAWA'ID FIQHIYAH
<br />
Kaidah Ketujuh :
<br />
<br />
التَّكْلِيْفُ وَهُوَ الْبُلُوْغُ وَالْعَقْلُ شَرْطٌ لِوُجُوْبِ
الْعِبَادَاتِ , وَالتَّمْيِيْزُ شَرْطٌ لِصِحَّتِهَا إِلاَّ الْحَجَّ
وَالْعُمْرَةَ فَيَصِحَّانِ مِمَّنْ لَمْ يُمَيِّزْ , وَيُشْتَرَطُ مَعَ
ذَلِكَ الرُّشْدُ لِلتَّصَرُّفَاتِ , وَالْمِلْكُ لِلتَّبَرُّعَاتِ
<br />
<br />
Taklîf - yang memuat unsur baligh dan berakal- adalah syarat wajib
beribadah (atas seseorang, red). Adapun (usia) Tamyiiz menjadi syarat
sah ibadah, kecuali dalam ibadah haji dan umroh yang tetap sah bila
dilaksanakan oleh orang yang belum memasuki usia Tamyiiz. Selain
syarat-syarat di atas, juga disyaratkan adanya sifat ar-rusyd [1] dalam
penggunaan harta (melakukan tasharruf) dan sifat kepemilikan untuk
melakukan tabarru'.
<br />
<br />
<br />
<br />
Penjelasan Kaidah
<br />
Kaidah ini mencakup beberapa pedoman yang menjadi dasar pelaksanaan
ibadah, baik ibadah wajib maupun sunat, dan juga dasar pelaksanaan akad
tasharruf (wewenang menggunakan harta dalam jual beli, sewa menyewa
dsb.) dan tabarru' (menyumbangkan harta, pent).
<br />
<br />
Maksudnya, seseorang yang mukallaf, yaitu orang yang telah baligh dan
berakal, telah terkena kewajiban untuk melaksanakan seluruh ibadah yang
bersifat wajib, dan pundaknya telah terbebani dengan seluruh beban
syari'at.
<br />
<br />
Hal ini dikarenakan, Allah Azza wa Jalla Raûf Rahîm (Dzat yang Maha
Santun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya). Sebelum seorang insan
mencapai usia dimana ia telah sanggup menjalankan ibadah-ibadah dengan
sempurna, yaitu pada usia baligh, maka Allah Azza wa Jalla tidak
membebankan beban-beban syariat kepadanya. Demikian pula, jika seseorang
tidak memiliki akal (gila atau tidak sadar, red) – yang menjadi hakikat
seorang insan-, maka ia lebih utama untuk tidak dikenai beban. Orang
yang tidak memiliki akal, tidak berkewajiban melaksanakan ibadah apapun
dan jika pun ia mengerjakannya, maka apa yang dilakukan tidak sah.
Karena, ada diantara syarat-syarat dalam pelaksanaan ibadah yang tidak
terpenuhi yaitu niat. Niat tidak mungkin terwujud dari orang yang tidak
berakal.
<br />
<br />
Usia baligh dapat diketahui dengan beberapa tanda di antaranya dengan
keluarnya air mani, baik dalam keadaan terbangun ataupun ketika tidur,
atau jika telah genap berusia lima belas tahun, atau dengan tumbuhnya
bulu kasar di sekitar kemaluan. Ketiga tanda tersebut berlaku untuk
laki-laki maupun perempuan. Dan khusus untuk perempuan ada satu tanda
lagi yang menunjukkan dia telah baligh yaitu haid. Jika ia telah haid,
berarti ia telah baligh.
<br />
<br />
Perlu diperhatikan, dalam perjalanan usianya, seorang manusia akan
memasuki fase tamyîz sebelum memasuki fase baligh. Seorang yang telah
masuk fase tamyîz (berusia tujuh tahun), maka ia diperintahkan untuk
melaksanakan sholat dan ibadah-ibadah yang mampu ia kerjakan.
Ibadah-ibadah tersebut bukan berstatus wajib atas dirinya, karena ia
belum baligh. Jika telah berusia sepuluh tahun, namun ia belum juga mau
rutin dalam melaksanakan sholat maka orang tuanya disyariatkan
memukulnya dengan pukulan yang tidak melukai, dalam kerangka pendidikan
(dan pembinaan), bukan dalam kerangka sedang mewajibkan.
<br />
<br />
Dari sini dapat diketahui bahwa semua ibadah yang dikerjakan oleh
anak-anak yang telah mencapai usia tamyîz itu telah sah. Karena jika dia
telah bisa membedakan beberapa hal serta secara global bisa mengetahui
mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya, berarti ia memiliki akal
yang bisa ia pakai untuk merangkai niat dalam melaksanakan ibadah dan
kebaikan.
<br />
<br />
Sedangkan anak yang belum sampai pada usia tamyîz, maka semua ibadahnya
tidak sah. Karena dalam kondisi seperti ini, ia sama dengan orang yang
tidak berakal yang tidak mempunyai niat yang shahih. Kecuali dalam
ibadah haji dan umrah. Kedua ibadah ini tetap sah, kendati dikerjakan
oleh anak yang belum mencapai usia tamyîz. Dalam sebuah hadits yang
shahîh diterangkan :
<br />
<br />
رَفَعَتْ إِلَيْهِ امْرَأَةٌ صَبِيًا فِي الْمَهْدِ , فَقَالَتْ : أَلِهَذَا حَجٌ ؟ قَالَ : نَعَمْ وَلَكِ أَجْرٌ
<br />
<br />
Seorang wanita mengangkat seorang anak kecil yang masih digedong kearah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu ia bertanya : Bolehkah
anak ini melaksanakan haji ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab
: Boleh dan bagimu pahala. [2]
<br />
<br />
Dengan demikian, anak yang belum mencapai usia tamyîz, jika melaksanakan
ibadah haji ataupun umrah, maka ibadahnya sah. Dalam hal ini, walinya
yang meniatkannya untuk ihram dan menjauhkannya dari perkara-perkara
yang dilarang ketika ihram. Demikian pula, si wali harus membawa si anak
untuk hadir di tempat-tempat manasik haji dan tempat-tempat masya'ir
semuanya. Dan si wali mewakili si anak dalam mengerjakan manasik yang
tidak mampu ia kerjakan seperti melempar jumrah.
<br />
<br />
Selain ibadah haji dan umrah, ibadah mâliyyah termasuk ibadah yang
diperkecualikan. Karena ibadah mâliyah seperi membayar zakat, nafkah
wajib serta kaffârah adalah wajib atas semua orang; dewasa, anak kecil,
yang berakal ataupun orang yang tidak berakal. Hal ini berdasarkan
keumuman nash baik dari perkataan maupun perbuatan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam .[3]
<br />
<br />
Adapun dalam masalah tasharruf (wewenang menggunakan harta untuk jual
beli, sewa menyewa dsb.), maka disamping disyaratkan baligh dan berakal
juga ditambah rusyd. Karena tujuan utama dalam tasharruf ini adalah
menjaga harta. Rusyd maksudnya orang tersebut mempunyai sifat bijak
dalam penjagaan dan pemanfaatan harta tersebut serta memahami akad.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
<br />
<br />
وَابْتَلُوا الْيَتَامَىٰ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ
آنَسْتُمْ مِنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ
<br />
<br />
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian
jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta),
maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. [an Nisâ'/4: 6]
<br />
<br />
Dalam ayat ini, Allah Azza wa Jalla memberikan syarat kepada wali yang
mengurusi anak yatim dalam menyerahkan harta kepada anak yatim tersebut,
yaitu telah terpenuhi dua syarat pada anak yatim. Dua sifat itu adalah
baligh dan rusyd. Jika walinya masih ragu, apakah syarat rusyd telah
terpenuhi atau belum, maka Allah Azza wa Jalla memerintahkan untuk
menguji kemampuan anak tersebut dalam menjaga dan membelanjakan harta.
Jika anak tersebut ternyata telah mempunyai kemampuan yang baik, maka
harta anak yatim yang ada dalam kekuasaan wali bisa diserahkan kepada si
yatim. Namun jika belum, maka hartanya tetap ditahan (tetap berada di
tangan wali, red) guna menghindarkannya dari penyia-nyiaan terhadap
harta.
<br />
<br />
Dari sini dapat diketahui bahwa baligh, berakal dan mempunyai sifat
rusyd merupakan syarat sah melakukan semua bentuk muamalah (jual beli,
sewa menyewa dan semisalnya). Orang yang tidak memenuhi persyaratan ini
maka semua muamalah yang dia lakukan tidak sah dan hendaklah dilarang
dari melakukan muamalat.
<br />
<br />
Adapun masalah tabarru' (menyumbangkan harta) yaitu memberikan harta
dengan tanpa imbalan, bisa berupa hibah, sedekah, wakaf, membebaskan
budak, dan semisalnya, maka selain persyaratan baligh, berakal, dan
rusyd, orang yang bertabarru' haruslah orang yang memiliki harta
tersebut. Sehingga akadnya menjadi sah. Karena orang yang sekedar
menjadi wakil dari pemilik harta, atau orang yang sekedar diberi wasiat,
saksi wakaf, ataupun wali anak yatim dan wali orang gila, jika ia yang
melakukan tabarru' dengan harta orang yang menjadi tanggungannya itu,
akadnya tidak sah. Allah Azza wa Jalla berfirman:
<br />
<br />
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
<br />
<br />
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at. [al-An'âm/6: 152]
<br />
<br />
Yaitu, dengan cara yang baik untuk harta mereka, lebih menjaga dan lebih bermanfaat untuk harta mereka tersebut. Wallahu a'lam.
<br />
<br />
(Sumber : Al-Qawâ'id wal-Ushûl al-Jûmi'ah wal-Furûq wat-Taqâsîm
al-Badî'ah an-Nâfi'ah, karya Syaikh 'Abdur-Rahmân as-Sa'di, Tahqîq: Dr.
Khâlid bin 'Ali bin Muhammad al-Musyaiqih, Dârul-Wathan, Cetakan II,
Tahun 1422 H – 2001 M.)
<br />
<br />
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XII/1429H/2008.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
<br />
_______
<br />
Footnote
<br />
[1]. Penulis akan menerangkan maknanya di akhir pembahasan.
<br />
[2]. HR. Muslim dalam Kitâbul Hajj bab Shihhatu Hajjis Shabiyyi, no. 1336, dari Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu anhu.
<br />
[3]. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
<br />
<br />
مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلاَ فِضَّةٍ لاَ يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا
إِلاَّ إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ
نَارٍ ....
<br />
<br />
Tidak ada seorang pemilik emas ataupun perak yang tidak ia tunaikan hak
yang wajib untuk ia bayarkan darinya (berupa zakat) kecuali pada hari
Kiamat nanti hartanya akan dijadikan lempengan-lempengan yang dipanaskan
dalam neraka untuk menyiksanya….[HR. Muslim dalam Kitâbuz Zakâh bab
Itsmi Mâni'iz Zakâh 2/680]
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-67095765717986974082014-01-02T18:19:00.003+07:002014-01-02T18:19:35.884+07:00Menghafal Quran Bukan Sekedar Kerja MengingatMenghafal Quran Bukan Sekedar Kerja Mengingat<br />
<br />
Allah Ta'ala berfirman :<br />
<br />
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu<br />
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan<br />
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Al Quran Al<br />
Kariim Surah Yunus ayat 57)<br />
<br />
Menghafal Quran bukanlah sekedar perkara mengingat. Tidak seperti kita<br />
menghafal beragam pelajaran di sekolah ataupun di kampus.<br />
<br />
Menghafal Quran adalah upaya meletakkan petunjuk dan pengingat di dada<br />
kita, sehingga kapanpun, apapun dan dimanapun kita menemukan perkara<br />
terkait hidup dan kehidupan, maka dengan mudah kita merujuk kepada<br />
Quran sebagai panduan solusi sikap.<br />
<br />
Dengan adanya Quran di dada, dan kewajiban untuk menjaganya agar tidak<br />
hilang, maka penuhlah jadwal harian kita dengan interaksi erat dengan<br />
Al Quran. Dengan demikian otomatis pula penuh pula hari kita dengan<br />
jadwal mengingat Allah, mengingat tujuan akhir kehidupan di dunia.<br />
<br />
Menghafal Quran bukan sekedar masalah memorizing. Menempatkannya bukan<br />
sekedar di bilik otak, tapi di ruang dada. Agar hafalan yang kita<br />
miliki dapat menjadi pengingat di kala gembira, penghibur di kala duka,<br />
penerang di kala gelap gulita, pemandu jalan agar tak hilang arah,<br />
penyembuh penyakit hati dan rahmat bagi diri serta orang di sekeliling<br />
kita.<br />
<br />
Semoga Allah mencintai kita karena kita mencintai Quran<br />
<br />
Aamiin.dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-8467305830352595702014-01-02T18:16:00.002+07:002014-01-02T18:16:15.803+07:00Sedekah dari Yang TerdekatSedekah itu dari yg terdekat dulu. Itu pun harus bermanfaat misalnya
menyelamatkan fakir miskin dari kelaparan. Kalau buat Fitnah/Perang
membunuhi sesama Muslim di negara2 Islam, itu malah dosa dan masuk
neraka. Ini si penyumbang juga ikut dosa kalau begini: Jika terjadi
saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang
terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Itu untuk si
pembunuh, lalu bagaimana tentang yang terbunuh?” Nabi Saw menjawab,
“Yang terbunuh juga berusaha membunuh kawannya.” (HR. Bukhari)<br />
Jadi kalau menyumbang juga kita harus hati2.<br />
<br />
Berikanlah harta kepada keluarga yang terdekat (kerabat) terlebih dulu:<br />
<br />
“…Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya…” [Al Baqarah:177]<br />
<br />
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan.”…[Al Baqarah:215]<br />
<br />
Tidak pantas dia menyumbang jauh-jauh sementara keluarganya banyak yang miskin dan kekurangan tanpa dibantu.<br />
<br />
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:<br />
<br />
Seorang dari Bani Udzrah ingin memerdekakan budaknya jika dia meninggal.
Hal itu sampai kepada Rasulullah saw. lalu beliau bertanya: Apakah
engkau mempunyai harta lain? Orang itu menjawab: Tidak. Rasulullah saw.
bersabda: Siapakah yang mau membelinya dariku? Nu’aim bin Abdullah
Al-Adawi membelinya dengan harga delapan ratus dirham. Lalu Rasulullah
saw. membawa harga jual budak itu dan membayarkannya kepada orang
tersebut. Kemudian bersabda: Mulailah untuk dirimu, bersedekahlah untuk
dirimu. Jika masih tersisa, maka berinfaklah kepada keluargamu dan jika
masih tersisa, maka berinfaklah kepada kerabatmu. Bila dari kerabatmu
masih tersisa, maka begini dan begini. Ia (Jabir) menjelaskan: Tetangga
depanmu, tetangga kananmu dan tetangga kirimu. (Shahih Muslim No.1663)<br />
<br />
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bersedekahlah.” Lalu seorang laki-laki
berkata: Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar? Beliau bersabda:
“Bersedekahlah pada dirimu sendiri.” Orang itu berkata: Aku mempunyai
yang lain. Beliau bersabda: “Sedekahkan untuk anakmu.” Orang itu
berkata: Aku masih mempunyai yang lain. Beliau bersabda: “Sedekahkan
untuk istrimu.” Orang itu berkata: Aku masih punya yang lain. Beliau
bersabda: “Sedekahkan untuk pembantumu.” Orang itu berkata lagi: Aku
masih mempunyai yang lain. Beliau bersabda: “Kamu lebih mengetahui
penggunaannya.” Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i<br />
<br />
Terhadap orang yang berzakat kepada keluarganya Nabi saw bersabda, “Dia
mendapatkan dua pahala, yaitu pahala menyambung kekerabatan dan pahala
sedekah.” [HR Bukhari]dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-77219645767881228992014-01-02T18:14:00.001+07:002014-01-02T18:14:40.876+07:00Hanya Karena AllohNasehat Syawal #12 : Cintailah karena Allah saja<br />
<br />
Rasulullah saw bersabda :<br />
<br />
"Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada yang bukan Nabi,<br />
tetapi para Nabi dan Syuhada merasa cemburu terhadap mereka. Ditanyakan<br />
: "Siapakah mereka? Semoga kami dapat mencintai mereka. Nabinya<br />
menjawab : "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena<br />
cahaya Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab di antara mereka.<br />
Wajah-wajah mereka tidak takut di saat manusia takut dan mereka tidak<br />
bersedih di saat manusia bersedih. Kemudian beliau Shallallahu<br />
`alaihi wa Sallam membacakan ayat : "Ingatlah sesungguhnya<br />
wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak<br />
(pula) mereka bersedih hati (Al Quran Al Kariim Surah Yunus ayat 62).<br />
(Shahih, Sunan Abi Dawud 3527 dan di Sunan Tirmidzi dari jalur<br />
Ja'far bin Burqan).<br />
<br />
Kekuatan cinta itu luar biasa.<br />
<br />
Cinta membuat orang lemah menjadi kuat, membuat yang jauh terasa dekat.<br />
<br />
Apatah lagi jika cinta itu karena Allah, maka tidak ada sekat ruang dan<br />
waktu yang dapat memisahkan.<br />
<br />
Begitulah seharusnya seorang mu'min, bahagia di hatinya saat<br />
berkumpul dengan mu'min lainnya, tak peduli jika tak ada hubungan<br />
nasab dan keluarga diantara mereka. Tak juga hirau walau tak ada<br />
hubungan kewarganegaraan, suku dan ras, tak sama organisasi dan partai<br />
karena penghubungnya jelas satu saja : kesamaan aqidah.<br />
<br />
Jika cinta seperti ini hadir di tengah-tengah kita, maka mudahlah untuk<br />
bersatu. Mudahlah untuk menghilangkan sifat egosentris dan fanatisme <br />
buta golongan, karena jembatannya kokoh satu saja : kesamaan aqidah.<br />
<br />
Jika cinta mencintai seperti ini sudah tumbuh di antara kita, hilanglah<br />
syak wasangka buruk kepada sesama mu'min. Tumbuh pula kerelaan<br />
membantu meringankan beban dan kesusahan saudara seiman. Matilah sifat<br />
dengki, hasud, tamak dan bakhil. Punahlah karakter ghibah dan fitnah<br />
dari masyarakat mu'min.<br />
<br />
Jika cinta mencintai seperti ini berkembang di hati kita, maka subur<br />
pulalah budaya nasehat menasehati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih<br />
sayang.<br />
<br />
Jadi, marilah mulai belajar mencintai karena Allah.<br />
<br />
Semoga Allah mencintai kita karenanya<br />
<br />
Aamiin,<br />
<br />
Allahu `Alamdhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-20653686212215597532013-11-01T19:25:00.003+07:002013-11-01T19:25:59.563+07:00Asma'ul HusnaAl Awwal, Al Akhir, Azh Zhahir Dan Al Bathin<br />
<br />
<b><i>Oleh<br />
Ustadz Ahmas Fais Asifuddin</i></b><br />
<br />
<br />
Mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah merupakan salah satu rukun
penting dalam beriman kepada Allah yang memiliki empat rukun, yaitu:
Beriman kepada ekstensi Allah, beriman kepada Rububiyah Allah, beriman
kepada Uluhiyah Allah dan beriman kepada Asma' wa Sifat (nama-nama serta
sifat-sifat) Allah.[1]<br />
<br />
Tidak bisa dibayangkan seseorang yang ingin menyembah Allah tetapi tidak
mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Ia bisa terjebak dalam
kesalahan fatal yang bisa mengakibatkan kecelakaan di dunia dan di
akhirat. Minimal, tidak bisa sempurna dalam beribadah.<br />
<br />
Sebagai contoh, seseorang menyangka bahwa Allah adalah bapak. Maka
ketika ia memanggilNya dengan nama bapak, Allah tidak akan memenuhi
panggilannya, karena bapak bukan panggilan untukNya. Dan itu merupakan
kekufuran. Contoh lain, seseorang menyangka bila Allah menyenangi suatu
perbuatan tertentu. Misalnya, perbuatan yang dianggap Islami, padahal
tidak ada contoh dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atau para
sahabatnya. Jelas merupakan perbuatan yang dibenci dan buruk. Sebab
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br />
<br />
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ
مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا...الحديث
(رواه مسلم فى كتاب الجمعة – باب رفع الصوت في الخطبة ومايقال فيها)<br />
<br />
Sesungguhnya, sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
sedangkan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan secara
baru dalam agama..dst.[2]<br />
<br />
Oleh karena itu, amat penting artinya memahami persoalan Asma' wa Sifat
secara benar dan ikhlas untuk tujuan meningkatkan kebenaran serta bobot
keimanannya kepada Allah hingga memperkecil kemungkinan terjerumus dalam
penyimpangan-penyimpangan.<br />
<br />
Di antara nama Allah yang perlu di fahami ialah nama al-Awwal, al-Akhir,
azh-Zhahir dan al-Bathin. Empat nama di antara nama-nama Allah yang
sangat indah. Empat nama ini ditambah nama al-'Alim terkumpul pada
Al-Qur'an, surah al-Hadid ayat 3, yaitu firman-Nya:<br />
<br />
هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلأَخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ<br />
<br />
Dialah Allah, Al-Awwal (Yang Pertama) dan Al-Akhir (Yang Akhir),
Azh-Zhahir (Yang paling atas/zhahir) dan Al-Bathin (Yang paling bathin).
