Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader
dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih
dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran Islam masuk dari dua
pintu.
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah
jalur Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
Jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin
menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir
Barat Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam
adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke
Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan
banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan
Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah
Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. (Baca: Empat Sekawan Ulama
Besar)
Islam Sulawesi
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak
lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi
maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang
mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan
company dagang Portugis yang datang pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di
tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di beberapa daerah. Meski belum
terlalu besar, namun jalan dakwah terus berlanjut hingga menyentuh raja-raja di
Kerajaan Goa yang beribu negeri di Makassar.
Raja Goa pertama yang
memeluk Islam adalah Sultan Alaidin al Awwal dan Perdana Menteri atau Wazir
besarnya, Karaeng Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dakwah Islam telah sampai
pula pada ayahanda Sultan Alaidin yang bernama Tonigallo dari Sultan Ternate
yang lebih dulu memeluk Islam. Namun Tonigallo khawatir jika ia memeluk Islam,
ia merasa kerajaannya akan di bawah pengaruh kerajaan Ternate.
Beberapa
ulama Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal karena pemahaman dan
aktivitas dakwah mereka. Mereka adalah Khatib Tunggal, Datuk ri Bandang, datuk
Patimang dan Datuk ri Tiro. Dapat diketahui dan dilacak dari nama para ulama di
atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubaligh asal Minangkabau
yang menyebarkan Islam ke Makassar.
Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh
Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain sampai ke
Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan
Paloppo.
Islam Maluku
Kepulauan Maluku yang terkenal kaya
dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah ini sejak zaman antik dikenal
dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula Islam lebih
dulu mampir ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan
lainnya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini.
Islam masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi
Ternate pada tahun 1512, raja ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah.
Kerajaan lain yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini adalah
Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah
Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram.
Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah
Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri
pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam dalam
pemerintahannya.
Islam Papua
Beberapa kerajaan di kepulauan
Maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau Papua menjadikan Islam masuk
pula di pulau Cendrawasih ini. Banyak kepala-kepala suku di wilayah Waigeo,
Misool dan beberapa daerah lain yang di bawah administrasi pemerintahan kerajaan
Bacan. Pada periode ini pula, berkat dakwah yang dilakukan kerajaan Bacan,
banyak kepala-kepala suku di Pulau Papua memeluk Islam. Namun, dibanding wilayah
lain, perkembangan Islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu
besar.
Islam Nusa Tenggara
Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara
bisa dibilang sejak awal abad ke-16. Hubungan Sumbawa yang baik dengan Kerajaan
Makassar membuat Islam turut berlayar pula ke Nusa Tenggara. Sampai kini jejak
Islam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar yang
terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali
memeluk Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak
mula.
Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis
datang ke Lombok dari Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini,
beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
Dengan data dan perjalanan Islam di atas, sesungguhnya bisa ditarik
kesimpula, bahwa Indonesia adalah negeri Islam. Bahkan, lebih jauh lagi, jika
dikaitkan dengan peran Islam di berbagai kerajaan tersebut di atas, Indonesia
telah memiliki cikal bakal atau embrio untuk membangun dan menjadi sebuah negara
Islam. (Oleh: Herry Nurdi/Sabili)
0 comments:
Post a Comment
Saudaraku......silahkan berikan komentar antum,,,,, untuk menjadi pelajaran bagiku.... jazakumullah....