Dan Dia 'Aliim (Maha mengetahui) terhadap segala sesuatu. [Al-Hadid :
3]<br />
<br />
Imam Ibnu Katsir menegaskan dalam Kitab Tafsirnya: "Ayat ini adalah ayat
yang diisyaratkan dalam hadits 'Irbadh bin Sariyah bahwasanya merupakan
ayat yang lebih utama dari seribu ayat".[3]<br />
<br />
Hadits yang semakna diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam sunannya.<br />
<br />
عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ
الْمُسَبِّحَاتِ وَيَقُولُ فِيهَا آيَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ آيَةٍ<br />
<br />
Dari Al Irbadh bin Sariah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam tidak tidur sampai beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam membaca al musabbihat (surat-surat yang diawali dengan sabbaha)
dan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Didalamnya terdapat
satu ayat yang lebih baik dari seribu ayat. [4]<br />
<br />
Sementara, tentang makna empat nama dalam ayat tersebut, tidak ada
tafsirnya yang lebih baik daripada tafsir yang dikemukakan oleh
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda ketika
mengajarkan sebuah doa tidur, yang penggalannya sebagai berikut:<br />
<br />
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الآخِرُ
فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ،
وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ<br />
<br />
Ya Allah, Engkau adalah Al-Awwal (Yang pertama), maka tidak ada
sesuatupun sebelum-Mu. Engkau adalah Al-Akhir (Yang akhir), maka tidak
ada sesuatupun yang sesudah-Mu. Engkau adalah Azh-Zhahir (Yang paling
atas), maka tidak ada sesuatupun yang ada di atas-Mu. Dan Engkau adalah
Al-Bathin (Yang paling Bathin), maka tidak ada sesuatupun yang lebih
lembut/lebih bathin daripada-Mu [5]<br />
<br />
Suatu tafsir yang ringkas, padat dan jelas. Nama-nama yang menunjukan
bahwa Allah Maha meliputi segala sesuatu, baik ruang maupun waktu.<br />
<br />
Pada nama Allah : Al-Awwal dan al-Akhir, menunjukkan betapa Dia Maha
meliputi seluruh waktu dengan segala bagian-bagiannya, semenjak waktu
pertama hingga waktu kapanpun. Sedangkan nama; Azh-Zhahir dan al-Bathin
menunjukkan betapa Dia Maha meliputi seluruh ruang dan tempat dengan
segala bagian-bagiannya. [6]<br />
<br />
Tidak ada satu bagian waktu sesedikit apapun kecuali berada dalam
pengetahuan, penglihatan, kekuasaan dan kewenangan Allah. Begitu pula
tidak ada satu tempat sekecil apapun kecuali berada dalam pengetahuan,
penglihatan, kekuasaan dan kewenangan-Nya.<br />
<br />
Tidak ada satupun pelaku yang melakukan kemaksiatan di satu kurun waktu
tertentu, kapanpun dan di tempat manapun, baik yang tersembunyi ataupun
terbuka, di dasar laut atau di permukaannya, di langit, di bumi atau di
manapun, kecuali pasti di lihat, di awasi dan berada dalam kekuasaan
serta ancaman hukum Allah Azza wa Jalla.<br />
<br />
Demikian juga, tidak ada satupun pelaku yang menegakkan kebenaran serta
ketaatan kepada Allah, di satu kurun waktu tertentu, kapanpun serta di
tempat manapun; di darat, laut, langit, bumi atau di manapun, kecuali
pasti di lihat, di sertai, di bela dan dijanjikan balasan yang baik oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br />
<br />
Syaikh Shalih al-Fauzan menukil perkataan Imam Ibnu al-Qoyyim tentang
nama-nama Allah tersebut sebagai berikut: "Empat nama ini saling
berhadap-hadapan. Dua nama saling berhadapan antara azaliyahNya (ada
semenjak dahulu tanpa ada sesuatupun yang mendahului) dan abadiyahNya
(kekal seterusnya /tanpa akhir). Sedangkan dua nama yang lain saling
berhadap-hadapan antara Maha TinggiNya dengan Maha dekat-Nya. Awaliyah
Allah Subhanahu wa Ta'ala mendahului segala awaliyah (permulaan) segenap
yang selainNya. Sedangkan akhiriyah (keMaha akhiran) Allah Subhanahu wa
Ta'ala akan tetap terus kekal sesudah segala sesuatu yang selainNya
(berakhir). Jadi awaliyah Allah adalah lebih dahulunya Allah bagi adanya
segala sesuatu. Sedangkan akhiriyahNya adalah tetap kekalnya Allah,
tidak ada sesuatupun yang menyudahiNya.<br />
<br />
Adapun zhahiriyah (Maha Zhahirnya) Allah, maksudnya: Maha Atas dan Maha
Tingginya Allah mengatasi segala sesuatu. Pengertian azh-zhuhur
menunjukkan makna tinggi. Zhahir dari sesuatu maksudnya adalah bagian
atas (permukaan) dari sesuatu itu.<br />
<br />
Sedangkan Maha Bathin Allah maksudnya adalah, Allah Maha meliputi segala
sesuatu, sehingga Allah lebih dekat kepada sesuatu dibandingkan sesuatu
itu kepada dirinya. Tetapi maksud kedekatan ini adalah kedekatan dalam
arti; ilmu Allah meliputi segala sesuatu". [7]<br />
<br />
Imam Ibnu Abi al-Izz al-Hanafi rahimahullah juga mengemukakan hal senada
ketika menerangkan perkataan Imam Thahawi dalam al-Aqidah
ath-Thahawiyah….. [8]<br />
<br />
Pada sisi lain, Imam Ibnu al-Qoyyim rahimahullah dalam Zaad al-Ma'ad
mengatakan : "Dengan ayat ini Allah menunjukkan kepada para hambaNya
-berdasarkan aksioma logika- tentang batilnya jaringan mata rantai tak
berpenghabisan (tasalsul) mengenai kejadian makhluk. Sesungguhnya mata
rantai kejadian segenap makhluk pada permulaannya berawal dari Dzat Maha
Pertama yang tidak didahului oleh sesuatupun sebelumnya. Begitu pula
segenap makhluk itu akan berakhir diujungnya pada Dzat Maha Akhir yang
tidak disudahi oleh sesuatupun sesudahnya.<br />
<br />
Demikian juga, Maha Zhahirnya Allah ialah Maha Tingginya Allah yang
tidak ada lagi sesuatupun di atasNya. Dan Maha BathinNya adalah Maha
Meliputi hingga tidak ada sesuatupun yang berada di luar kekuasaanNya.
[9]<br />
<br />
Empat nama Allah pada surah al-Hadid tersebut ditutup dengan firmanNya :<br />
<br />
وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ<br />
<br />
Sedangkan Dia Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu.<br />
<br />
Ayat ini merupakan penutup yang mempertegas secara jelas bahwa tidak ada
sesuatupun, yang lepas dari pengetahuan Allah Subhanahu wa Ta'ala,
meski sekecil apapun. Nama al-'Aliim dalam penutup ayat ini merupakan
penegasan dari makna yang terkandung dalam empat nama sebelumnya.<br />
<br />
Syaikh Shalih al-Fauzan menerangkan makna bagian akhir ayat ini sebagai
berikut: "Artinya, Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, baik
perkara-perkara yang sudah lewat, perkara-perkara yang kini sedang
berlangsung, maupun perkara-perkara yang akan berlangsung. Baik yang
terjadi di alam atas, maupun di alam bawah. Baik yang lahir maupun yang
bathin. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari ilmu Allah meskipun
hanya seberat biji atom, di darat maupun di langit." [10]<br />
<br />
Dengan demikian, akankah seseorang merasa dapat bersembunyi dari pengawasan Allah?<br />
<br />
Dari surah al-hadid ayat 3 tersebut dapat diambil beberapa faidah,di antaranya:<br />
a. Adanya penetapan 5 nama Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yaitu : al-Awwal, al-Akhir, azh-Zhahir, al-Bathin dan al-'Aliim.<br />
<br />
b. Lima nama Allah itu, memberi arti penetapan bagi sifat-sifat Allah.
Yaitu sifat awwaliyah yang tidak didahului oleh sesuatupun sebelumnya.
Sifat akhiriyah yang tidak diakhiri dengan sesuatupun sesudahnya. Sifat
zhahiriyah yang tidak ada sesuatupun ada di atasNya. Sifat bathiniyah
yang tidak ada sesuatupun lebih dekat dariNya. Dan sifat Maha mengetahui
yang tidak ada sesutupun dapat tersembunyi dariNya. Maka segala sesuatu
berada dalam pengawasan, pengetahuan dan kewenangan Allah Subhanahu wa
Ta'ala, baik waktu, tempat, ketetapan takdir maupun pengaturannya. Maha
Tinggi Allah dan Maha Perkasa.<br />
<br />
c. Disimpulkan juga, sesungguhnya sifat-sifat Allah tidak dapat dibatasi
hanya dalam jumlah tertentu. Para Ulama Ahlu Sunnah wal Jama'ah
menyatakan, jumlah sifat Allah lebih banyak dari jumlah namaNya. Sebab
setiap nama Allah pasti mengandung sifat. Padahal masih banyak
sifat-sifat lain yang tidak berasal dari namaNya. Syaikh Muhammad bin
Shalih al-Utsaimin menegaskan: Bab Sifat lebih luas daripada bab Asma'.
[11]<br />
<br />
Lebih lanjut beliau memberikan contoh-contoh sifat yang darinya tidak
dapat disebutkan sebagai nama Allah. Misalnya, sifat majii' dan sifat
ityaan : berarti Allah mempunyai sifat datang. Dari sifat ini Allah
tidak bisa disebut al-Jaa'iy atau al-Aatiy (yang datang). Padahal Allah
telah berfirman, menerangkan sifatNya:<br />
<br />
وَجَآءَ رَبُّكَ<br />
<br />
Dan Rabb-mu datang. [Al-Fajr : 22]<br />
<br />
هَلْ يَنظُرُونَ إِلآَّ أَن يَأْتِيَهُمُ اللهُ فِي ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَامِ<br />
<br />
Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu selain kedatangan Allah (untuk
mengadili mereka di hari kiamat) di iringi bayang-bayang awan.
[Al-Baqarah : 210]<br />
<br />
Dan contoh-contoh lain yang dibawakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. [12] .<br />
<br />
Di samping beberapa faidah di atas, penghayatan terhadap nama-nama Allah
dalam surah al-Hadid ayat 3 di atas juga dapat memberikan motivasi
(dampak) berikut:<br />
a. Dapat mencegah orang yang hendak berbuat maksiat, kejahatan atau
tindakan apa saja yang akan mendatangkan murka Allah, sebab ia memahami
dengan baik bahwa kemaksiatan, kejahatan serta segala tindakannya tidak
dapat ia sembunyikan dari penglihatan Allah dan tidak dapat ia hindarkan
dari ancaman kerasNya, kapanpun dan di manapun.<br />
<br />
b. Dapat meningkatkan ketakwaan dan kehati-hatian dalam berbuat sesuatu
sehingga memperkecil kemungkinan untuk terjerumus dalam bid'ah. Allah
melalui RasulNya telah menegaskan bahwa perbuatan bid'ah adalah sesat.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br />
<br />
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ
الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ
بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ (رواه مسلم فى كتاب الجمعة – باب رفع الصوت في الخطبة
ومايقال فيها)<br />
<br />
Amma Ba’du: Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Sedangkan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang
diada-adakan secara baru dalam agama, dan setiap bid’ah adalah sesat.
[13]<br />
<br />
c. Akan menghibur seseorang untuk tidak bersedih dan khawatir menghadapi
tantangan ketika ia melakukan ketaatan, sebab ia yakin bahwa Allah
senantiasa melihat sepak terjangnya yang di ridhai Allah, dan Allah
senantiasa akan menyertainya dengan pertolongan serta perlindunganNya.
Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Allah kepada Musa dan Harun
ketika menghadapi Fir'aun. FirmanNya:<br />
<br />
قَالَ لاَتَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى<br />
<br />
Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua takut. Sebab sesungguhnya Aku
menyertai kamu berdua. Aku mendengar dan Aku melihat. [Thaha : 46]<br />
<br />
Yang dimaksud dengan kesertaan Allah kepada Musa dan Harun pada ayat
diatas adalah kesertaan dalam arti penjagaan, perlindungan dan
pertolonganNya [14]<br />
<br />
Demikianlah, tulisan singkat yang diambil dari keterangan Ulama ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan keimanan secara benar kepada
Allah k . Wallahu Waliyyu at-Taufiq.<br />
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-57378067069619063552013-08-24T18:55:00.002+07:002013-08-24T18:55:17.782+07:00Al-Ghaniyyu, Allah Maha Kaya
Allah Azza wa Jalla berfirman :
<br />
<br />
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
<br />
<br />
Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah yang Maha
kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha terpuji. [Fâthir/35:15]
<br />
<br />
Allah Azza wa Jalla berfirman:
<br />
<br />
وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَىٰ وَأَقْنَىٰ
<br />
<br />
Dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan [an-Najm/53:48]
<br />
<br />
Allah Azza wa Jalla Maha kaya dengan dzat-Nya, yang memiliki kekayaan
yang mutlak dan sempurna dari seluruh sisi dan pandangan lantaran
kesempurnaan dzat-Nya dan sifat-Nya yang tidak tersentuh oleh kekurangan
dari arah manapun. Ini tidak mungkin terjadi kecuali karena Allah Azza
wa Jalla adalah Dzat yang Maha kaya dan lantaran sifat kaya
(berkecukupan) sudah lazim pada dzat-Nya. Sebagaimana Allah Azza wa
Jalla Maha pencipta,Pemberi rezeki, dan Maha pengasih serta yang
melimpahkan kebaikan, maka Allah Azza wa Jalla juga Maha kaya, tidak
membutuhkan seluruh makhluk dari sisi manapun. Para makhluk-Nya itu
pasti membutuhkan-Nya dalam kondisi apapun. Mereka tidak bisa
mengesampingkan curahan kebaikan, kemurahan, pengaturan dan
pemeliharaan-Nya, baik yang bersifat umum maupun khusus dalam sekejap
mata sekalipun.
<br />
<br />
Di antara wujud kesempurnaan kekayaan-Nya;
<br />
<br />
1. Sesungguhnya perbendaharaan langit dan bumi seluruhnya ada di
tangan-Nya, dan kedermawanan-Nya kepada para makhluk datang secara
kontinyu sepanjang malam dan siang, dan kedua tangan-Nya selalu memberi
di setiap waktu.
<br />
<br />
2. Allah Azza wa Jalla menyeru para hamba-Nya agar hanya meminta
kepada-Nya di setiap waktu dan keadaan; dan berjanji untuk mengabulkan
permintaan-permintaan mereka, serta memerintahkan mereka beribadah
kepada-Nya dan berjanji menerima amalan dan memberi pahala mereka.
Sungguh Allah Azza wa Jalla telah memberi seluruh yang mereka minta dan
semua yang mereka inginkan serta apa yang mereka angan-angankan.
<br />
<br />
3. Kalau seandainya seluruh penduduk langit dan bumi, dari makhluk yang
paling awal sampai makhluk yang paling akhir berkumpul di satu tanah
lapang, kemudian masing-masing mengajukan permintaannya sendiri-sendiri,
selanjutnya Allah Azza wa Jalla mengabulkan seluruh permintaan mereka,
maka semua itu tidak mengurangi apa yang Dia Azza wa Jalla miliki
kecuali seperti jarum yang dicelupkan ke dalam lautan.
<br />
<br />
4. Wujud kekayaan-Nya yang sangat agung yang tidak bisa diukur dan tidak
mungkin bisa dideskripsikan, apa yang telah Dia Azza wa Jalla
bentangkan bagi penghuni Jannah yang berupa kelezatan-kelezatan yang
tidak terputus dan pemberian-pemberian-Nya yang beraneka-ragam, serta
kenikmatan-kenikmatan yang bervariasi yang tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbesit di
hati manusia.
<br />
<br />
Allah Maha kaya dengan dzat-Nya, yang mencukupi (kebutuhan) seluruh
makhluk. Allah Azza wa Jalla memenuhi keperluan para hamba-Nya dengan
rezeki-rezeki yang telah Allah Azza wa Jalla hamparkan dan menambah
berbagai kenikmatan bagi mereka yang tidak terhitung dan tidak
terbilang, serta dengan memudahkan sarana-sarana yang mengantarkan
kepada perolehan kekayaan.
<br />
<br />
5. Dan lebih khusus dari semua itu, Allah Azza wa Jalla memperkaya
hamba-hamba pilihan-Nya dengan limpahan ma’rifah (pengetahuan),
ilmu-ilmu rabbâni dan hakekat-hakekat keimanan ke dalam hati sanubari
mereka, sehingga kalbu-kalbu mereka hanya bergantung kepada-Nya dan
tidak bergantung kepada selain-Nya. Inilah kekayaan tertinggi dan
kekayaan yang sebenarnya, sesuai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
salalm :
<br />
<br />
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَشْرَةِ الْعَرْضِ إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
<br />
<br />
Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan yang
sejati ialah kekayaan hati [HR. al-Bukhâri, no. 6446, Muslim no. 1051]
<br />
<br />
Pada saat hati itu kaya (merasa berkecukupan) dengan Allah Azza wa
Jalla, pengetahuan tentang-Nya dan hakekat-hakekat keimanan, maka akan
merasa cukup dengan rezeki dari-Nya dan menerimanya dengan tulus
(bersifat qanâ’ah) dan berbahagia dengan apa yang telah Allah Azza wa
Jalla berikan kepadanya, maka seorang hamba yang telah sampai ke derajat
ini, tidak akan merasa iri terhadap (kekayaan) raja-raja dan pemegang
kekuasaan. Hal ini disebabkan dia telah memperoleh kekayaan yang tidak
ia harapkan digantikan dengan yang lainya; kekayaan yang membuat hatinya
tentram, menjadikan ruhaninya merasa damai dan menyebabkan jiwanya
merasa senang dengannya.
<br />
<br />
Kita memohon semoga Allah Azza wa Jalla memperkaya hati kita dengan
hidayah, cahaya dan ma’rifah dan sifat qanâ’ah, dan juga membentangkan
keluasan karunia-Nya dan rezeki halal kepada kita sekalian. Wallâhu
a’lam.
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-2176380134835042013-08-01T19:16:00.001+07:002013-08-01T19:16:34.073+07:00Seri Kultum<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Seri
Kultum Ramadhan <o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">ISLAM ITU AGAMA KELUARGA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Sungguh
menarik paparan tafsir Fii Zhilalil Quran saat menafsirkan surah</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Ath
Thalaaq :</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sesungguhnya
ia menunjukkan pentingnya urusan keluarga dalam sistem</span></i><i><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kehidupan
yang Islami</span></span></span></i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<i><span style="background: white;">Sesungguhnya
Islam mengatur sistem keluarga. Dalam pandangan Islam,</span></i></span><i><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">rumah
merupakan tempat tinggal dan istirahat. Di dalamnya setiap jiwa</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">harus
mendapatkan kasih sayang, rahmat, cinta, tirai penutup,</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">perhiasan,
penjagaan dan kesucian.</span><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Dalam
naungan rumah itu, anak-anak tumbuh dan generasi baru</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">berangsur-angsur
mencapai kesempurnaan.</span><o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Dan,
dari rumah itu pula ikatan-ikatan kasih dan hubungan-hubungan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">ketergantungan
dan pengasuhan berkembang.</span><o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oleh
karena itu, Islam menggambarkan hubungan rumah tangga dengan</span></i><i><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">gambaran
yang halus dan lembut, yang darinya tersebar sifat kasih</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">sayang,
di dalamnya terbentang naungan, dan menyebarkan semangat dan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">wangi
keharuman yang semerbak di dalamnya.</span><o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<i><span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">bagi
kaum yang berfikir. (Al Quran Al Kariim Surah Ar Ruum ayat 21)</span></span></i><span style="background: white;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">… <i>mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun
adalah pakaian bagi</i></span></span><i><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">mereka
… (Al Quran Al Kariim Surah Al Baqarah ayat 187)</span><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jadi hubungan rumah tangga merupakan hubungan
dan ikatan antara jiwa</span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dengan
jiwa. Ia merupakan hubungan dan ikatan antara tempat tinggal</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dengan
kestabilan. Ia merupakan hubungan dan ikatan antara cinta dengan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kasih
sayang. Dan ia merupakan hubungan dan ikatan antara tirai penutup</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dan
perhiasan. Sesungguhnya manusia pasti merasakan cinta dan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kelembutan
ungkapan-ungkapan, dan dari sela-selanya dia mendapatkan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">semangat
dan naungan.</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Sesungguhnya
ia merupakan ungkapan sempurna tentang hakikat hubungan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">yang
diwajibkan oleh Islam dalam membina ikatan manusia yang melekat</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dan
kuat.</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Pada
saat yang sama, segala maksud dan tujuan puncak dari ikatan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">perkawinan
sangat diperhatikan dan diprioritaskan. Diantaranya,</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">perkembangan
dan penerusan keturunan. Islam memberikan porsi yang cukup</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">terhadap
segala tujuan dan maksud dengan karakter kebersihan dan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kesuciannya.
Juga pengakuan terhadap kesungguhan dan keseriusannya</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">serta
mengatur antara arahan dan problematikanya. Hal itu ditunjukkan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">ketika
Allah menyatakan :</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<br style="text-align: start;" />
<i><span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu
bercocok tanam, maka</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">datangilah
tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kehendaki.
Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">menemui-Nya.
Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (Al</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Quran
Al Kariim Surah Al Baqarah ayat 223)</span><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;">Dalam hal ini, Allah memperhatikan makna
kesuburan dan perkembangbiakan.</span></span><br style="text-align: start;" />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Islam
meliputi sarang ini, atau buaian ini, atau tempat tinggal ini<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">(maksudnya
rumah tangga) dengan segala perhatian dan jaminan sebagaimana</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">tabiat
Islam demikian adanya, yakni memandang sesuatu secara totalitas.<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Karena
sesungguhnya Islam itu tidak cukup hanya semangat-semangat<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">ruhiyah,
namun ia harus diikuti dengan sistematika hukum dan jaminan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">syariat.</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;">Orang yang memahami sistem keluarga dalam Al
Quran dan hadits pada</span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">setiap
persepsinya dan bagi setiap keadaannya, kemudian menyaksikan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">pengarahan-pengarahan
yang menyertai persyariatan itu dan penghimpunan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">yang
jelas di sekitarnya dengan segala pengaruh dan komentar, serta<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dalam
mengaitkan urausan rumah tangga ini dengan Allah secara langsung<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">pada
setiap temanya, sebagaimana yang tampak dalam surah ini (Ath<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Thalaaq)
dan surah lainnya, pastilah dia mengetahui secara sempurna<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">tentang
agungnya urusan keluarga dalam sistem ajaran Islam. Juga betapa<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">tingginya
nilai keluarga ini di sisi Allah. Dalam hal ini dia telah<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">menghimpun
antara takwa kepada Allah dan takwa silaturahmi yang<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">difirmankan
oleh Allah di awal surah An Nisa :</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<i><span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu
yang telah</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">(mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">(peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dan
mengawasi kamu. (Al Quran Al Kariim Surah An Nisa ayat 1)</span><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;">Sebagaimana Islam juga menghimpun antara
persembahan ibadah kepada</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Allah
dengan berbakti kepada kedua orang tua dalam surah Al Isra dan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">surah
lainnya :</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia</span></i><i><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Surah Al</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Israa
ayat 23)</span><o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Islam
pun menjelaskan tentang kesyukuran kepada Allah dan kesyukuran</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kepada
kedua orang tua pada surah Luqman :</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<i><span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kembalimu.
(Al Quran Al Kariim Surah Luqman ayat 14)</span><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;">Sesungguhnya perhatian yang sangat jauh dan
mendalam tentang perkara</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">keluarga
ini seiring dengan ketentuan qadar Ilahi dalam membangun</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kehidupan
manusia atas asas keluarga. Yaitu, ketika ketentuan qadar</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Allah
berlaku bahwa sarang pertama yang berwujud dalam kehidupan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">manusia
adalah keluarga Adam dan istrinya. Kemudian manusia berkembang</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">menjadi
banyak sekali. Padahal Allah Maha Berkuasa untuk menciptakan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">berjuta-juta
manusia sekaligus.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Namua
ketentuan qadar Allah menentukan hal ini untuk sebuah hikmah yang</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">tersimpan
dalam kewajiban dan tugas keluarga yang agung dalam kehidupan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">manusia.
Dan, manusia dengan bekal fitrah dan potensinya mampu memenuhi<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">segala
kebutuhan kehidupan keluarga. Dalam institusi keluargalah<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kepribadian
seorang manusia dan keistimewaan-keistimewaannya tumbuh. Dan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">disanalah
dia menemukan pengaruh-pengaruh yang paling mendalam pada<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kehidupannya.</span></span><br style="text-align: start;" />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Kemudian
perhatian yang besar itu berlaku pada sistem Islam yang</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">merupakan
manhaj Allah yang terakhir di muka bumi.</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;">Demikian paparan Tafsir Fii Zhilalil Quran
tentang Keluarga dalam Islam.</span></span><br style="text-align: start;" />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Allahu
`Alam</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;">Masih diperlukan Ratusan Mushaf Quran. Bantu
lewat donasi Mushaf Quran :</span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><a href="http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/" style="text-align: start;" target="_blank"><span style="background: white; color: #1155cc;">http://quran.rumahilmu.or.id/<wbr></wbr>donasi-mushaf-al-quran/</span></a><span style="color: #222222;"><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;"><</span></span></span><a href="http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/" style="text-align: start;" target="_blank"><span style="background: white; color: #1155cc;">http://quran.rumahilmu.or.id/<wbr></wbr>donasi-mushaf-al-quran/</span></a><span style="background: white; color: #222222;"><span style="text-align: start;">></span></span><o:p></o:p></span></div>
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-74083269690419396592013-08-01T19:05:00.002+07:002013-08-01T19:07:17.465+07:00Seri Kultum<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<i><u><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Seri
Kultum Ramadhan <o:p></o:p></span></u></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">APAKAH MOTIVASI AKHIRAT TIDAK CUKUP<span class="apple-converted-space"> </span></span></b><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Allah
Ta'ala berfirman :</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan</span></i><i><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"> <span style="background: white;">dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu</span></span> <span style="background: white;">serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti</span> <span style="background: white;">hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman</span> <span style="background: white;">itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi</span> <span style="background: white;">hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari</span> <span style="background: white;">Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah</span> <span style="background: white;">kesenangan yang menipu. (Al Quran Al Kariim Surah Al
Hadiid ayat 20)</span><o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;">Kita sering sekali mendengar beragam motivasi
kesuksesan. Sayangnya<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kebanyakan
motivasi-motivasi itu ujungnya hanyalah terkait dengan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kesenangan
dunia belaka. Maka jadilah kehidupan kita seperti yang<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">digambarkan
oleh ayat Quran tersebut diatas : lalai, sibuk mengumpulkan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">beragam
perhiasan dunia, bermegah-megah lalu berbangga-bangga dengan<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">banyaknya
harta dan anak. Naudzubillahi min dzalik.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Kesenangan
ini tidaklah memiliki substansi karena topangannya berupa</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">tipuan
dan kemayaan. Di samping itu, dunia pun melenakan dan melupakan,</span></span> <span style="background: white;">sehingga membawa pemiliknya kepada bayang-bayang yang
menipu.</span></span><br />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Karena
itu Allah menyeru manusia supaya berkompetisi di arena</span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">pertandingan
yang hakiki untuk meraih tujuan yang berhak dimiliki oleh</span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">pemenang.
Tujuan yang menjadi akhir tempat kembali mereka, yang</span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">memastikan
mereka tinggal di alam keabadian :</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Berlomba-lombalah
kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan</span>surga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi</span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah</span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan</span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Allah
mempunyai karunia yang besar. (Al Quran Al Kariim Surah Al Hadiid</span></span>
<span style="background: white;">ayat 21)</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Perlombaan
itu bukanlah tentang senda gurau, permainan, untuk saling</span></i><i><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"> <span style="background: white;">membanggakan diri, dan untuk saling mengungguli
jumlah. Tetapi itu</span></span> <span style="background: white;">perlombaan
menuju cakrawala, mengacu sasaran, dan mengarah ke kerajaan</span> <span style="background: white;">yang luas yaitu : "Surga yang seluas langit dan
bumi"</span><o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Begitulah
koridor motivasi seorang muslim sesungguhnya. Dorongannya</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">adalah
dorongan ukhrowi, sehingga kesuksesan bukanlah diukur dari</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">tingginya
posisi, banyaknya harta dan anak yang membawa kepada sifat</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kikir,
suka memamerkan dan menumpuk-numpuk, tidak bermanfaat bagi</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kehidupan.</span></span><br style="text-align: start;" />
<br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Apapun
yang ia capai, maka dia akan berupaya menjadikannya tangga</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">menuju
ampunan Allah. Hilang karena sifat angkuh dan sombong serta</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">kebanggaan
yang melampaui batas.</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Apapun
yang tidak dia capai, tidaklah kemudian menjadikannya susah dan</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">hampa,
dan menjadikannya memiliki obsesi di luar batas kewajaran hingga</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">terkadang
menghalalkan segala cara.</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<i><span style="background: white;"><span style="text-align: start;">(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu
jangan berduka cita</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu</span></span><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;">gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak</span></span> <span style="background: white;">menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan
diri, (Al Quran Al</span></i></span><i> <span style="background: white;">Kariim Surah Al
Hadiid ayat 23)</span><o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<i><span style="background: white;">(yaitu)
orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan<span class="apple-converted-space"> </span></span></i></span><i> <span style="background: white;">barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka<span class="apple-converted-space"> </span></span> <span style="background: white;">sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Al Quran Al</span>
Kariim Surah Al Hadiid ayat 24)<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
<br style="text-align: start;" />
<b><span style="background: white;"><span style="text-align: start;">Allahu `Alam</span></span> <o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Masih dibutuhkan Ratusan Mushaf Quran di
Program Donasi Mushaf Quran :</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/" style="text-align: start;" target="_blank"><span style="background: white; color: #1155cc; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">http://quran.rumahilmu.or.id/<wbr></wbr>donasi-mushaf-al-quran/</span></a></span><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><br style="text-align: start;" />
<span style="background: white;"><span style="text-align: start;"><</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/" style="text-align: start;" target="_blank"><span style="background: white; color: #1155cc; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">http://quran.rumahilmu.or.id/<wbr></wbr>donasi-mushaf-al-quran/</span></a></span><span style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="text-align: start;">></span><o:p></o:p></span></div>
<br />dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-37304904361052832982013-07-20T13:31:00.003+07:002013-07-20T13:31:50.511+07:00INTI AJARAN ISLAM<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">INTI AJARAN ISLAM</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Iman, Islam, dan Ihsan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu: Iman, Islam
dan Ihsan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dasarnya adalah hadits sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Pada suatu
hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw.
Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam
sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari
kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua
kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya
diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu
aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat
bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian
dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab,
“Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.”<br />
Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah
berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda
tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi,
“Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang
ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi,
“Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak
wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah
telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun
gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan
mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa
orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih
mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk
mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">RUKUN IMAN 6 PERKARA</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Iman adalah keyakinan kita pada 6 rukun iman.
Islam adalah pokok-pokok ibadah yang wajib kita kerjakan. Ada pun Ihsan adalah
cara mendekatkan diri kita kepada Allah.<br />
Tanpa iman semua amal perbuatan baik kita akan sia-sia. Tidak ada pahalanya di
akhirat nanti:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">”Dan
orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya
air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun…” [An Nuur:39]</span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">”Orang-orang
yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup
angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia).
Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [Ibrahim:18]</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Iman ini harus dilandasi ilmu yang mantap
sehingga kita bisa menjelaskannya kepada orang lain. Bukan sekedar taqlid atau
ikut-ikutan. Sebagaimana hadits di atas, rukun Iman ada 6 :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Pertama Iman
kepada Allah</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Artinya kita meyakini adanya
Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah. Di bab-bab berikutnya akan dijelaskan
secara rinci tentang hal ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kedua adalah
iman kepada malaikat-malaikat Allah </span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">artinya<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba
Allah yang selalu patuh pada perintah Allah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ketiga adalah
beriman kepada Kitab-kitab=Nya</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> artinya Kita
yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil
kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita harus yakin juga
bahwa semua kitab-kitab suci di atas telah dirubah oleh manusia sehingga Allah
kembali menurunkan Al Qur’an yang dijaga kesuciannya sebagai pedoman hingga
hari kiamat nanti.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">”<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Maka
kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk
memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan
kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al
Baqarah:79]</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kita harus
meyakini kebenaran Al Qur’an dan mengamalkannya:</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">”Kitab Al
Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al
Baqarah:2]</span></i><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kempat
adalah beriman kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> artinya Rasul/Nabi merupakan manusia yang
terbaik yang pantas dijadikan suri teladan yang diutus Allah untuk menyeru
manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib
kita imani di antaranya Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.<br />
Karena ajaran Nabi-Nabi sebelumnya telah dirubah ummatnya, kita harus meyakini
bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang harus kita ikuti ajarannya.<br style="mso-special-character: line-break;" />
<br style="mso-special-character: line-break;" />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">”Muhammad
bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup nabi-nabi…” [Al Ahzab:40]</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kelima adalah
beriman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat)</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">
Artinya Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari
Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal
saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka. Selain kiamat besar kita
juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk
itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dan Rukun
Iman yang keenam adalah percaya kepada Takdir/qadar yang baik atau pun yang
buruk</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">. Meski manusia wajib berusaha
dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan mensyukurinya
sebagai takdir dari Allah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">RUKUN ISLAM
5 PERKARA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ada pun rukun Islam terdiri dari 5 perkara.
Barang siapa yang tidak mengerjakannya maka Islamnya tidak benar karena
rukunnya tidak sempurna.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rukun Islam pertama</span></i></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu alla ilaaha illallaahu wa
asyhaadu anna muhammadar rasuulullaah. Artinya kita meyakini hanya Allah Tuhan
yang wajib kita patuhi perintah dan larangannya. Jika ada perintah dan larangan
dari selain Allah, misalnya manusia, yang bertentangan dengan perintah dan
larangan Allah, maka Allah yang harus kita patuhi. Ada pun Muhammad adalah
utusan Allah yang menjelaskan ajaran Islam. Untuk mengetahui ajaran Islam yang
benar, kita berkewajiban mempelajari dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Konsekwensi
dari 2 kalimat syahadat adalah kita harus mempelajari dan memahami Al Qur’an
dan Hadits yang sahih (minimal Kutuubus sittah: Bukhari, Muslim, Abu Daud,
Tirmidzi, An Nasaa’i, dan Ibnu Majah) dan mengamalkannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rukun Islam kedua</span></i></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> adalah shalat 5 waktu, yaitu: Subuh 2
rakaat, Dzuhur dan Ashar 4 raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 raka’at.
Shalat adalah tiang agama barang siapa meninggalkannya berarti merusak
agamanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rukun Islam ketiga</span></i></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> adalah membayar zakat bagi para muzakki
(orang yang wajib pajak/mampu). Ada pun orang yang mustahiq (berhak menerima
zakat seperti fakir, miskin, amil, mualaf, orang budak, berhutang, Sabilillah,
dan ibnu Sabil) berhak menerima zakat. Zakat merupakan hak orang miskin agar
harta tidak hanya beredar di antara orang kaya saja. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rukun Islam keempat</span></i></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> adalah puasa di Bulan Ramadhan. Yaitu
menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, bertengkar, marah, dan segala
perbuatan negatif lainnya dari subuh hingga maghrib.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rukun Islam yang kelima</span></i></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> adalah berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu
di sini dalam arti mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Sebelum
berhaji, hutang yang jatuh tempo harus dibayar dan keluarga yang ditinggalkan
harus diberi bekal yang cukup. Nabi berkata barang siapa yang mati tapi tidak
berhaji padahal dia mampu, maka dia mati dalam keadaan munafik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Cambria; mso-bidi-theme-font: major-latin; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">IHSAN
MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ada pun Ihsan adalah cara agar kita bisa
khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat
Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat
selalu melihat kita. Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk
Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita tidak
mengerjakannya karena Ihsan tadi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat
kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya.
Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat
perbuatannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ihsan tidak hanya membuat hubungan baik
dengan Allah. Tapi juga dengan manusia. Keliru sekali jika ada orang yang
hubungannya dengan Allah “baik”, tapi dengan manusia amat buruk. Misalnya
pemarah, dengki, gemar berburuk sangka, mengadu-domba, dan sebagainya. Oleh
karena itu dalam Islam ada Hablum Minallahu (Hubungan dengan Allah) dan Hablum
Minannas (Hubungan dengan manusia):</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Dan
(ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian
kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu
selalu berpaling.” [Al Baqarah 83]</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
[Al Baqarah 177]</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [Al Baqarah 195]</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Orang yang
belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih
sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di
langit. (HR. Bukhari)</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan
menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Demi yang
jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman
dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu
bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara
kamu. (HR. Muslim)</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Reposting oleh Indahnya Islam</span></div>
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-80170330992134415032013-07-19T05:36:00.002+07:002013-07-19T05:36:30.483+07:00Malam Lailatur Qadar<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 15.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Keutamaan <b>Malam Lailatul Qadar</b>, Tanda-tanda, dan Waktunya</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><b><o:p></o:p></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Malam
Lailatul Qadar</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Malam
Lailatul Qadar</span></i></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> adalah malam mulia yang nilainya lebih baik daripada 1.000 bulan
(30.000x malam biasa):<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS Al Qadar: 1 - 5]<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Asbabun Nuzul (Sebab-sebab turunnya ayat Al Qur’an) di atas adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dalam suatu
riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani
Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan
terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah
menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam
lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan
itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<i>(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al
Wahidi</i>, yang bersumber dari Mujahid)<br />
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang
laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi
musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka
Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam
lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang
laki-laki dari Bani Israil tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<i>(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang
bersumber dari Mujahid).<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Para sahabat
kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4
bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah
berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru
disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih.
Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah
lelaki dari Bani Israel tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam
tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu
perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad
di jalan Allah pada <b><a href="http://indahnya-nikmat-iman-islam.blogspot.com/" target="_blank">Malam Lailatul Qadar</a></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kapan <b><a href="http://indahnya-nikmat-iman-islam.blogspot.com/" target="_blank">MalamLailatul Qadar</a></b> itu Terjadi?<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Malam Lailatul Qadar</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> terjadi
pada 1 malam ganjil pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan (malam ke 21, 23,
25, 27, atau 29):<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada 10 malam
terakhir bulan Ramadhan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<i>Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah
ber’itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda,
‘Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan
Ramadhan.” [HR Bukhari dan HR Muslim]</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Jika berat
mencari pada 10 malam terakhir, coba cari pada 7 malam terakhir:<br />
<br />
Dari Ibnu Umar ra bahwa beberapa shahabat Nabi SAW melihat lailatul qadr dalam
mimpi tujuh malam terakhir, maka barangsiapa mencarinya hendaknya ia mencari
pada tujuh malam terakhir.” Muttafaq Alaihi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Kenapa mencari<i> <b>Malam Lailatul Qadar</b></i> pada 10 atau 7 hari terakhir
(ganjil/genap)? Kenapa tidak 5 hari ganjil yang terakhir saja? Saat ini banyak
kelompok masih berbeda penetapan 1 Ramadhan. Ada yang misalnya tanggal 1 bulan
X Masehi. Ada pula yang tanggal 2. Jadi tidak jelas mana yang ganjil dan yang
genap. Lebih aman kita tetap giat di 10 malam terakhir entah itu ganjil/genap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Dari Muawiyah Ibnu Abu Sufyan ra bahwa Nabi SAW bersabda tentang lailatul
qadar: “Malam dua puluh tujuh.” [Abu Daud]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Carilah Lailatul Qadar
pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada
sembilan hari yang masih tersisa, tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih
tersisa.” [HR Bukhari]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Apa Tanda-tanda <b><i>Malam Lailatul Qadar</i></b>?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<i>Dari Ubay ra, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda (yang artinya), “Pagi hari <b>Malam
Lailatul Qadar</b>, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana
hingga meninggi.” (HR Muslim 762).<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Kami menyebutkan <b>Malam Lailatul Qadar</b> di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam beliau bersabda (yang artinya), “Siapa di antara kalian yang ingat
ketika terbit bulan, seperti syiqi jafnah (setengah bejana).” (HR Muslim 1170)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Dan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya),
“(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak
juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.”
(HR Thayalisi (349), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah SAW:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<i>“Lailatul qadar adalah malam yang terang,
tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang
dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi
setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Bagaimana Cara Mengisi <b><i>Malam Lailatul Qadar</i></b>?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Nabi Muhammad ber-i’tikaf (tinggal di masjid) pada 10 malam terakhir:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<i>Aisyah r.a. berkata, “Nabi apabila telah
masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengikat sarung
beliau, menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau.” [HR Bukhari]<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Di masjid beliau shalat wajib dan sunnah, membaca Al Qur’an, berzikir, berdo’a,
dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Nabi biasa melakukan shalat sunnat malam (Tarawih) pada bulan Ramadhan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<i>Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan
karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah
lampau.” [Hr Bukhari]<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Doa <b><i>Malam
Lailatul Qadar</i></b><i>:</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Dari ‘Aisyah ra bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu
suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut?
Beliau bersabda: “bacalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Doa <b><i>Malam
Lailatul Qadar</i></b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
(artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai
ampunan, maka ampunilah aku).” Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Ciri-ciri Orang yang Mendapat <b><i>Malam Lailatul Qadar</i></b><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Ciri-ciri dari orang yang mendapat <b>Malam
Lailatul Qadar</b> adalah dia ibadahnya lebih rajin daripada sebelumnya. Dia
jadi lebih rajin shalat, puasa, sedekah, dsb.<br />
<br />
Tidak berani mengerjakan hal-hal yang maksiat. Tidak mungkin dia mabuk-mabukan,
berjudi, atau pun berpacaran/mendekati zina.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Cambria, serif;"><span style="line-height: 18px;">Baca artikel lain di <a href="http://indahnya-nikmat-iman-islam.blogspot.com/" target="_blank">Indahnya Islam</a></span></span></div>
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-78986667993508698792013-07-12T07:38:00.000+07:002013-07-12T13:23:44.636+07:00Allah Dan Rasul-Nya Tidaklah Memerintahkan Sesuatu Kecuali Mendatangkan Maslahat<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kategori Al-Ilmu</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 20.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">QAWAID
FIQHIYAH</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Kaidah Ke. 1 : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Allah Dan
Rasul-Nya Tidaklah Memerintahkan Sesuatu Kecuali Mendatangkan Maslahat</span></b><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
QAWA'ID FIQHIYAH</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Kaidah Pertama:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الشَّارِعُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لاَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَأْمُرُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِلاَّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِمَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَصْلَحَتُهُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">خَالِصَةٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَوْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">رَاجِحَةٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلاَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَنْهَى</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِلاَّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَمَّا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَفْسَدَتُهُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">خَالِصَةٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَوْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">رَاجِحَةٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala Dan Rasul-Nya, Tidaklah Memerintahkan Sesuatu Kecuali
Yang Murni Mendatangkan Maslahat Atau Maslahatnya Dominan. Dan Tidaklah
Melarang Sesuatu Kecuali Perkara Yang Benar-Benar Rusak Atau Kerusakannya
Dominan.<br />
<br />
Kaidah ini mencakup seluruh syari'at agama ini. Tidak ada sedikitpun hukum
syari'at yang keluar dari kaidah ini, baik yang berkait dengan pokok maupun
cabang-cabang agama ini, juga berhubungan dengan hak Allah Subhanahu wa Ta’alamaupun
yang berhubungan dengan hak para hamba. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِنَّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اللَّهَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَأْمُرُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِالْعَدْلِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْإِحْسَانِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَإِيتَاءِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ذِي</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْقُرْبَىٰ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَيَنْهَىٰ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْفَحْشَاءِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْمُنْكَرِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْبَغْيِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ۚ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَعِظُكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لَعَلَّكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">تَذَكَّرُونَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. [an-Nahl/16:90].<br />
<br />
Tidak ada satu keadilan pun, juga ihsan (perbuatan baik) dan menjalin
silaturahim yang terlupakan, kecuali semuanya telah diperintahkan oleh Allah
Azza wa Jalla dalam ayat yang mulia ini. Dan tidak ada sedikit pun kekejian dan
kemungkaran yang berkait dengan hak-hak Allah Subahnahu wa Ta’ala, juga
kezhaliman terhadap makhluk dalam masalah darah, harta, serta kehormatan
mereka, kecuali semuanya telah dilarang oleh Allah Azza wa Jalla. Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan para hamba-Nya agar memperhatikan
perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, memperhatikan kebaikan dan
manfaatnya lalu melaksanakannya. Allah Azza wa Jalla juga mengingatkan agar
memperhatikan keburukan dan bahaya yang terdapat dalam larangan-larangan Allah
Subhanahu wa Ta’ala tersebut, lalu menjauhinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Demikian pula firman Allah Azza wa Jalla :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">قُلْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَمَرَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">رَبِّي</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِالْقِسْطِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ۖ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَقِيمُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وُجُوهَكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عِنْدَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">كُلِّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَسْجِدٍ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَادْعُوهُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مُخْلِصِينَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لَهُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الدِّينَ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Katakanlah: "Rabbku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah):
"Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. [al-A'râf/7:29].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Ayat ini telah mengumpulkan pokok-pokok semua perintah Allah Subhanahu wa
Ta’ala, dan mengingatkan kebaikan perintah-perintah itu. Sebagaimana ayat
selanjutnya menjelaskan pokok-pokok semua perkara yang diharamkan, dan
memperingatkan akan kejelekannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">قُلْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِنَّمَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">حَرَّمَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">رَبِّيَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْفَوَاحِشَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ظَهَرَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مِنْهَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَمَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بَطَنَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْإِثْمَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْبَغْيَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِغَيْرِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْحَقِّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَنْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">تُشْرِكُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِاللَّهِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لَمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يُنَزِّلْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِهِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">سُلْطَانًا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَنْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">تَقُولُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَلَى</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اللَّهِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">تَعْلَمُونَ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
Katakanlah: "Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa
alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang
Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui".[al-A'râf/7:33].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Dalam ayat yang lain, tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan agar
bersuci sebelum melaksanakan shalat, yaitu dalam firman-Nya:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَيُّهَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الَّذِينَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">آمَنُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِذَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">قُمْتُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِلَى</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الصَّلَاةِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَاغْسِلُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وُجُوهَكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَيْدِيَكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِلَى</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْمَرَافِقِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَامْسَحُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِرُءُوسِكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَرْجُلَكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِلَى</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْكَعْبَيْنِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ۚ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَإِنْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">كُنْتُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">جُنُبًا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَاطَّهَّرُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ۚ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَإِنْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">كُنْتُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَرْضَىٰ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَوْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَلَىٰ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">سَفَرٍ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَوْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">جَاءَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَحَدٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مِنْكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مِنَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْغَائِطِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَوْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لَامَسْتُمُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">النِّسَاءَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَلَمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">تَجِدُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَاءً</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَتَيَمَّمُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">صَعِيدًا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">طَيِّبًا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَامْسَحُوا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِوُجُوهِكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَيْدِيكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مِنْهُ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. [al-Mâidah/5:6].<br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua macam thaharah (bersuci). Yaitu
thaharah dari hadats kecil dan hadats besar dengan menggunakan air. Dan jika
tidak ada air atau karena sakit, maka bersuci dengan menggunakan debu. Selanjutnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يُرِيدُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اللَّهُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لِيَجْعَلَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَلَيْكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مِنْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">حَرَجٍ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلَٰكِنْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يُرِيدُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لِيُطَهِّرَكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلِيُتِمَّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">نِعْمَتَهُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَلَيْكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لَعَلَّكُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">تَشْكُرُونَ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [al-Mâidah/5 : 6]<br />
<br />
Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa
perintah-perintah-Nya termasuk jajaran kenikmatan terbesar di dunia ini, dan
berkaitan erat dengan nikmat-Nya nanti di akhirat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang maslahatnya seratus persen dan larangan
Allah dari sesuatu yang benar-benar rusak, dapat diketahui dari beberapa contoh
berikut.<br />
<br />
Sebagian besar hukum-hukum dalam syari'at ini mempunyai kemaslahatan yang
murni. Keimanan dan tauhid merupakan kemaslahatan yang murni, kemaslahatan
untuk hati, ruh, badan, kehidupan dunia dan akhirat. Sedangkan kesyirikan dan
kekufuran, bahaya dan mafsadatnya murni, yang menyebabkan keburukan bagi hati,
badan, dunia, dan akhirat.<br />
<br />
Kejujuran maslahatnya murni, sedangkan kedustaan sebaliknya. Namun, jika ada
maslahat yang lebih besar dari mafsadat yang ditimbulkan akibat kedustaan,
seperti dusta dalam peperangan, atau dusta dalam rangka mendamaikan manusia,
maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan rukhshah (keringanan)
dalam masalah perbuatan dusta seperti ini, dikarenakan kebaikannya atau
maslahatnya lebih dominan.<br />
<br />
Demikian pula, keadilan mempunyai maslahat yang murni; sedangkam kezhaliman,
seluruhnya adalah mafsadat. Adapun perjudian dan minum khamr, mafsadat dan
bahayanya lebih banyak daripada manfaatnya. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa
Ta’ala mangharamkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَسْأَلُونَكَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْخَمْرِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْمَيْسِرِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ۖ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">قُلْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فِيهِمَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِثْمٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">كَبِيرٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَمَنَافِعُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لِلنَّاسِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَإِثْمُهُمَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أَكْبَرُ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مِنْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">نَفْعِهِمَا</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". [al-Baqarah/2:219].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Jika ada maslahat-maslahat besar dari sebagaian perkara yang mengandung unsur
perjudian, seperti mengambil hadiah lomba yang berasal dari uang pendaftaran
peserta dalam lomba pacuan kuda, atau lomba memanah, maka hal demikian ini
diperbolehkan. Karena lomba-lomba ini mendukung untuk penegakan bendera jihad.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Adapun mempelajari sihir, maka sihir hanyalah mafsadat semata-mata. Sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَيَتَعَلَّمُونَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَضُرُّهُمْ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلَا</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَنْفَعُهُمْ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. [al-Baqarah/2:102].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Demikian pula diharamkannya bangkai, darah, daging babi, dan semisalnya yang
mengandung mafsadat dan bahaya. Jika maslahat yang besar mengalahkan mafsadat
akibat mengkonsumsi makanan yang diharamkan ini, seperti untuk mempertahankan
hidup, maka makanan haram ini boleh dikonsumsi. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:<br />
<br />
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَمَنِ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اضْطُرَّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فِي</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مَخْمَصَةٍ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">غَيْرَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">مُتَجَانِفٍ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">لِإِثْمٍ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ۙ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَإِنَّ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اللَّهَ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">غَفُورٌ</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">رَحِيمٌ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Mâidah/5:3].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
Pokok dan kaidah syari'ah yang agung ini dapat dijadikan dasar untuk menyatakan
bahwa ilmu-ilmu modern sekarang ini, serta berbagai penemuan baru yang
bermanfaat bagi manusia dalam urusan agama dan dunia meraka, bisa digolongkan
ke dalam perkara yang diperintahkan dan dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
Rasul-Nya, sekaligus merupakan nikmat yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada
para hamba-Nya; karena mengandung manfaat yang sangat dibutuhkan oleh manusia
dan sebagai sarana pendukung.<br />
<br />
Oleh karena itu, adanya telegram dengan berbagai jenisnya, industri-industri,
penemuan-penemuan baru, hal-hal tersebut sangat sesuai dengan implementasi
kaidah ini. Perkara-perkara ini, ada yang masuk kategori sesuatu yang
diwajibkan, ada yang sunnah, dan ada yang mubah, sesuai dengan manfaat dan amal
perbuatan yang dihasikannya. Sebagaimana perkara-perkara ini juga bisa
dimasukkan dalam kaidah-kaidah syar'iyah lainnya yang merupakan turunan dari
kaidah ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Di
ambil dari Milis Yahoogroups.</i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><u><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Daarut-tauhiid</span></u></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sharing Oleh Blogger :</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><a href="http://indahnya-nikmat-iman-islam.blogspot.com/">Indahnya Islam</a><span id="goog_1013824561"></span><span id="goog_1013824562"></span></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">(Sumber : al-Qawaa'id wa al-Ushul al-Jaami'ah
wa al-Furuuq wa at-Taqaasiim al-Badi'at an-Naafi'at, karya Syaikh 'Abdur-Rahman
bin Nashir as-Sa'di, Tahqiq: oleh Prof. Dr. Khalid bin 'Ali al-Musyaiqih,
Cetakan Dar al-Wathan).</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br />
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">[Disalin
dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XII/1429H/2008. Diterbitkan Yayasan
Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo
Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]</i></b></span></div>
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-23188672473187104032013-07-05T21:03:00.001+07:002013-07-05T21:04:10.512+07:0010 Pintu Setan dalam Menyesatkan ManusiaPintu pertama:<br />
<br />
Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki)
dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut
akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran,
sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan.
Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan
menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh
syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.<br />
<br />
Pintu kedua:<br />
<br />
Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat
merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan
melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi
kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه<br />
<br />
“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku
berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash
Shohihah no. 1376. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)<br />
<br />
Pintu ketiga:<br />
<br />
Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala
perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena
umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.<br />
<br />
Pintu keempat:<br />
<br />
Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini
akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada
Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam
hadits:<br />
فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ<br />
<br />
“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan
sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah
Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)<br />
<br />
Pintu kelima:<br />
<br />
Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini,
maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu
tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan
mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang
disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari
kemungkaran.<br />
<br />
Pinta keenam:<br />
<br />
Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk
perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ<br />
<br />
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin
tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu
Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani
dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)<br />
<br />
Pintu ketujuh:<br />
<br />
Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta
bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil
(kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan
dengan harta.<br />
<br />
Pintu kedelapan:<br />
<br />
Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau
golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam
madzhab atau golongannya.<br />
<br />
Pintu kesembilan:<br />
<br />
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan
sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka
menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah
aqidah.<br />
<br />
Pintu kesepuluh:<br />
<br />
Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang
selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan
selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya
seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan
orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.<br />
<br />
Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya.<br />
<br />
Rujukan: Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy<br />
<br />
***<br />
<br />
Pangukan, Sleman, 18 Muharram 1430 H<br />
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikaldhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-40376930747941448212013-07-05T21:01:00.001+07:002013-07-05T21:02:21.913+07:00Makna Lâ Ilâha Illallâh
<br />
Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhâb<br />
<br />
Syaikh ditanya tentang makna Lâ Ilâha Illallâh.<br />
<br />
Maka, beliau menjawab,<br />
<br />
Ketahuilah, -semoga Allah merahmatimu-, bahwa kalimat (Lâ Ilâha
Illallâh) ini adalah pembeda antara kekufuran dan keislaman. Itu adalah
kalimat takwa, itu adalah Al-‘Urwah Al-Wutsqâ ‘tali yang amat kuat’, dan
itu adalah kalimat yang Ibrahim jadikan sebagai,<br />
<br />
“Kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).” [Az-Zukhruf: 28]<br />
<br />
(Kalimat Lâ Ilâha Illallâh) bukanlah dimaksudkan untuk diucapkan secara
lisan saja, walaupun jahil terhadap maknanya. (Hal ini) karena kaum
munafikin juga mengucapkan (kalimat) tersebut, padahal (kedudukan)
mereka lebih rendah daripada kaum kuffar, (yaitu) di lapisan terbawah
dari api neraka, meski mereka mengerjakan shalat dan puasa serta
bersedekah.<br />
<br />
Akan tetapi, maksud (kalimat Lâ Ilâha Illallâh) adalah mengetahuinya
dengan hati, mencintainya dan mencintai orang-orang yang mengucapkannya,
serta membenci siapa saja yang menyelisihi dan memusuhinya sebagaimana
sabda (Rasulullah),<br />
<br />
“Barangsiapa yang mengucapkan Lâ Ilâha Illallâh dalam keadaan ikhlas.” dalam sebuah riwayat (disebutkan),<br />
<br />
“… Jujur dari hatinya ….”<br />
<br />
juga dalam sebuah lafazh (disebutkan),<br />
<br />
“Barangsiapa yang mengucapkan Lâ Ilâha Illallâh dan kafir terhadap segala sesuatu yang diibadahi selain Allah.”<br />
serta dalil-dalil lain yang menunjukkan kejahilan banyak manusia terhadap syahadat ini.<br />
<br />
Ketahuilah bahwa kalimat (Lâ Ilâha Illallâh) ini mengandung penafian dan
penetapan. (Penafian yang dimaksud) adalah penafian ulûhiyyah
(penyembahan/ peribadahan) segala sesuatu selain Allah Tabâraka Wa
Ta’âlâ dari seluruh makhluk, bahkan (penafian ulûhiyyah) dari Muhammad
dan para malaikat, hingga Jibril, apalagi wali-wali dan orang-orang
shalih yang lain.<br />
<br />
Apabila engkau telah memahami hal tersebut, renungilah makna ulûhiyyah
yang Allah tetapkan untuk diri-Nya. (Renungi) jugalah hal yang Allah
nafikan dari Muhammad dan Jibril, apalagi dari selain keduanya berupa
wali-wali dan orang-orang shalih, bahwa mereka tidak memiliki
(uluhiyyah) seberat biji sawi pun.<br />
<br />
Apabila engkau telah mengerti hal ini, ketahuilah bahwa ulûhiyyah inilah
yang disebut oleh orang-orang umum pada masa kita dengan nama As-Sirr
‘rahasia’ dan Al-Walâyah ‘kewalian’. Jadi, (menurut mereka), Ilâh ‘yang
diibadahi’ adalah wali yang memiliki sirr ‘rahasia’. Itulah yang mereka
namakan dengan Al-Faqîr dan Asy-Syaikh, sedang orang awam menamakannya
dengan As-Sayyid dan semisalnya.<br />
<br />
Hal tersebut karena mereka menyangka bahwa Allah telah memberikan
kedudukan (khusus) di sisi-Nya untuk kalangan khusus di antara makhluk,
yakni bahwa Allah ridha bila seorang manusia berlindung kepada mereka,
mengharap dan memohon pertolongan kepada mereka, serta menjadikan mereka
sebagai perantara antara dia dan Allah.<br />
<br />
Jadi, demikianlah sangkaan para pelaku kesyirikan pada zaman kita bahwa
mereka itulah perantara-perantara mereka, yang dinamakan oleh
orang-orang musyrik terdahulu dengan nama Ilâh, dan perantara itu adalah
Ilâh.<br />
<br />
Oleh karena itu, ucapan “Lâ Ilâha Illallâh” seseorang adalah pembatilan
terhadap seluruh bentuk perantara. Apabila engkau ingin mengetahui hal
ini secara sempurna, hal tersebut adalah dengan dua perkara:<br />
<br />
PERTAMA, engkau mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh
Nabi, yang dibunuhi, hartanya dirampas, darahnya dihalalkan, dan kaum
perempuannya ditawan adalah orang-orang yang menetapkan tauhid
rubûbiyyah bagi Allah, (yaitu) bahwa tiada yang mencipta, kecuali Allah,
tiada yang memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, juga tiada yang
mengatur segala perkara, kecuali Allah, sebagaimana firman (Allah)
Ta’âlâ,<br />
<br />
“Katakanlah, ‘Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan
bumi, atau siapakah yang berkuasa untuk (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, serta siapakah yang mengatur
segala urusan?’ Niscaya mereka akan menjawab, ‘Allah,’ maka katakanlah,
‘Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)?’.” [Yûnus: 31]<br />
<br />
Ini adalah masalah yang sangat besar lagi sangat penting, yaitu engkau
mengetahui bahwa orang-orang kafir mempersaksikan dan menetapkan seluruh
hal ini. Namun, bersamaan dengan itu, (persaksian tersebut) tidak
memasukkan mereka ke dalam Islam serta tidak mengharamkan darah dan
harta mereka, padahal mereka juga bersedekah, berhaji, berumrah,
beribadah, dan meninggalkan sejumlah hal yang diharamkan karena takut
kepada Allah.<br />
<br />
Akan tetapi, perkara KEDUA itulah yang mengafirkan mereka serta
menghalalkan darah dan harta mereka, (yaitu) mereka tidak mempersaksikan
tauhid ulûhiyyah untuk Allah. (Tauhid ulûhiyyah) adalah bahwa tiada
yang doa ditujukan (kepadanya) kecuali Allah, tidak mengharap, kecuali
kepada Allah saja, tiada serikat bagi-Nya, tidak bermohon dan meminta
pertolongan kepada selain-Nya, tidak menyembelih untuk selain-Nya, serta
tidak bernadzar untuk selain Allah, tidak kepada malaikat yang
didekatkan tidak pula kepada nabi yang diutus.<br />
<br />
Jadi, barangsiapa yang memohon pertolongan kepada selain Allah, sungguh
dia telah kafir. Barang siapa yang menyembelih untuk selain Allah,
sungguh dia telah kafir. (Juga) makna-makna yang semisal dengan ini.<br />
<br />
Kesempurnaan (pemahaman) ini adalah engkau mengetahui bahwa kaum
musyrikin, yang Rasulullah perangi, selalu beribadah kepada orang-orang
shalih, seperti para malaikat, (Nabi) Isa, ibu beliau (yakni Maryam),
‘Uzair, dan para wali yang lain. Mereka dianggap telah kafir lantaran
hal ini, padahal mereka menetapkan bahwa Allah Subhânahu Yang Maha
Mencipta, Maha Memberi rezeki, dan Maha Mengatur segala perkara.<br />
<br />
Apabila telah mengerti hal ini, engkau telah mengerti makna Lâ Ilâha
Illalâh, juga telah mengerti bahwa siapapun yang meminta pertolongan
kepada nabi atau malaikat, memanggil atau meminta perlindungan
kepadanya, sungguh dia telah keluar dari Islam. Itulah kekafiran yang
Rasulullah perangi.<br />
<br />
APABILA SEORANG MUSYRIKIN BERKATA, “Kami mengetahui bahwa Allah-lah Yang
Maha Mencipta, Maha Memberi Rezeki dan Maha Mengatur Segala Urusan.
Namun, orang-orang shalih itu adalah orang-orang yang didekatkan (kepada
Allah) maka kami berdoa kepada mereka, bernadzar untuk mereka, masuk
kepada mereka, dan meminta perlindungan kepada mereka. Yang kami
inginkan dengan hal tersebut adalah kedudukan dan syafa’at, sedang kami
memahami bahwa Allah-lah Yang Maha Mengatur Segala Urusan,”<br />
<br />
JAWABLAH KEPADANYA, Bahwa ucapan engkau adalah agama Abu Jahal dan
semisalnya. Merekalah yang berdoa kepada Isa, Uzair, para malaikat, dan
wali-wali seraya berkata,<br />
<br />
“Tidaklah kami menyembah mereka, kecuali supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” [Az-Zumar: 3]<br />
<br />
Allah berfirman (tentang mereka),<br />
<br />
“Dan mereka menyembah sesuatu, selain Allah, yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka tidak pula kemanfaatan, dan
mereka berkata, ‘Mereka adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi
Allah.’.” [Yûnus: 18]<br />
<br />
Apabila merenungi hal ini dengan baik, engkau pasti mengetahui bahwa
orang-orang kafir juga mempersaksikan tauhid rubûbiyyah Allah, yaitu
mengesakan Allah dalam penciptaan, pemberian rezeki, dan pengaturan.
Jadi, mereka meminta pertolongan kepada (Nabi) Isa, para malaikat, dan
wali-wali dengan maksud mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan
sedekat-dekatnya dan agar mereka diberi syafa’at di sisi Allah. Engkau
(juga) pasti mengetahui bahwa, di antara orang-orang kafir -khususnya
orang-orang Nashara-, ada yang menyembah malam dan siang serta zuhud
dalam keduniaan, bersedekah dari penghasilan dunia mereka dalam keadaan
menyepi di tempat ibadah mereka. Akan tetapi, bersamaan dengan itu, dia
kafir, menjadi musuh Allah yang akan dikekalkan dalam neraka karena
keyakinannya tentang Isa dan para wali lain, bahwa dia berdoa kepada
(wali) tersebut, menyembelih untuk (wali) tersebut, atau bernadzar bagi
(wali) tersebut. Oleh karena itu, jelaslah bagimu bahwa<br />
banyak manusia yang jauh dari (tuntunan Islam yang benar), juga jelaslah makna sabda Rasulullah,<br />
<br />
“Islam dimulai dalam keadaan asing, dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya ….”<br />
<br />
Ingatlah kepada Allah, wahai saudara-saudaraku. Berpeganglah kalian
kepada pokok agama kalian: Awal dan akhirnya serta pondasi dan dasarnya,
yaitu syahadat Lâ Ilâha Illalâh. Ketahuilah maknanya, cintailah
pengikutnya dan jadikanlah mereka saudara-saudara kalian, walaupun
mereka jauh. Ingkarilah thaghut, musuhilah mereka, dan bencilah siapa
saja yang mencintai mereka, yang mendebat (membela) mereka, yang tidak
mengingkari mereka, yang berkata, “Saya tidak ada urusan dengan mereka,”
atau yang berkata, “Allah tidak membebani saya untuk (membenci)
mereka.” Sungguh orang ini telah berdusta dan mengada-ada atas nama
Allah. Bahkan, Allah membebani dia untuk (membenci) mereka dan
mewajibkan dia untuk mengingkari mereka serta berlepas diri dari mereka,
walaupun mereka adalah saudara-saudaranya dan anak-anaknya.<br />
<br />
Ingatlah kepada Allah, berpeganglah kepada pokok agama kalian agar
kalian menghadap kepada Rabb kalian dengan tidak berbuat kesyirikan
kepada- Nya sedikitpun.<br />
<br />
Ya Allah, wafatkanlah kami sebagai orang-orang yang berislam dan ikutkanlah kami kepada kaum yang shalih.<br />
<br />
Kami menutup perkataan dengan menyebutkan suatu ayat yang Allah
firmankan dalam Kitab-Nya yang menjelaskan bahwa kekafiran kaum
musyrikin, dari penduduk zaman kita, lebih besar daripada kekafiran
orang-orang yang Rasulullah perangi.<br />
<br />
Allah Ta’âla berfirman,<br />
<br />
“Dan apabila kalian ditimpa oleh bahaya di lautan, niscaya hilanglah
(sembahan) apapun yang kalian seru, kecuali Dia.” [Al-Isrâ`: 67]<br />
<br />
Allah Ta’âla telah menyebutkan dari orang-orang kafir bahwa, apabila
ditimpa oleh bahaya, mereka meninggalkan sayyid-sayyid dan syaikh-syaikh
mereka. Mereka tidak berdoa tidak pula memohon kepada (sayyid dan
syaikh) tersebut, tetapi mereka justru ikhlas kepada Allah semata, tiada
serikat bagi-Nya, mereka memohon perlindungan kepada-Nya, dan
menauhidkan-Nya. Akan tetapi, bila kelapangan datang, mereka (kembali)
berbuat kesyirikan. Sementara itu, engkau melihat bahwa kaum musyrikin
pada masa kita -barangkali sebagian mereka mengaku berilmu serta
memiliki zuhud, kesungguhan, dan ibadah- apabila ditimpa oleh bahaya,
memohon pertolongan kepada selain Allah, seperti Ma’rûf dan Abdul Qâdir
Al-Jailâny, dan (kadang) kepada yang lebih mulia daripada mereka,
seperti Zaid bin Al-Khattâb dan Az-Zubair, serta (kadang) kepada yang
lebih mulia daripada itu, seperti Rasulullah. Wallâhu Al- Musta’ân!dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-8328368124813248342013-07-05T20:59:00.001+07:002013-07-05T21:00:06.795+07:00Teman IBLISOleh *Syahruddin El-Fikri*<br />
<br />
Dalam riwayat Imam Bukhari, diceritakan, suatu saat ketika sedang duduk,<br />
Rasulullah saw didatangi seseorang. Rasul bertanya kepadanya: “Siapa Anda?”<br />
Ia pun menjawab: “Saya Iblis.”<br />
<br />
Rasul bertanya lagi, apa maksud kedatangannya. Iblis menceritakan<br />
kedatangannya atas izin Allah untuk menjawab semua pertanyaan dari<br />
Rasulullah saw.<br />
<br />
Kesempatan itu pun digunakan Rasulullah saw untuk menanyakan beberapa hal.<br />
Salah satunya mengenai teman-teman Iblis dari umat Muhammad saw yang akan<br />
menemaninya di neraka nanti? Iblis menjawab, temannya di neraka nanti ada<br />
10 kelompok.<br />
<br />
Yang pertama, kata Iblis, haakimun zaa`ir (hakim yang curang). Maksudnya<br />
adalah seorang hakim yang berlaku tidak adil dalam menetapkan hukum. Ia<br />
menetapkan tidak semestinya.<br />
<br />
Tak hanya hakim, dalam hal ini bisa juga para penegak hukum secara umum,<br />
seperti polisi, jaksa, pengacara, dan juga setiap individu, karena mereka<br />
menjadi hakim dalam keluarganya.<br />
<br />
Yang kedua, kata Iblis, *ghaniyyun mutakabbir* (orang kaya yang sombong).<br />
Ia begitu bangga dengan kekayaan dan enggan mendermakan untuk masyarakat<br />
yang membutuhkan.<br />
<br />
Dia menganggap, semua yang diperolehnya merupakan usahanya sendiri tanpa<br />
bantuan orang lain. Contohnya seperti Qarun.<br />
<br />
Ketiga, *taajirun kha’in* (pedagang yang berkhianat). Ia melakukan<br />
penipuan, baik dalam hal kualitas barang yang diperdagangkan, maupun<br />
mengurangi timbangan.<br />
<br />
Bila membeli sesuatu, dia selalu meminta ditambah, namun saat menjualnya<br />
dia melakukan kecurangan dengan menguranginya.<br />
<br />
Disamping itu, ia menimbun barang. Membeli di saat murah, dan menjualnya di<br />
saat harga melambung tinggi. Dengan begitu, dia memperoleh untung besar.<br />
<br />
Demikian juga pada pengerjaan proyek tertentu, ia membeli barang dengan<br />
kualitas rendah untuk meraih keuntungan berlipat (*mark up*).<br />
<br />
Kelompok keempat yang menjadi teman Iblis adalah *syaaribu al-khamr*(orang<br />
yang meminum khamar). Minuman apapun yang memabukkan, ia termasuk khamar.<br />
Misalnya arak, *wine, wisky,* atau minuman yang sejenisnya.<br />
<br />
Dalam sebuah riwayat disebutkan, peminum khamar (pemabuk) dikatakan tidak<br />
beriman, jika dia meninggal nanti masih terdapat khamar dalam tubuhnya.<br />
<br />
Yang kelima, *al-fattaan* (tukang fitnah). Fitnah lebih berbahaya dari pada<br />
pembunuhan (*al-fitnatu asyaddu min al-qatl*). Lihat QS al-Baqarah [2]: 191.<br />
<br />
Membunuh adalah menghilangkan nyawa lebih cepat, namun fitnah ‘membunuh’<br />
seseorang secara pelan-pelan. Fitnah ini bisa pula ‘pembunuhan’ karakter<br />
seseorang.<br />
<br />
Fitnah itu di antaranya, mengungkap aib seseorang yang kebenarannya tidak<br />
bisa dipertanggungjawabkan, gosip, ghibah, dan lainnya.<br />
<br />
Keenam adalah *shaahibu ar-riya*` (orang yang suka memamerkan diri). Mereka<br />
selalu ingin menunjukkan kehebatan dirinya, menunjukkan amalnya,<br />
kekayaannya, dan lainnya. Semuanya itu demi mendapatkan pujian.<br />
<br />
Ketujuh, //aakilu maal al-yatiim// (orang yang memakan harta anak yatim).<br />
Mereka memanfaatkan harta anak yatim atau sumbangan untuk anak yatim demi<br />
kepentingan pribadi atau kelompoknya. Lihat QS al-Ma`un [107]: 1-7.<br />
<br />
Kedelapan, *al-mutahaawinu bi al-shalah* (orang yang meringankan shalat).<br />
Mereka memahami perintah shalat adalah kewajiban, namun dengan berbagai<br />
alasan, akhirnya shalat pun ditinggalkan. Allah juga mengancam Muslim yang<br />
melalaikan shalat.<br />
<br />
Kesembilan, *maani’u az-zakaah* (orang yang enggan membayar zakat). Mereka<br />
merasa berat untuk mengeluarkan zakat, walaupun tujuan zakat untuk<br />
membersihkan diri dan hartanya.<br />
<br />
Teman Iblis yang ke-10 adalah *man yuthiilu al-amal* (panjang angan-angan).<br />
Enggan berbuat, namun selalu menginginkan sesuatu. Dia hanya bisa<br />
berandai-andai, tapi tak pernah melakukan hal itu. *Wallahu a’lam.*dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-14167577745580069512013-07-05T20:56:00.001+07:002013-07-05T20:57:09.940+07:00Sekelompok Kecil Mu’min dalam Timbangan Neraca Allah<div id=":6b">
<wbr></wbr>Sesungguhnya<br />
kelompok Muslim yang menjadi pengikut Nabi Nuh alaihissalam disebutkan<br />
dalam beberapa riwayat , jumlah mereka hanyalah ada dua belas orang.<br />
Mereka adalah hasil dakwah Nabi Nuh alaihis salam selama seribu tahun<br />
kurang lima puluh tahun, seperti yang dinyatakan oleh satu-satunya<br />
referensi yang bisa dipercaya tentang masalah ini yaitu : Al Qur’an.<br />
<br />
Sesungguhnya kelompok Muslilm ini, yang merupakan buah umur yang panjang<br />
dan jerih payah yang lama itu, berhak menjadi alasan Allah untuk mengubah<br />
fenomena alam semesta yang biasa dikenal! Ia juga berhak menjadi alasanNya<br />
menjadikan kelompok Muslim ini satu-satunya pewaris bumi ! Walau hanya 12<br />
Orang ! benih kemakmuran, serta pemimpin yang baru di sana.<br />
<br />
Ini adalah perihal yang penting !<br />
<br />
Sesungguhnya para pionir kebangkitan Islam yang tengah menghadapi<br />
jahiliyah universal diseluruh muka bumi, yang sedang merasakan keterasingan<br />
dan kesendirian ditengah-tengah jahiliyah ini, rasa sakit, pengusiran<br />
penyiksaan dan pemusnahan..maka mereka harus wajib berhenti untuk<br />
memfokuskan diri untuk memahami peristiwa yang urgen ini<br />
<br />
Sesungguhnya adanya benih muslim (walau sedikit) di bumi ini adalah sesuatu<br />
yang begitu berarti di neraca Allah, sesuatu yang menjadikan Allah *Subhanahu<br />
waTa’ala* layak untuk menghancurkan jahiliyah, negerinya, kemakmurannya,<br />
akar-akarnya, kekuatan-kekuatannya, dan simpanan-simpanannya ; sebagaimana<br />
ia juga menjadikanNya layak untuk memelihara benih ini dan merawatnya agar<br />
ia tetap sehat , berkembang mewarisi bumi dan memakmurkannya kembali.<br />
<br />
Nabi Nuh *‘alaihi ssalam *telah membuat bahtera di bawah pengawasan Allah<br />
dan wahyuNya seperti yang difirmankan Allah Subhanahu wata’ala<br />
<br />
*“ Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan<br />
janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zallilm itu;<br />
sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan *“* (QS Hud ;37)*<br />
<br />
Ketika itu Nuh *‘alaihissalam *mengadu kepada Tuhan-Nya memberitahukan<br />
bahwa dirinya adalah “orang yang dikalahkan” dan ketika menyeru Tuhan-Nya<br />
“Menangkanlah aku sebab Rasul-Nya telah dikalahkan”.<br />
<br />
Ketika itulah Allah melepaskan kekuatan-kekuatan tentara alam yang maha<br />
dasyat agar ia membantu hambaNya yang kalah itu<br />
<br />
……<br />
<br />
*“Maka kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang<br />
tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka<br />
berkumpulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah<br />
ditetapkan…”**(QS AL Qamar :11-12)<br />
*<br />
<br />
Tatkala kekuatan tentara alam yang maha dahsyat itu memainkan peranannya di<br />
seluruh semesta dengan peran yang menyeramkan dan mengerikan itu, Allah<br />
Subhanahu wa ta’ala denagn dzatNya yang Mahatinggi bersama hambaNya yang<br />
dikalahkan itu.<br />
<br />
*“ Dan Kami angkat Nuh ‘alaihissalam ke ats (bahtera) yang terbuat dari<br />
papan dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami…sebagai balasan bagi<br />
orang-orang yang diingkari(Nuh)* ..*: QS Al qamar 13-14*<br />
<br />
Inilah gambaran menyeramkan yang para pionir kebangkitan Islam di seluruh<br />
tempat dan semua masa wajib memahami kejadian ini kala ia dimusuhi oleh<br />
jahiliyah dan ketika ia dikalahkan oleh jahiliyah !<br />
<br />
Sungguh tidak sepatutnya bagi orang mukmin yang menghadapi jahiliyah<br />
berprasangka bahwa Allah akan membiarkannya menjadi mangsa jahiliyah<br />
sehingga ia berprasangka bahwa Allah akan membiarkannya menjadi mangsa<br />
jahiliyah padahal dirinya menyerukan pentauhidan Allah *Subhanahu<br />
waTa’ala *dengan<br />
ketuhannanNya. Sebagaimana ia juga tidak patut untuk membandingkan kekuatan<br />
pribadinya dengan kekuatan-kekuatan jahiliyah sehingga ia berprasangka<br />
bahwa Allah akan membiarkannya menjadi mangsa padahal ia adalah hambaNya<br />
yang meminta pertolongan kepadaNya ketika ia kalah.<br />
<br />
Kekuatan itu pada hakikatnya tidaklah berimbang ; jahiliyah memiliki<br />
seluruh kekuatan, tetapi orang yang menyeru kepada Allah bersandar kepada<br />
kekuatan Allah, dan Allah Mahakuasa untuk menundukkan sebagian kekuatan<br />
alam untuk hambaNya, kapan dan bagaimanapun ia menghendaki. Kekuatan<br />
palling remeh pun dari kekuatan-kekuatan ini bisa menghancurkan jahiliyah<br />
dari arah yang tidak disangka-sangka.<br />
<br />
Fase ujian adakalanya berlangsung lama karena suatu hal yang dikehendaki<br />
Allah . Nuh *‘alaihissalam* telah tinggal dikaumnya selama seribu tahun<br />
kurang lima puluh tahun, sebelum tiba ketetapan yang telah ditakdirkan<br />
Allah, bahkan hasil yang panjang ini pun hanyalah tersisa duabelas orang<br />
Islam, tetapi sekelompok kecil manusia ini di neraca Allah sama dengan<br />
penaklukan kekuatan-kekuatan maha dasyat itu, pembinaan seluruh manusia<br />
yang sesat dan pewarisan bumi kepada sekelompok manusia yang baik itu ,<br />
yang akan memakmurkan bumi untuk kedua kalinya dan yang akan menjadi<br />
khalifah disana!<br />
<br />
Orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah Subhanahu wata’ala tidak punya<br />
kewajiban apapun selain menunaikan kewajiban mereka secara sempurna dengan<br />
mencurahkan segenap kemampuan yang dimilikinya, lalu menyerahkan seluruh<br />
urusan kepada Allah dengan penuh ketenangan dan percaya diri. Dan ketika<br />
dikalahkan mereka harus mengadu kepada Pelindung Yang Maha Menolong dan<br />
meminta pertolongan kepadaNya seperti hamba-Nya yang saleh, Nuh *‘alaihissalam<br />
– *<br />
*Sayyid Qutb</div>
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-68993738333461470292013-07-05T20:52:00.001+07:002013-07-05T20:52:41.114+07:00Bukti Tuhan itu ADAAssalamu'alaikum wr wb,<br />
<br />
Bukti Tuhan itu Ada<br />
Mohon sebarkan ke yang lain..<br />
Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika
seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya
orang itu dalam kesesatan yang nyata.<br />
<br />
Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak
pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika
orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang
belaka.<br />
<br />
Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan
Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya
Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan
“Jika ada, di manakah Tuhan itu?”<br />
<br />
Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung
tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan
para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah
muncul orang alim tersebut.<br />
<br />
“Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai
menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa
menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang.
Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan
sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya
menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan
perahu tersebut.” Begitu orang alim itu berkata.<br />
<br />
Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia
berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak
pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan
sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang banyak pun tertawa riuh.<br />
<br />
Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya
bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya
bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang
lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya
ini?”<br />
<br />
Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.<br />
<br />
“Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika
Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?”
Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan,
maka Tuhan itu tidak ada.<br />
<br />
Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan.<br />
<br />
“Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si Atheist mengaduh.<br />
<br />
Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?”<br />
<br />
“Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.<br />
<br />
“Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang banyak.<br />
<br />
Orang banyak berkata, “Tidak!”<br />
<br />
“Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak
ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan
berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa
melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim
berkata.<br />
<br />
Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa
Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa
mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.<br />
<br />
Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?<br />
<br />
Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin
trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu
sebenarnya ada?<br />
<br />
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1
juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada?
(manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah
mikroskop yang amat kuat).<br />
<br />
Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada.<br />
<br />
Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.<br />
<br />
Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa
frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat
menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia.
Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada
yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran
manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia
sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha
Pencipta!<br />
<br />
Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat
pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika
kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.<br />
<br />
Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks.<br />
<br />
Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling
lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling
lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 9
planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam
galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya
(kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar
bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan
galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama
ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super
Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang
bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap diingat, angka 30
Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang
teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.<br />
<br />
Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer
ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru
bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan
Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita
lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.<br />
<br />
Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:<br />
<br />
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan
Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al
Furqoon:61]<br />
<br />
Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara.
Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan
radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara.
Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang
ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi,
dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan
udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.<br />
<br />
Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar
selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar
tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi
menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada
rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada
Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu
terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah
menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda
tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin
bahwa Tuhan itu ada.<br />
<br />
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.” [Yunus:5]<br />
<br />
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Yaa Siin:40]<br />
<br />
Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:<br />
<br />
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari
dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya),
supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]<br />
<br />
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” [Ali Imron:191]<br />
<br />
Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan,
Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah
yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta:<br />
<br />
“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah
yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al
Waaqi’ah:58-59]<br />
<br />
“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang
menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?”[Al Waaqi’ah:63-64]<br />
<br />
“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72]<br />
<br />
Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat
jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan
yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat
dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi
(beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali
Allah:<br />
<br />
“…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak
dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah
yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73]dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-76733871528263128482013-07-05T20:50:00.001+07:002013-07-05T20:51:19.013+07:00Meng-Esa-kan AllahSesungguhnya, Nabi Muhammad SAW diutus Allah dengan misi menyampaikan
kalimat Tauhid,yaitu agar manusia menyembah Allah semata dan tidak
menyembah sembahan lainnya selain Allah.<br />
Seorang Muslim wajib beriman atau mempercayai bahwa Tuhan itu ada.
Sebagaimana TV, Mobil, Kulkas, dan lain-lain yang tidak mungkin terjadi
dengan sendirinya tanpa ada pembuatnya, begitu pula langit, bumi,
bintang, matahari, manusia, dan lain-lain. Tentu ada yang membuatnya,
yaitu Allah!<br />
<br />
“Kawannya (yang mu’min) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap
dengannya: “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang
laki-laki yang sempurna?” [Al Kahfi:37]<br />
<br />
“Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang
mu’min.” [Al ‘Ankabuut:44]<br />
<br />
Setelah mempercayai keberadaan Tuhan, ummat Islam wajib beriman bahwa Tuhan itu satu.<br />
<br />
Sesungguhnya, Nabi Muhammad SAW diutus Allah dengan misi menyampaikan
kalimat Tauhid,yaitu agar manusia menyembah Allah semata dan tidak
menyembah sembahan lainnya selain Allah:<br />
<br />
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Esa”.<br />
<br />
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya”.” [Al Kahfi:110]<br />
<br />
Nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim juga mengajarkan tauhid
kepada ummatnya, yaitu agar hanya menyembah satu Tuhan, yaitu: Allah,
dan tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:<br />
<br />
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan
lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),” [An Nahl:120]<br />
<br />
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanif.” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.” [An Nahl:123]<br />
<br />
Luqman yang saleh pun dalam Al Qur’an diceritakan menasehati agar anaknya tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:<br />
<br />
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
(Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”.” [Luqman:13]<br />
<br />
Seharusnya setiap orang tua mencontoh Luqman untuk menanamkan ajaran Tauhid kepada setiap anaknya.<br />
<br />
Dalam Islam, mengesakan Allah adalah rukun yang pertama. Jika seorang
masuk Islam, dia harus menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusannya:<br />
<br />
“Hadis Ibnu Umar r.a: Nabi s.a.w telah bersabda: Islam ditegakkan di
atas lima perkara yaitu mengesakan Allah, mendirikan sembahyang,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan dan mengerjakan Haji “
[HR Bukhori-Muslim]<br />
<br />
Sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang Maha Pencipta:<br />
<br />
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” [Al
An’aam:79]<br />
<br />
“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan
mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir
mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.” [Al An’aam:1]<br />
<br />
Jika ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah, misalnya
berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sia-sia, karena berhala itu
bukanlah Tuhan yang Maha Pencipta. Justru berhala itulah yang dibuat
oleh manusia:<br />
<br />
“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak
dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri
buatan orang.” [Al A’raaf:191]<br />
<br />
“Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang
tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi
manfa`at?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al
Maa-idah:76]<br />
<br />
Menyembah Yesus atau Isa sebagai Tuhan adalah dosa yang amat besar.
Tuhan adalah Pencipta alam semesta, sedang Yesus atau Isa bukanlah
pencipta alam semesta. Yesus atau Isa adalah seorang manusia yang
dilahirkan dari rahim ibunya, Siti Maryam:<br />
<br />
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya
Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri)
berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [Al
Maa-idah:72]<br />
<br />
Sesungguhnya, kafirlah orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu bisa
beranak dan dilahirkan layaknya manusia, sehingga ada lebih dari 1 Tuhan
seperti Tuhan Bapa dan Tuhan Anak. Bagaimana Allah bisa punya anak,
padahal dia tidak punya istri? Adakah (na’udzubillah min dzalik!) mereka
mengira bahwa Tuhan berzina dengan Maryam sehingga punya anak di luar
nikah? Allah SWT membantah kebohongan itu:<br />
<br />
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu.” [Al An’aam:101]<br />
<br />
Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:<br />
<br />
“Katakanlah: Allah itu Satu<br />
<br />
Allah tempat meminta<br />
<br />
Dia tidak beranak dan tidak diperanakan<br />
<br />
Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]<br />
<br />
Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan adalah dosa yang amat besar:<br />
<br />
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia.
Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” [Al Hajj:31]<br />
<br />
“Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”.” [Ar Ruum:42]<br />
<br />
Jelas sekali bukan ayat Al Qur’an di atas bagi orang-orang yang berpikir
atau berakal bahwa syirik itu adalah perbuatan sesat dan dosa.<br />
<br />
Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan itu adalah dosa yang tidak<br />
<br />
terampuni. Ini adalah perkataan Allah SWT sendiri yang tertulis di dalam kitab suci Al Qur’an:<br />
<br />
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]<br />
<br />
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An
Nisaa’:116]<br />
<br />
Jika seseorang melakukan kemusyrikan, maka sia-sialah amalnya meski
mereka banyak berbuat hal-hal yang dianggap oleh manusia “baik”:<br />
<br />
“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan.” [Al An’aam:88]<br />
<br />
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” [Az
Zumar:65]<br />
<br />
“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid
Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah
orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam
neraka.” [At Taubah:17]<br />
<br />
Sesungguhnya, Tauhid (Mengakui Tuhan itu ada dan satu, yaitu Allah SWT),
adalah hal paling penting dan pertama-tama yang harus dipelajari oleh
seorang Muslim. Nabi Muhammad SAW selama 13 tahun masa-masa pertama
kenabiannya, gigih menyampaikan ajaran Tauhid kepada orang-orang kafir
Quraisy, begitu pula setelahnya.<br />
<br />
Saya melihat banyak orang yang terlalu fokus pada masalah fikih, tasauf,
dan lain-lain, tapi kurang mengkaji masalah Tauhid. Padahal Tauhid ini
adalah dasar dari agama Islam. Akibatnya, aqidah ummat Islam jadi lemah.
Betapa banyak orang yang sholat, tapi tetap korupsi, betapa banyak
orang yang haji tapi tetap berzinah, dan bahkan ada muslimah yang
berjilbab, akhirnya nikah dengan orang kafir dan menjadi kafir pula.
Banyak orang yang murtad karena kurang beres Tauhid-nya. Itulah jika
kita terlalu sibuk pada hal sekunder, sehingga lupa pada hal yang
primer: Tauhid!dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-63396561250162597682013-07-05T20:48:00.001+07:002013-07-05T20:49:38.400+07:00Amal Baik Jangan Ditunda - tunda
Oleh : *H. Moch. Hisyam**<br />
*<br />
Suatu ketika ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW seraya bertanya, “*Wahai<br />
Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Lalu, beliau<br />
menjawab, “Bersedekah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut<br />
miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan janganlah kamu<br />
menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu<br />
baru berkata, “Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian’, padahal harta<br />
itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya*.” (H.R. Bukhari dan Muslim)<br />
<br />
Salah satu pelajaran yang terkandung dalam hadis yang diriwayat dari Abu<br />
Hurairah di atas, menganjurkan kepada kita untuk bersegera bersedekah dan<br />
melakukan amal-amal baik lainnya. Tegasnya, berbuat baik jangan<br />
ditunda-tunda. Harus segera dilaksanakan.<br />
<br />
Hal ini selaras dengan firman Allah SWT yang termaktub dalam Al-Qur’an<br />
surat Al-Baqarah (2) ayat 148, “*Maka berlomba-lombalah kamu (dalam<br />
berbuat) kebaikan*.”<br />
<br />
Dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda, “*Perlahan-lahan dalam segala<br />
sesuatu itu baik, kecuali dalam perbuatan yang berkenaan dengan akhirat*.”<br />
(H.R. Abu Dawud, Baihaqi dan Hakim).<br />
<br />
Bila kita menunda-nunda amal kebaikan bisa menjadikan amal baik yang akan<br />
kita lakukan itu tidak terlaksana. Itu karena kita tidak tahu kapan ajal<br />
menjemput diri kita.****<br />
<br />
Boleh jadi karena menunda-nunda amal ajal keburu menjemput diri kita<br />
sehingga kita tidak sempat melakukan amal baik yang telah kita niatkan.<br />
<br />
Selain itu, bila kita menunda-nunda amal baik bisa menyebabkan niat kita<br />
menjadi berubah karena ketika kita menunda-nunda berbuat baik, sama dengan<br />
membuka kesempatan pada hawa nafsu dan kepada syetan untuk mengganggu dan<br />
menggoda diri kita untuk tidak melakukan kebaikan karena hawa nafsu dan<br />
setan senantiasa mengajak kepada keburukan dan menghalangi untuk berbuat<br />
kebaikan.<br />
<br />
Allah SWT berfirman, “*Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada<br />
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi**<br />
**rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha<br />
Penyayang.” (Q.S. Yusuf (12) : 53).*<br />
<br />
Dalam ayat lain, “*Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar<br />
menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka<br />
mendapat petunjuk.*” (Q.S. Az-Zukhruf (43) : 37).<br />
<br />
Untuk itu, bila kita mempunyai niat untuk melakukan kebaikan hendaknya<br />
bersegera melakukannya agar kita segera memperoleh kebaikan dan sebagai<br />
upaya kita untuk menyempurnakan kebaikan yang kita lakukan.<br />
<br />
Di dalam atsar Abdullah Ibnu Abbas R.A dikatakan, “*Tidak sempurna kebaikan<br />
kecuali dengan menyegerakannya karena jika disegerakan, hal itu akan lebih<br />
menyenangkan pihak yang berkepentingan*.”<br />
<br />
Akhirnya, mari kita renungi sebuah kisah sebagai *ibrah* dan *mauizdah*bagi<br />
kita untuk menyegerakan setiap kebaikan yang telah kita niatkan.<br />
<br />
Dikisahkan, “Seorang saleh yang sedang berada di kamar mandi, pernah<br />
memanggil budaknya dan menyuruhnya untuk memberikan sedekah kepada<br />
seseorang.<br />
<br />
Maka, budak itu berkata kepadanya, “*Mengapa tuan tidak bersabar dulu,<br />
hingga tuan keluar dari kamar mandi?” Dia menjawab, “Saya mempunyai niat<br />
untuk berbuat baik dan saya takut niat itu berubah. Oleh karena itu, begitu<br />
mempunyai niat, saya segera mengikutinya dan melaksanakannya.” Wallahu’alam*<br />
<br />
** **<br />
<br />
*Redaktur :* Damanhuri Zuhri****<br />
dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-48904756114306165752012-12-31T19:40:00.003+07:002012-12-31T19:41:00.641+07:00Berkaca dari struktur DNASetiap mahluk hidup tersusun dari kumpulan sel-sel yang beraktivitas
sesuai tugasnya. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 10
trilyun sel yang pada awalnya adalah berasal dari hasil pembelahan
sebuah sel saja. Di dalam setiap sel terdapat inti sel (nucleus) yang
dimana beberapa kromosom (23 pasang) terletak. Kromosom sendiri adalah
kumpulan protein dan deoxyribonucleic acid (DNA).<br />
DNA membawa semua informasi genetik mengenai tubuh kita yang nantinya
akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Jika kita bayangkan DNA
sebagai sebuah buku, yang berisi berbagai informasi yang tertulis dari
23 bab (kromosomes) dimana di setiap kromosom terdapat ribuan informasi
cerita (genes). Berbeda dengan kita yang menuliskan informasi dengan 26
huruf alphabet, di dalam buku DNA ini setiap kata dituliskan hanya
dengan menggunakan 4 huruf yakni A, C, T, dan G.<br />
Contoh tulisannya adalah sebagai berikut: ATGCTGATCGATGCAGAATCGATC…<br />
<br />
Panjang informasi yang ada di DNA sekitar 3,000,000,000 huruf yang kalau
kita bacakan setiap hari selama 8 jam/hari, butuh 100 tahun untuk
menyelesaikannya.<br />
Didalam setiap sel terdapat lebih dari 20,000 gen (yang merupakan bagian
dari DNA) yang kita ketahui saat ini yang mempunyai tugasnya
masing-masing di dalam tubuh kita. Gen pada dasarnya menghasilkan
protein yang digunakan untuk membangun tubuh kita. Setiap gene bertugas
untuk menghasilkan protein yang berbeda (setiap gene memproduksi sekitar
10 protein yang berbeda-beda). Gen melalui protein yang dihasilkan
akan menentukan bagaimana karakteristik kita (baik struktural,
biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dikenal dengan istilah
fenotipe. Intinya gen lah yang membuat kita bermata biru, berambut
pirang atau berbadan tinggi.<br />
Gene juga yang mengatur bagaimana kita memproses makanan secara efficient, men– detoksi- kan racun dan lain sebagainya.<br />
Meski setiap gen memiliki fungsi tersendiri, mereka bekerja,
berkolaborasi dalam grup atau jaringan (yang disebut genetic pathways),
baik jaringan (network) kecil maupun jaringan yang sangat besar untuk
melaksanakan fungsinya yang khusus (metabolisme). Mereka saling
berinteraksi dan saling membutuhkan. Jaringan –jaringan ini sangat
rumit yang hingga kini para peneliti berusaha untuk mengerti dan
menyerderhanakannya.<br />
Jika sebuah gen rusak atau berubah/bermutasi maka seluruh jaringan dimana gen tersebut berada akan juga terkena imbasnya.<br />
Sebuah sistem yang sangat besar yang sangat rumit yang terjadi pada saat
ini pada diri kita. Melihat semua kerumitan sistem tersebut ada
beberapa hal yang dapat kita renungkan dan ambil hikmahnya:<br />
1. Besarnya nikmat Allah SWT kepada kita.<br />
Kita tidak perlu mengatur (apalagi membuat) semua hal tersebut, Allah sudah memberikan secara “gratis” kepada kita.<br />
Fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban? “Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan? Sebuah ayat yang diulang oleh Allah sampai
sekitar 30x.<br />
“Apabila kamu menghitung nikmat Allah (yang diberikan kepadamu) maka
engkau tidak akan mampu (karena terlalu banyak). An-Nahl: 18.<br />
Melihat besarnya nikmat Allah ini sangatlah layak kalau kita bersyukur
sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dari setetes air mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya dengan
beban perintah dan larangan. Karena itu kami jadikan ia mendengar dan
melihat. sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yang lurus: Ada yang
bersyukur, namun ada pula yang kafir. (Al-Insan: 2-3)<br />
2. Ukhuwah Islamiyah.<br />
Kita harusnya bekerja layaknya gen dalam sebuah jaringan besar untuk
mencapai tujuan/goal yg sama. Setiap kita, muslim/muslimah, punya tugas
masing-masing namun dalam satu jalinan/network yang setiap kita adalah
pemain dengan tugas yang diberikan kepada kita, tidak saling berebut
tugas atau malah melemparkan tugas. Seperti tim sepak bola, ada yang
bertugas menjaga gawang, ada yg mencetak gol. Bermain bola tidak hanya
untuk mencetak gol tapi juga bagimana kita tidak kemasukkan gol, semua
pemain memiliki peran yang sama besarnya..<br />
Bukankah “Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam
kelembutan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh
yang merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya”
(HR. Imam Muslim).<br />
3. Bukti kebesaran Allah dan Hidayah Allah<br />
Semua kerumitan dalam system tubuh kita adalah bukti kebesaran Allah SWT sebagaimana dalam firman Nya:<br />
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tandatanda (kekuasaan) Kami di
segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka<br />
bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”<br />
Dari proses rumit yang terjadi didalam tubuh kita, kita dan kebanyakan
peneliti tentunya akan bertanya-tanya, siapa kah yang, mengajarkan
setiap gen untuk melakukan fungsinya masing-masing. Siapa kah yang
mengatur, mengkoordinasi jaringan tersebut, (siapa yang menjadi keeper,
siapa yang menjadi midfielder) dan yang jelas siapa kah yang
menciptakan mereka?<br />
Bagi kita umat Islam, tentu tahu jawaban dari semua pertanyaan mendasar
itu, yaitu ALLAH Yang Maha Kuasa. Namun kebanyakan dari peneliti yang
setiap hari menyaksikan kebesaran Allah ini tidak tergerak hatinya
menuju Allah.<br />
Alhamdulillah bagi kita yang telah diberikan hidayah ke dalam hati kita
karena tidak semua orang akan diberika hidayah kecuali dengan izinNya:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).<br />
Masih banyak lagi hikmah yang didapat dari baik dari system DNA kita
maupun alam sekitar. Kita dapat mengenal Allah tidak hanya dengan
mempelajari ayat Qauliyah, tapi juga dengan memperhatikan alam sekitar,
yang merupakan ayat-ayat kauniah. Wallahu a’lam bish-shawab.dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-69005631099828810512012-12-31T19:38:00.006+07:002012-12-31T19:39:51.842+07:00Siapa Tuhan Kita ??Tidak dapat dipungkiri, bahwa sesungguhnya Tuhan itu hanya satu. Meski
demikian, banyak orang yang menyembah Tuhan yang berbeda-beda. Ada yang
menyembah matahari sebagai Tuhannya. Ada yang menyembah Tuhan Bapak,
Tuhan Anak, dan sebagainya. Ada juga yang hanya menyembah Allah semata.<br />
<br />
Lalu, manakah Tuhan yang benar menurut Islam? Bagaimana ciri-cirinya?
Sesungguhnya, kita tidak mengetahui sedikit pun tentang Tuhan, meski
demikian, dalam Al Qur’an, Tuhan menjelaskan sifat-sifatnya.<br />
<br />
Menurut ajaran Islam, Tuhan adalah pencipta segalanya:<br />
<br />
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
“Jadilah”. Lalu jadilah ia.” [Al Baqoroh:117]<br />
<br />
“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.”
[Ali Imran:59]<br />
<br />
”Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai
penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?”
katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian
mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu
dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?” [Yunus:34]<br />
<br />
Tuhan juga memiliki semua yang ada, baik di bumi, langit, mau pun yang ada di antara keduanya:<br />
<br />
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya
Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah
(gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak
membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh
orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan
langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Al
Maaidah:17]<br />
<br />
Tuhan juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (awal). Tuhan juga akan tetap ada, ketika yang lain telah musnah (akhir):<br />
<br />
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al Hadiid:3]<br />
<br />
Oleh karena itu, tidak mungkin Tuhan lahir, ketika makhluk lain sudah
ada, atau pun meninggal, ketika makhluk lain masih ada. Jika ada, itu
tidak lain hanyalah makhluk ciptaan Tuhan belaka.<br />
<br />
Hanya ada satu Tuhan, yaitu: Allah.<br />
<br />
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah
salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari
apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara
mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” [Al Maa-idah:73]<br />
<br />
Allah tidak punya sekutu.<br />
<br />
“Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah.”
Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari
selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak
(pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama
orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang
benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang
dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa
menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala
sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. [Ar Ra’d:16]<br />
<br />
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan
tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang
memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang
sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]<br />
<br />
Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.<br />
<br />
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan
(yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing
tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari
tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah
dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun 91]<br />
<br />
“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:4]<br />
<br />
Allah Maha Mengetahui, baik yang zahir mau pun yang ghaib.<br />
<br />
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam
kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” [Al An’aam:59]<br />
<br />
Allah Maha Kuasa. Sering kita terpukau akan kegagahan/keperkasaan
seseorang. Namun mereka semua tidak ada yang kekal. Orang-orang yang
besar dan ditakuti seperti Jengis Khan, Hitler, Roosevelt, semua musnah
di tangan Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mematikan.<br />
<br />
“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan
Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah
Maha Kuasa berbuat demikian.” [An Nisaa:133]<br />
<br />
“Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk
disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka
sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan
dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa`atanpun
dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula)
membangkitkan.” [Al Furqaan:3]<br />
<br />
Allah Maha Mengatur. Sering kita lihat jembatan yang telah dirancang
oleh para ahli dan dibangun ratusan tukang dengan tiang-tiang yang kuat,
roboh seketika. Atau lalu-lintas udara yang diatur dengan radar,
pengawas udara, serta pilot dan co-pilot, tetap selalu mengalami
kecelakaan setiap tahunnya.<br />
<br />
Namun tidak pernah sekalipun langit yang tanpa tiang ambruk menimpa
bumi. Matahari tidak pernah menabrak bulan atau bumi, meski semuanya
telah beredar selama milyaran tahun. Itulah bukti bahwa keteraturan itu
terjadi karena adanya Sang Maha Pengatur: Allah.<br />
<br />
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari
dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya),
supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]<br />
<br />
Allah juga telah memberikan banyak nikmatnya kepada manusia:<br />
<br />
“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui.” [Al Baqarah:22]<br />
<br />
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan
di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” [Al
Baqarah:164]<br />
<br />
Itulah beberapa sifat dari Allah, Tuhan kita. Sifat-sifat Allah lainnya tercermin dalam 99 nama Allah (Asma ul Husna).dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-77405996375891821242012-12-31T19:24:00.001+07:002012-12-31T19:25:16.359+07:00Hidup untuk Yang Maha HidupSumber : dakwatuna.com<br />
<a href="http://dakwatuna.com/" target="_blank">dakwatuna.com</a> - Nabi
SAW pernah menggambarkan bahwa hidup ini tidak ubahnya seorang musafir
yang berteduh sesaat di bawah pohon yang rindang untuk menempuh
perjalanan tiada batas. Oleh karena itu, bekal perjalanan tiada batas
itu mesti disiapkan semaksimal mungkin. Karena sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa (QS. Al-Baqarah: 197).<br />
Allah SWT menggariskan kepada kita tentang kehidupan akhirat.
“‘Kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS Al A’laa:
17). Kehidupan jasad kita hanyalah sementara di dunia. Sedangkan
kehidupan ruh, ia akan mengalami lima fase, yaitu: alam arwah, alam
rahim, alam dunia, alam barzah, dan alam akhirat. Berarti hidup di dunia
hanya terminal pemberhentian menuju akhirat yang kekal.<br />
Karena hidup adalah hanyalah sekumpulan hari, bulan, dan tahun yang
berputar tanpa pernah kembali lagi. Dan setiap hari umur kita akan
bertambah, namun usia berkurang. Hal itu berarti kematian semakin dekat.<br />
Seharusnya kita semakin arif dan bijak dalam menjalaninya. Tetap dalam
kesalehan, bertambah kuat aqidah, semakin khusyuk dalam beribadah, dan
mempunyai akhlak yang mulia. Pada puncak kebaikan itu lalu kita wafat,
itulah husnul khatimah.<br />
Hidup ini ada di bawah aturan yang telah ditentukan Allah SWT. Segalanya
digulirkan dan digilirkan. Hidup lalu mati, kecil akhirnya membesar,
muda lama kelamaan akan tua, dan muncul kesenangan, terkadang berganti
kesedihan. Semua itu adalah fana.<br />
Namun, di tengah-tengah kefanaan itu, umat Rasulullah SAW adalah yang
paling sukses, sebagaimana dijelaskan dalam hadits bahwa umat Rasulullah
adalah yang paling banyak mengingat mati, lalu ia akan mempersiapkan
hidup setelah mati.<br />
Akhirnya, mereka yang mengaku ‘cerdas’ akan mengetahui, lalu sadar dan
yakin, bahwa hidup ini bukan untuk mati, akan tetapi mati itulah untuk
hidup. Hidup bukan untuk hidup, tetapi untuk Yang Maha hidup, yaitu
Allah Rabbul Izzati.<br />
Karena itu, jangan pernah takut mati, namun jangan mencari mati. Jangan
lupa mati, dan rindukanlah mati. Kenapa? Karena, kematian adalah pintu
berjumpa dengan-Nya. Perjumpaan terindah antara kekasih dengan
Kekasihnya.<br />
Orang yang bertaqwa adalah orang yang sangat cerdas. Ia tidak akan mau
terjebak pada “kenikmatan” sesaat, namun menderita berkepanjangan.
Karena itu, ia akan selalu mengelola hidup yang sesaat dan singkat ini
menjadi sangat berarti untuk kehidupan panjang tanpa akhir nanti, yaitu
akhirat.<br />
“Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan
sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya
mereka mengetahui.” (QS Al Ankabut: 64).dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-81418907126722375182012-12-01T19:33:00.004+07:002012-12-01T19:34:00.163+07:00Kisah Perginya Rasullah Ke Syam Bersama Abu Thalib<span>Ketika Nabi Muhammad <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em>
masih kecil (dan belum menjadi Nabi), ia ikut pergi bersama pamannya,
Abu Thalib, dan para pembesar kaum Quraisy dalam suatu perjalanan menuju
Syam. Sebagian ulama mengatakan bahwa itu ketika beliau <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em> berusia 12 tahun, dan sebagian lagi berpendapat beberapa tahun lebih tua itu.</span><br />
<span>Diriwayatkan dari Al Fadhl bin Sahl Abul Abbas Al
A’raj Al Baghdadi ia berkata, Abdurrahman bin Ghazwan Abu Nuh menuturkan
kepadaku, Yunus bin Abi Ishaq mengabarkan kepadaku, dari Abu Bakr bin
Abi Musa, dari Abu Musa Al Asy’ari </span><em>radhiallahu’anhu</em><span>, ia berkata:</span><br />
<span>خَرَجَ أَبُو طَالِبٍ إِلَى الشَّامِ ، وَخَرَجَ مَعَهُ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَشْيَاخٍ مِنْ قُرَيْشٍ
، فَلَمَّا أَشْرَفُوا عَلَى الرَّاهِبِ هَبَطُوا ، فَحَلُّوا رِحَالَهُمْ
, فَخَرَجَ إِلَيْهِمُ الرَّاهِبُ وَكَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ يَمُرُّونَ
بِهِ , فَلَا يَخْرُجُ إِلَيْهِمْ وَلَا يَلْتَفِتُ ، قَالَ : فَهُمْ
يَحُلُّونَ رِحَالَهُمْ فَجَعَلَ يَتَخَلَّلُهُمُ الرَّاهِبُ حَتَّى جَاءَ
فَأَخَذَ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
هَذَا سَيِّدُ الْعَالَمِينَ , هَذَا رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ
يَبْعَثُهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ ، فَقَالَ لَهُ أَشْيَاخٌ مِنْ
قُرَيْشٍ : مَا عِلْمُكَ ؟ فَقَالَ : إِنَّكُمْ حِينَ أَشْرَفْتُمْ مِنَ
الْعَقَبَةِ لَمْ يَبْقَ شَجَرٌ وَلَا حَجَرٌ إِلَّا خَرَّ سَاجِدًا ،
وَلَا يَسْجُدَانِ إِلَّا لِنَبِيٍّ , وَإِنِّي أَعْرِفُهُ بِخَاتَمِ
النُّبُوَّةِ أَسْفَلَ مِنْ غُضْرُوفِ كَتِفِهِ مِثْلَ التُّفَّاحَةِ ،
ثُمَّ رَجَعَ فَصَنَعَ لَهُمْ طَعَامًا فَلَمَّا أَتَاهُمْ بِهِ وَكَانَ
هُوَ فِي رِعْيَةِ الْإِبِلِ , قَالَ : أَرْسِلُوا إِلَيْهِ , فَأَقْبَلَ
وَعَلَيْهِ غَمَامَةٌ تُظِلُّهُ ، فَلَمَّا دَنَا مِنَ الْقَوْمِ
وَجَدَهُمْ قَدْ سَبَقُوهُ إِلَى فَيْءِ الشَّجَرَةِ ، فَلَمَّا جَلَسَ
مَالَ فَيْءُ الشَّجَرَةِ عَلَيْهِ ، فَقَالَ : انْظُرُوا إِلَى فَيْءِ
الشَّجَرَةِ مَالَ عَلَيْهِ ، قَالَ : فَبَيْنَمَا هُوَ قَائِمٌ عَلَيْهِمْ
وَهُوَ يُنَاشِدُهُمْ أَنْ لَا يَذْهَبُوا بِهِ إِلَى الرُّومِ ، فَإِنَّ
الرُّومَ إِذَا رَأَوْهُ عَرَفُوهُ بِالصِّفَةِ فَيَقْتُلُونَهُ ،
فَالْتَفَتَ , فَإِذَا بِسَبْعَةٍ قَدْ أَقْبَلُوا مِنَ الرُّومِ
فَاسْتَقْبَلَهُمْ ، فَقَالَ : مَا جَاءَ بِكُمْ ؟ قَالُوا : جِئْنَا إِنَّ
هَذَا النَّبِيَّ خَارِجٌ فِي هَذَا الشَّهْرِ , فَلَمْ يَبْقَ طَرِيقٌ
إِلَّا بُعِثَ إِلَيْهِ بِأُنَاسٍ , وَإِنَّا قَدْ أُخْبِرْنَا خَبَرَهُ
بُعِثْنَا إِلَى طَرِيقِكَ هَذَا ، فَقَالَ : هَلْ خَلْفَكُمْ أَحَدٌ هُوَ
خَيْرٌ مِنْكُمْ ؟ قَالُوا : إِنَّمَا أُخْبِرْنَا خَبَرَهُ بِطَرِيقِكَ
هَذَا ، قَالَ : أَفَرَأَيْتُمْ أَمْرًا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَقْضِيَهُ
هَلْ يَسْتَطِيعُ أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ رَدَّهُ ؟ قَالُوا : لَا ، قَالَ :
فَبَايَعُوهُ وَأَقَامُوا مَعَهُ ، قَالَ : أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ
أَيُّكُمْ وَلِيُّهُ ، قَالُوا : أَبُو طَالِبٍ فَلَمْ يَزَلْ يُنَاشِدُهُ
حَتَّى رَدَّهُ أَبُو طَالِبٍ ، وَبَعَثَ مَعَهُ أَبُو بَكْرٍ بِلَالًا
وَزَوَّدَهُ الرَّاهِبُ مِنَ الْكَعْكِ وَالزَّيْتِ</span><br />
<span>“Abu Thalib pergi ke Syam dan Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam pergi dengannya bersama dengan pembesar-pembesar kaum Quraisy.
Ketika mereka menjumpai seorang rahib, mereka singgah dan berhenti dari
perjalanan mereka. Lalu seorang Rahib pun keluar menemui mereka. Padahal
biasanya pada waktu-waktu sebelum itu, rahib tersebut tidak pernah
keluar dan tidak peduli ketika mereka melewatinya.</span><br />
<span>Abu Musa berkata; “Lalu mereka meletakkan perbekalan
mereka, kemudian Rahib itu membuka jalan hingga mereka sampai di
hadapannya. Lalu ia memegang tangan Rasulullah </span><em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em><span> sambil berkata: “Anak ini akan menjadi penghulu semesta alam, anak ini akan menjadi Rasul dari </span><em>Rabbul ‘Alamin</em><span> yang akan di utus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam”.</span><br />
<span>Maka pembesar Quraisy berkata: “Dari mana Anda tahu
hal itu?”. Rahib menjawab: “sebenarnya semenjak kalian tiba di ‘Aqabah,
tidak ada bebatuan dan pepohonan melainkan mereka bersimpuh sujud, dan
mereka tidak sujud melainkan kepada seorang Nabi. Selain itu, aku juga
dapat mengetahui dari stempel kenabian yang berada di bagian bawah
tulang rawan bahunya yang mirip seperti buah apel”.</span><br />
<span>Kemudian Rahib itu kembali ke dalam dan menyiapkan
makanan. Ketika Rahib mendatangi rombongan, Nabi sedang berada diantara
unta-unta. Rahib itu berkata: “tolong utuslah beberapa orang untuk
menjemputnya dari sana”. Maka kemudian Nabi datang dengan dinaungi
sekumpulan awan di atas beliau. Ketika Rahib mendekati rombongan, ia
temukan mereka tengah berebutan mencari naungan dari bayang-bayang
pohon. Anehnya ketika Nabi duduk, justru bayang-bayang pohon itu
menaungi beliau. Kontan si Rahib mengatakan: ‘coba kalian perhatikan,
bayang-bayang pohon justru menaunginya’.</span><br />
<span>Abu Musa berkata, ketika sang rahib berdiri menghadap
rombongan, ia memberi peringatan agar rombongan tidak meneruskan
perjalanan ke Romawi. Sebab jika mereka melihatnya, tentu mereka akan
mengetahuinya dengan tanda-tandanya itu, dan mereka akan membunuhnya’.
Ketika sang rahib menoleh, ternyata ada tujuh orang yang baru datang
dari Romawi dan menemui rombongan. Rahib bertanya kepada mereka: ‘apa
yang membuat kalian datang kemari?’. Rombongan itu menjawab: ‘Begini,
kami berangkat karena ada seorang nabi yang diutus bulan ini. Oleh
karena itu tak ada rute jalan lagi melainkan pasti diutus beberapa orang
untuk mencarinya. Dan kami diberi tahu bahwa ia akan ditemui di rute
ini’. Si rahib lantas bertanya: ‘Apakah dibelakang kalian ada rombongan
lain yang lebih baik dari kalian?’. Mereka menjawab: ‘hanya kami yang
diberi tahu bahwa ia akan ditemui di rute ini’. Si rahib bertanya lagi:
‘Menurut kalian, jika Allah berkeinginan untuk memutuskan sesuatu adakah
orang yang dapat menolaknya? Mereka berkata: ‘Tentu tidak ada’.
Selanjutnya rombongan dari Romawi itu berbaiat kepada si rahib dan
tinggal bersamanya.</span><br />
<span>Rahib bertanya: ‘Saya nasehatkan kalian untuk
berpegang pada Allah, namun siapa walinya anak ini?’. Rombongan Quraisy
menjawab: ‘Abu Thalib’. Si rahib tiada henti-hentinya menasehati Abu
Thalib hingga ia mau mengembalikan Nabi ke Mekkah. Abu Bakar juga
memerintahkan Bilal untuk menemaninya, sedangkan si rahib memberinya
bekal berupa kerupuk dan minyak”</span><span> </span><br />
<span>Hadits ini dikeluarkan oleh At Tirmidzi dalam <em>Jami’</em>-nya (3583), Al Hakim dalam <em>Al Mustadrak</em> (4167), Al Baihaqi dalam <em>Dalail An Nubuwwah</em> (386), Ibnu ‘Asakir dalam <em>Tarikh Dimasyqi</em> (811), Ibnu Abi Syaibah dalam <em>Mushannaf</em>-nya (35852), dan beberapa <em>huffadz</em> yang lain.</span><br />
<span>Sanad hadits ini shahih karena seluruh perawinya
adalah perawi yang dipakai oleh Bukhari dan Muslim. Al Munawi berkata:
“Tidaklah perawi dalam sanad hadits ini kecuali yang dipakai oleh
Bukhari atau Muslim atau keduanya. Namun tentang penyebutan Abu Bakar
dan Bilal statusnya </span><em>wahm</em><span>” (</span><em>Takhrij Ahadist Al Misykah</em><span>, 5/222). Syaikh Al Albani juga berkata: “Hadits ini shahih, namun penyebutan Abu Bakar dan Bilal statusnya </span><em>munkar </em><span>sebagaimana dikatakan para ulama” (</span><em>Shahih At Tirmidzi</em><span>, 3620).</span><br />
<span>Mungkin ada yang bertanya, bagaimana mungkin Abu Musa
Al Asy’ari menceritakan kisah ini padahal beliau baru masuk Islam pada
tahun 9 Hijriah ketika peristiwa perang Khaibar? Sedangkan kisah ini
masih sangat jauh masanya dari itu. Jawabnya, tentu saja Abu Musa Al
Asy’ari mendapatkan kisah ini dari sahabat Nabi yang lain yang tidak
disebutkan. Kasus ini disebut termasuk kasus hadits </span><em>mursal shahabi</em><span>. Dan para ulama pakar hadits menyatakan bahwa </span><em>mursal shahabi </em><span>itu hujjah, karena kaidah mengatakan:</span><br />
<span>الصحابة كلهم عدول</span><br />
<span>“<em>Para sahabat Nabi itu semuanya adil</em>”</span><br />
<span>Dengan demikian kisah ini adalah kisah yang shahih dan benar adanya.</span><br />
<span><em>Wabillahit Taufiq Was Sadaad</em></span><br />
<br />
<span>Rujukan: <em>Shahih Sirah Nabawiyah</em>, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 29-31</span>dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-69320276022839343142012-12-01T19:33:00.000+07:002012-12-01T19:34:00.162+07:00Hakikat dan Buah Ilmu, Sebuah Rahasia KejayaanDari ‘Umar bin Khaththab <em>radhiyallahu’anhu</em>, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat sebagian kaum dengan Kitab ini, dan
akan merendahkan sebagian kaum yang lain dengannya pula.” (HR. Muslim
dalam <em>Kitab Sholat al-Musafirin</em> [817])<br />
Shofwan bin ‘Asal al-Muradi berkata: Aku pernah datang menemui Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>,
maka aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang untuk menuntut ilmu.”
Beliau pun menjawab, “Selamat datang, wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya
penuntut ilmu diliputi oleh para malaikat dan mereka menaunginya dengan
sayap-sayap mereka. Kemudian sebagian mereka (malaikat, pent) menaiki
sebagian yang lain sampai ke langit dunia karena mencintai apa yang
mereka lakukan.” (lihat <em>Akhlaq al-’Ulama</em>, hal. 37)<br />
Dari Anas bin Malik <em>radhiyallahu’anhu</em>, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,
“Sebagian di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu,
kebodohan merajalela, khamr ditenggak, dan perzinaan merebak.” (HR.
Bukhari dalam <em>Kitab al-’Ilm</em>[80] dan Muslim dalam <em>Kitab al-’Ilm</em> [2671]).
Yang dimaksud terangkatnya ilmu bukanlah dicabutnya ilmu secara
langsung dari dada-dada manusia. Akan tetapi yang dimaksud adalah
meninggalnya para ulama atau orang-orang yang mengemban ilmu tersebut
(lihat<em>Fath al-Bari</em> [1/237]).<br />
Hal itu telah dijelaskan oleh Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dalam hadits Abdullah bin Amr al-Ash <em>radhiyallahu’anhuma</em>,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu itu secara tiba-tiba -dari
dada manusia- akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan cara
mewafatkan para ulama. Sampai-sampai apabila tidak tersisa lagi orang
alim maka orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin dari kalangan
orang yang bodoh. Mereka pun ditanya dan berfatwa tanpa ilmu. Mereka itu
sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dalam<em>Kitab al-’Ilm</em> [100] dan Muslim dalam <em>Kitab al-’Ilm</em> [2673])<br />
Ibnul Qayyim <em>rahimahullah</em> berkata, “… Kebutuhan kepada ilmu
di atas kebutuhan kepada makanan, bahkan di atas kebutuhan kepada nafas.
Keadaan paling buruk yang dialami orang yang tidak bisa bernafas adalah
kehilangan kehidupan jasadnya. Adapun lenyapnya ilmu menyebabkan
hilangnya kehidupan hati dan ruh. Oleh sebab itu setiap hamba tidak bisa
terlepas darinya sekejap mata sekalipun. Apabila seseorang kehilangan
ilmu akan mengakibatkan dirinya jauh lebih jelek daripada keledai.
Bahkan, jauh lebih buruk daripada binatang di sisi Allah, sehingga tidak
ada makhluk apapun yang lebih rendah daripada dirinya ketika itu.”
(lihat <em>al-’Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu</em>, hal. 96)<br />
Imam Ibnul Qayyim <em>rahimahullah</em> juga berkata, “Allah <em>subhanahu</em> menjadikan
ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah/bumi
tidak akan hidup kecuali dengan curahan air hujan, maka demikian pula
tidak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan ilmu.” (lihat <em>al-’Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu</em>, hal. 227).<br />
Imam al-Auza’i <em>rahimahullah</em> <wbr></wbr>berkata, “Ilmu yang sebenarnya adalah apa yang datang dari para sahabat Muhammad <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Ilmu apapun yang tidak berada di atas jalan itu maka pada hakikatnya itu bukanlah ilmu.” (lihat <em>Da’a’im Minhaj an-Nubuwwah</em>, hal. 390-391)<br />
Ibnu Rajab al-Hanbali <em>rahimahullah </em>berkat<wbr></wbr>a, “Ilmu tidak
diukur semata-mata dengan banyaknya riwayat atau banyaknya pembicaraan.
Akan tetapi ia adalah cahaya yang ditanamkan ke dalam hati. Dengan ilmu
itulah seorang hamba bisa memahami kebenaran. Dengannya pula seorang
hamba bisa membedakan antara kebenaran dengan kebatilan. Orang yang
benar-benar berilmu akan bisa mengungkapkan ilmunya dengan kata-kata
yang ringkas dan tepat sasaran.” (lihat <em>Qowa’id fi at-Ta’amul ma’al ‘Ulama</em>, hal. 39)<br />
Ibnu Mas’ud <em>radhiyallahu’anhu</em> <wbr></wbr>berkata kepada para
sahabatnya, “Sesungguhnya kalian sekarang ini berada di masa para
ulamanya masih banyak dan tukang ceramahnya sedikit. Dan akan datang
suatu masa setelah kalian dimana tukang ceramahnya banyak namun ulamanya
amat sedikit.” (lihat <em>Qowa’id fi at-Ta’amul ma’al ‘Ulama</em>, hal. 40)<br />
Syaikh as-Sa’di <em>rahimahullah</em> <wbr></wbr>menjelaskan, bahwa ahli
ilmu yang sejati adalah orang-orang yang ilmunya telah sampai ke dalam
hatinya, oleh sebab itu mereka bisa memahami berbagai perumpamaan yang
diberikan oleh Allah di dalam ayat-ayat-Nya (lihat <em>Qowa’id fi at-Ta’amul ma’al ‘Ulama</em>, hal. 50).<br />
Imam Ibnul A’rabi <em>rahimahullah</em> berkata, “Seorang yang
berilmu tidak dikatakan sebagai alim robbani sampai dia menjadi orang
yang -benar-benar- berilmu, mengajarkan ilmunya, dan juga
mengamalkannya.” (lihat <em>Fath al-Bari</em> [1/197])<br />
Lebih daripada itu, ahli ilmu yang sejati adalah yang selalu merasa takut kepada Allah. Allah <em>ta’ala</em> berfirman
(yang artinya), “Sesungguhnya yang benar-benar merasa takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS.
Fathir: 28). Karena ilmu dan rasa takutnya kepada Allah, maka para
ulama menjadi orang-orang yang paling jauh dari hawa nafsu dan paling
mendekati kebenaran sehingga pendapat mereka layak diperhitungkan dalam
kacamata syari’at Islam (lihat <em>Qowa’id fi at-Ta’amul ma’al ‘Ulama</em>, hal. 52).<br />
Masruq berkata, “Sekadar dengan kualitas ilmu yang dimiliki seseorang
maka sekadar itulah rasa takutnya kepada Allah. Dan sekadar dengan
tingkat kebodohannya maka sekadar itulah hilang rasa takutnya kepada
Allah.” (lihat <em>Syarh Shahih al-Bukhari</em> karya Ibnu Baththal, 1/136)<br />
Sa’id bin Jubair <em>rahimahullah</em> berkata, “Sesungguhnya rasa
takut yang sejati itu adalah kamu takut kepada Allah sehingga
menghalangi dirimu dari berbuat maksiat. Itulah rasa takut. Adapun
dzikir adalah sikap taat kepada Allah. Siapa pun yang taat kepada Allah
maka dia telah berdzikir kepada-Nya. Barangsiapa yang tidak taat
kepada-Nya maka dia bukanlah orang yang -benar-benar- berdzikir
kepada-Nya, meskipun dia banyak membaca tasbih dan tilawah al-Qur’an.”
(lihat <em>Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar</em>, hal. 31)<br />
Ibnu Wahb menceritakan, suatu saat Abud Darda’ <em>radhiyallahu’anhu</em> <wbr></wbr>berkata: Aku tidak takut apabila kelak ditanyakan kepadaku, <em>“</em>Hai
Uwaimir, apa yang sudah kamu ilmui?”. Namun, aku khawatir jika
ditanyakan kepadaku, “Apa yang sudah kamu amalkan dari ilmu yang sudah
kamu ketahui?”. Karena Allah tidak memberikan ilmu kepada seseorang
selama dia hidup di dunia melainkan pasti menanyainya pada hari kiamat
(lihat <em>Syarh Shahih al-Bukhari</em> karya Ibnu Baththal, 1/136)<br />
Ibnu Baththal berkata, “Barangsiapa yang mempelajari hadits demi
memalingkan wajah-wajah manusia kepada dirinya maka kelak di akherat
Allah akan memalingkan wajahnya menuju neraka.” (lihat <em>Syarh Shahih al-Bukhari</em> karya Ibnu Baththal, 1/136)<br />
Waki’ bin al-Jarrah <em>rahimahullah</em> <wbr></wbr>berkata, “Barangsiapa
menimba ilmu hadits sebagaimana datangnya (apa adanya, pen) maka dia
adalah pembela Sunnah. Dan barangsiapa yang menimba ilmu hadits untuk
memperkuat pendapatnya semata maka dia adalah pembela bid’ah.” (lihat
Mukadimah Tahqiq Kitab <em>az-Zuhd</em> karya Imam Waki’, hal. 69)<br />
Hisyam ad-Dastuwa’i <em>rahimahullah </em>berk<wbr></wbr>ata, “Demi Allah,
aku tidak mampu untuk berkata bahwa suatu hari aku pernah berangkat
untuk menuntut hadits dalam keadaan ikhlas karena mengharap wajah Allah<em> ‘azza wa jalla.”</em> (lihat <em>Ta’thirul Anfas</em>, hal. 254)<br />
Sa’ad bin Ibrahim <em>rahimahullah</em> pernah ditanya; Siapakah yang
paling fakih (paham agama, pent) di antara ulama di Madinah? Maka
beliau menjawab, “Yaitu orang yang paling bertakwa di antara mereka.”
(lihat <em>Ta’liqat Risalah Lathifah</em>, hal. 44).<br />
Ibnus Samak <em>rahimahullah </em>berkata, “Wahai saudaraku. Betapa
banyak orang yang menyuruh orang lain untuk ingat kepada Allah sementara
dia sendiri melupakan Allah. Betapa banyak orang yang menyuruh orang
lain takut kepada Allah akan tetapi dia sendiri lancang kepada Allah.
Betapa banyak orang yang mengajak ke jalan Allah sementara dia sendiri
justru meninggalkan Allah. Dan betapa banyak orang yang membaca Kitab
Allah sementara dirinya tidak terikat sama sekali dengan ayat-ayat
Allah. Wassalam.” (lihat<em>Ta’thirul Anfas</em>, hal. 570)<br />
Sufyan bin ‘Uyainah <em>rahimahullah</em> <wbr></wbr>mengatakan,
“Barangsiapa yang rusak di antara ahli ibadah kita maka pada dirinya
terdapat kemiripan dengan orang Nasrani. Barangsiapa yang rusak di
antara ahli ilmu kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan orang
Yahudi.” Ibnul Qoyyim mengatakan, “Hal itu dikarenakan orang Nasrani
beribadah tanpa ilmu sedangkan orang Yahudi mengetahui kebenaran akan
tetapi mereka justru berpaling darinya.” (lihat <em>Ighatsat al-Lahfan</em>, hal. 36)<br />
Imam Ibnul Qoyyim<em> rahimahulllah </em>berkata,<em> </em><wbr></wbr>“…
Seandainya ilmu bisa bermanfaat tanpa amalan niscaya Allah Yang Maha
Suci tidak akan mencela para pendeta Ahli Kitab. Dan jika seandainya
amalan bisa bermanfaat tanpa adanya keikhlasan niscaya Allah juga tidak
akan mencela orang-orang munafik.”<em> </em>(lihat<em> al-Fawa’id, </em>h<wbr></wbr>al. 34)<br />
<br />
Sufyan <em>rahimahullah</em> pernah ditanya, “Menuntut ilmu yang
lebih kau sukai ataukah beramal?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya ilmu
itu dimaksudkan untuk beramal, maka jangan tinggalkan menuntut ilmu
dengan dalih untuk fokus beramal, dan jangan tinggalkan amal dengan
dalih untuk fokus menuntut ilmu.” (lihat <em>Tsamrat al-’Ilmi al-’Amal</em>, hal. 44-45)<br />
Abu Abdillah ar-Rudzabari <em>rahimahullah</em> <wbr></wbr>berkata,
“Barangsiapa yang berangkat menimba ilmu sementara yang dia inginkan
semata-mata ilmu, maka ilmunya tidak akan bermanfaat baginya. Dan
barangsiapa yang berangkat menimba ilmu dalam rangka mengamalkan ilmu,
niscaya ilmu yang sedikit pun akan bermanfaat baginya.” (lihat <em>al-Muntakhab min Kitab az-Zuhd wa ar-Raqaa’i</em>q, hal. 71)<br />
Yusuf bin al-Husain menceritakan: Aku bertanya kepada Dzun Nun
tatkala perpisahanku dengannya, “Kepada siapakah aku duduk/berteman dan
belajar?”. Beliau menjawab, “Hendaknya kamu duduk bersama orang yang
dengan melihatnya akan mengingatkan dirimu kepada Allah. Kamu memiliki
rasa segan kepadanya di dalam hatimu. Orang yang pembicaraannya bisa
menambah ilmumu. Orang yang tingkah lakunya membuatmu semakin zuhud
kepada dunia. Bahkan, kamu pun tidak mau bermaksiat kepada Allah selama
kamu sedang berada di sisinya. Dia memberikan nasehat kepadamu dengan
perbuatannya, dan tidak menasehatimu dengan ucapannya semata.” (lihat <em>al-Muntakhab min Kitab az-Zuhd wa ar-Raqaa’i</em>q, hal. 71-72)<br />
Syaikh Abdurrazzaq al-Badr menceritakan: Suatu saat aku mengunjungi
salah seorang bapak tua yang rajin beribadah di suatu masjid tempat dia
biasa mengerjakan sholat. Beliau adalah orang yang sangat rajin
beribadah. Ketika itu dia sedang duduk di masjid -menunggu tibanya waktu
sholat setelah sholat sebelumnya- maka akupun mengucapkan salam
kepadanya dan berbincang-bincang dengannya. Aku berkata kepadanya,
“Masya Allah, di daerah kalian ini banyak terdapat para penuntut ilmu.”
Dia berkata, “Daerah kami ini!”. Kukatakan, “Iya benar, di daerah kalian
ini masya Allah banyak penuntut ilmu.” Dia berkata, “Daerah kami ini!”.
Dia mengulangi perkataannya kepadaku dengan nada mengingkari. “Daerah
kami ini?!”. Kukatakan, “Iya, benar.” Maka dia berkata, “Wahai puteraku!
Orang yang tidak menjaga sholat berjama’ah tidak layak disebut sebagai
seorang penuntut ilmu.” (lihat <em>Tsamrat al-’Ilmi al-’Amal</em>, hal. 36-37)<br />
<strong>Bertakwalah, Wahai Para Penimba Ilmu!</strong><br />
Allah <em>ta’ala</em> berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang
yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan
menjadikan untuk kalian furqan, menghapuskan dosa-dosa kalian dan
mengampuninya untuk kalian. Allah lah pemilik keutamaan yang sangat
besar.” (QS. Al-Anfal: 29)<br />
Tatkala seorang hamba menunaikan ketakwaan kepada Rabb-nya maka itu
merupakan tanda kebahagiaan dan alamat kemenangan baginya. Allah telah
menyiapkan balasan yang melimpah berupa kebaikan di dunia dan di akhirat
bagi orang yang bertakwa. Dalam ayat di atas, Allah menyebutkan bahwa
orang yang bertakwa kepada Allah akan memetik empat keutamaan:<br />
<ol>
<li>Furqan; yaitu berupa ilmu dan hidayah yang dengannya ia bisa
membedakan antara petunjuk dengan kesesatan, antara kebenaran dengan
kebatilan, antara halal dengan haram, antara golongan orang yang
berbahagia dengan golongan orang yang celaka</li>
<li>Dihapuskannya dosa</li>
<li>Pengampunan atas dosa. Kedua istilah ini sama maksudnya jika
disebutkan dalam keadaan terpisah dari yang satunya. Adapun jika
disebutkan secara beriringan, maka yang dimaksud dengan penghapusan dosa
adalah untuk dosa-dosa kecil sedangkan yang dimaksud dengan pengampunan
dosa ialah untuk dosa-dosa besar</li>
<li>Pahala dan ganjaran yang melimpah ruah bagi orang-orang yang
bertakwa kepada-Nya dan lebih mengutamakan keridhoan-Nya di atas hawa
nafsu mereka (lihat <em>Taisir al-Karim ar-Rahman</em>, hal. 319 cet. Ar-Risalah)</li>
</ol>
Ciri orang yang bertakwa itu adalah orang-orang yang menghiasi
dirinya dengan aqidah sahihah dan amal salih; baik amal batin maupun
amal lahiriyah. Sebagaimana telah ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya
(yang artinya), “Yaitu orang-orang yang beriman terhadap perkara gaib,
mendirikan sholat, dan menyisihkan infak dari sebagian rizki yang Kami
berikan kepada mereka. Dan orang-orang yang beriman terhadap apa yang
diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang diwahyukan -kepada
nabi-nabi- sebelummu. Dan terhadap akhirat mereka pun meyakininya.” (QS.
Al-Baqarah: 3-4)<br />
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa ciri utama orang yang
bertakwa adalah mengimani perkara yang gaib. Hakikat iman itu sendiri
adalah membenarkan secara pasti terhadap segala yang diberitakan oleh
para rasul, yang di dalam pembenaran itu telah terkandung ketundukan
anggota badan terhadap ajaran mereka. Memang, yang menjadi ukuran utama
keimanan bukanlah keyakinan terhadap perkara yang terjangkau oleh
indera. Sebab hal itu tidaklah membedakan antara orang yang muslim
dengan yang kafir. Sesungguhnya yang menjadi karakter ketakwaan yang
paling utama adalah iman terhadap perkara gaib; sesuatu yang tidak bisa
kita lihat secara langsung dan tidak kita saksikan (lihat <em>Taisir al-Karim ar-Rahman</em>, hal. 40 cet. Ar-Risalah)<br />
<em>Wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.</em>dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-12140889251624086332012-12-01T19:32:00.001+07:002012-12-01T19:32:18.267+07:00Mempercepat Kesuksesan dengan Amalan Shalat dan Puasa SunahAmalan sunah, terutama shalat dan puasa sunah memiliki keutamaan yang
sangat besar. Salah satunya ialah dapat mengangkat derajat dan
menghapuskan kesalahan, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Hendaklah
kalian banyak bersujud. Sesungguhnya apabila kalian bersujud kepada
Allah sekali saja, akan Allah angkat derajat kalian dan akan Allah
hapuskan satu kesalahan kalian.” (HR Muslim). Dalam satu rakaat shalat
saja sudah terdapat dua kali sujud. Bagaimana jika kita melakukannya 20
rakaat lebih?<br />
<br />
Semakin banyak shalat seseorang, maka semakin tinggi pula derajatnya dan
semakin banyak yang terhapus kesalahannya. Semakin tinggi derajat
seorang mukmin maka semakin dicintai Allah dan makhluk-Nya.
Kecintaan-Nya akan membuahkan hikmah yang sangat besar bagi hidup
seseorang. Jika ia meminta kepada-Nya, Allah akan mengabulkannya
sehingga kesuksesan akan mudah diraih dengan cepat. Di dalam satu hadits
qudsi, Allah SWT berfirman:<br />
<br />
“…Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah
sunah sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, Aku akan
menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi
penglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang
dengannya ia memukul, dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan.
Apabila ia meminta, pasti akan Aku berikan. Apabila ia meminta
perlindungan, pasti Aku beri perlindungan….” (HR Bukhari).<br />
<br />
Dari hadits di atas, jika kita sudah dapat meraih cinta Allah, hidup
akan bahagia dengan kenikmatan yang mungkin saja tidak pernah
terbayangkan oleh mereka yang awam dalam ibadah. Kenikmatan yang mampu
dirasakan secara zhahir dan batin, meteril dan spiritual. Anda tidak
perlu bersusah payah mengejar kesuksesan, karena kesuksesan akan
menghampiri Anda dengan sendirinya. Pasalnya, karena Anda telah bersama
Allah, sehingga apa yang diharapkan akan terwujud dengan cepat sesuai
kehendak-Nya.dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5717367206589921501.post-75273311909184821112012-12-01T19:31:00.001+07:002012-12-01T19:31:27.443+07:00Mempelajari dan Mengamalkan Al Qur’an dan HaditsMempelajari dan Mengamalkan Al Qur’an dan Hadits<br />
Agama Islam merupakan agama yang mengajarkan ummatnya agar hidup bahagia di dunia dan akhirat.<br />
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni`matan) duniawi …” [Al Qashash:77]<br />
Sayangnya, banyak ummat Islam yang tidak mempelajari sumber ajaran Islam
dan mengamalkannya, sehingga timbul berbagai macam bid’ah, aliran
sesat, kerusakan akhlak dan lain sebagainya.<br />
Sebagai contoh, kita sering melihat orang yang beragama Islam, tapi dia
tidak sholat, berjudi, berzinah, korupsi, dan sebagainya. Ada juga ummat
Islam yang terjerumus ke dalam kelompok sesat seperti Inkar Sunnah yang
tidak mengakui dan tidak mau mengikuti sunnah Nabi, atau kelompok
Ahmadiyyah yang tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir dan
lain sebagainya. Hal ini jelas selain sesat juga menimbulkan kemunduran
di kalangan ummat Islam.<br />
Oleh karena itu, ummat Islam perlu mempelajari ajaran Islam berdasarkan
sumber yang sahih, bukan dari sumber yang tak jelas agar tidak tersesat.
Sumber ajaran agama Islam ada 2, yaitu Al Qur’an dan Hadits/Sunnah.<br />
Sabda Rasulullah Saw: “Aku tinggalkan padamu dua hal, yang tidak akan
sesat kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan
sunnah Nabi-Nya.”(HR Ibnu ‘Abdilbarri)<br />
Al-Qur’an adalah kumpulan firman-firman Allah swt yang disampaikan
kepada Nabi, yang isinya dan redaksinya berasal dari Allah SWT, dan
diperintahkan oleh Nabi untuk ditulis oleh para penulis wahyu. Sedang
Hadits atau Sunnah adalah segala perkataan Nabi (juga perbuatan dan
izinnya) dalam mendidik ummatnya sesuai dengan bimbingan wahyu dari
Allah SWT.<br />
AL QUR’AN<br />
Al Qur’an sebagai petunjuk sudah tidak diragukan lagi:<br />
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” [Al Baqoroh:2]<br />
Sebagai seorang Muslim, kita diperintahkan Allah untuk membaca Al
Qur’an, agar bisa mendapatkan petunjuk yang terkandung di dalamnya:<br />
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an)…” [Al Ankabuut:45]<br />
Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, karena itu untuk mengetahui
artinya, hendaknya kita mengartikannya sesuai dengan aturan bahasa Arab
yang baku, bukan dengan tafsiran kita pribadi:<br />
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).” [Az Zukhruf:3]<br />
Jika kita tak paham bahasa Arab, hendaknya kita baca terjemahannya juga
(misalnya dari Depag/Kerajaan Arab Saudi). Kita harus hati-hati membeli
kitab Terjemah Al Qur’an agar jangan sampai yang kita beli adalah
terjemahan dari kaum yang sesat/Yahudi yang justru memelintir maknanya.<br />
Jangan sampai kita khatam Al Qur’an berkali-kali tapi tidak mengerti
artinya sama sekali. Sehingga tidak bisa mengamalkan/mempraktekkan
petunjuk Allah yang ada di dalam Al Qur’an. Orang seperti itu disebut
Allah seperti keledai:<br />
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian
mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab
yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat
Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. ”
[Al Jumu'ah 5]<br />
Terkadang banyak terjadi perbedaan penafsiran, dari yang kecil, hingga yang tidak bisa ditolerir lagi.<br />
Misalnya, ada sebagian orang yang meski ayatnya sudah demikian jelas,
namun mentafsirkannya sedemikian rupa, sehingga bertentangan dengan
makna aslinya. Contohnya ada orang yang dengan alasan kesetaraan gender,
berusaha merubah hukum waris yang ada dalam Al Qur’an serta menolak
ayat An Nisaa:34 yang menyatakan bahwa pria adalah pemimpin bagi kaum
wanita. Hal ini jelas bertentangan dengan Al Qur’an:<br />
“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara
(isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an
dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian
ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk
mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.” [Ali Imron:7]<br />
Jika setiap ayat Al Qur’an ditafsirkan secara berbeda-beda, bahkan
berlawanan dengan makna aslinya, bagaimana kita bisa mengamalkan Al
Qur’an secara benar? Ayat Al Qur’an yang Muhkamaat (jelas) tidak perlu
ditafsirkan lagi, tapi hendaknya diamalkan, sedang ayat yang
mutasyabihat hendaknya kita imani, bukan diperdebatkan sehingga
menimbulkan fitnah.<br />
Jika kita telah membaca dan memahami Al Qur’an, hendaklah kita mengikuti
perintah-perintah Allah SWT yang ada di dalam Al Qur’an dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari:<br />
“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka
ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat,” [Al An’aam:155]<br />
Dengan membaca Al Qur’an, kita tahu bahwa kita diperintahkan untuk
beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan Al Qur’an. Selain itu kita juga
diberitahu tentang masalah Malaikat dan juga hari Kiamat:<br />
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al
Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” [At Taghaabun:8]<br />
“Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat),
dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): “Inilah
harimu yang telah dijanjikan kepadamu”.” [Al Anbiyaa:103]<br />
Jika kita mempelajari Al Qur’an, maka kita akan tahu siapakah Pencipta
segala sesuatu, dan sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah:<br />
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala
sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.”
[Al An’aam:102]<br />
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai
tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera
Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan.” [At Taubah:31]<br />
Jika ummat Islam mempelajari ayat Al Qur’an di atas, niscaya mereka
tidak akan murtad menyembah Tuhan yang lain. Bahkan mereka akan yakin
bahwa ideologi sekuler buatan ilmuwan yang ada tidaklah pantas untuk
menggantikan ajaran Islam yang telah diturunkan oleh Allah SWT.<br />
Dengan membaca Al Qur’an, niscaya kita akan tahu bahwa perintah sholat,
zakat, puasa, haji yang ada dalam rukun Islam itu merupakan kewajiban
dari Allah SWT:<br />
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku” [Al Baqoroh:43]<br />
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” [Al
Baqoroh:183]<br />
Al Qur’an bukan cuma mengajarkan masalah iman dan ibadah kepada Allah
saja, tapi juga mengajarkan untuk berbuat baik terhadap sesama manusia:<br />
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,” [An Nisaa:36]<br />
Di Al Qur’an kita diperintahkan untuk tidak memakan harta orang lain, jujur dalam berniaga, serta bersikap adil.<br />
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran
dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu ingat,” [Al An’aam:152]<br />
Jika ajaran itu diterapkan, niscaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme akan sirna..<br />
HADITS<br />
Ada kelompok yang dengan alasan hanya ingin berpedoman pada Al Qur’an
saja, akhirnya mengingkari Sunnah/Hadits Nabi. Hal ini jelas tidak
benar, karena mengikuti Nabi justru merupakan perintah Allah yang
tercantum dalam Al Qur’an.<br />
“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang
ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.” [Al
A’raf:158]<br />
Al Qur’an hanya memuat garis besar dari perintah dan larangan Allah. Adapun rinicannya, maka Nabilah yang menjelaskannya.<br />
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan
banyak (pula yang)<br />
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.” [Al Maa-idah:15]<br />
“Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan”.” [Asy Syu’araa:115]<br />
Sebagai contoh, di dalam Al Qur’an kita diperintahkan untuk sholat, tapi
bagaimana cara melakukan sholat, misalnya harus diawali dengan niat,
kemudian takbir, dan diakhiri dengan salam itu dijelaskan di hadits
Nabi. Begitu pula perintah lainnya seperti puasa, zakat, haji, dan
lain-lain. Sebagai contoh:<br />
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a katanya: Aku lihat Rasulullah
s.a.w apabila memulai sembahyang, beliau mengangkat kedua tangan hingga
ke bahu. Begitu juga sebelum rukuk dan bangkit dari rukuk. Beliau tidak
mengangkatnya di antara dua sujud” [HR Bukhori, Muslim, Tirmizi, Nasa’I,
Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik, Ad Darimi)<br />
Pada zaman Nabi dan Sahabat, Hadits belum dibukukan. Seiring dengan
perjalanan waktu, di mana akhirnya muncul hadits-hadits palsu, para
ulama mulai memikirkan untuk membukukan hadits, agar bisa dibedakan mana
hadits yang shahih dengan yang dloif (lemah) serta maudlu (palsu), dan
mudah mencari referensi hadits.<br />
Di antara kitab-kitab Hadits, yang terkenal adalah Kutubus Sittah.
Kutubus Sittah berarti “Kitab yang Enam, yaitu kitab-kitab hadits yang
menjadi standar rujukan para ulama dan kaum muslimin untuk menjadi
hujjah bagi persoalan-persoalan agama. Di antaranya adalah Shahih
Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i,
dan Sunan Ibnu Majjah. Lebih dari 90% hadits mengenai masalah hukum,
tercantum dalam Kutubus Sittah.<br />
Kita tidak bisa taqlid atau mengikuti begitu saja tanpa tahu dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits:<br />
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya.” [Al Israa:36]dhttp://www.blogger.com/profile/02187710314857383607noreply@blogger.com0